"Lo gakpapa?"
"Gakpapa."
"Lo biasanya paling bahagia pas jam terakhir jamkos, sekarang doang mata lo lemes." Chaeyoung mengomentari lagak Lisa yang tidak berubah sejak awal jam pertama sekolah.
Lisa sama saja seperti murid-murid pada umumnya, sangat menantikan waktu jam kosong sekolah. Selain bisa memberikan istirahat pada otak yang terus bekerja selama jam pelajaran, jam kosong atau yang sering disebut sebagai jamkos adalah momen di mana para murid melakukan pepatah 'Sharing is caring' dengan materi berupa gibah yang di dalamnya ditambah majas hiperbola.
Biasanya Lisa juga melakukan aktivitas semacam itu, mengobrol secara leluasa kepada sesama teman sekelas. Akan tetapi, tidak untuk kali ini. Terasa sekali perbedaan aura pada diri gadis itu. Tidak ada hasrat sedikit pun baginya untuk melakukan segala hal, kecuali berdiam diri. Hampir seluruh materi mata pelajaran yang ia lewati hari ini pun tidak bisa ia cerna dengan baik.
Chaeyoung menyadari betul apa yang sedang Lisa rasakan, maka dari itu ia hanya akan diam agar Lisa dapat mempunyai waktunya sendiri untuk berdamai kepada keadaan. Chaeyoung pikir itulah satu-satunya cara untuk menolong Lisa saat ini. Begitu banyak perkara yang harus dimuat di dalam kepala kecil itu. Ketika datang waktu di mana Lisa mengatakan bahwasanya Lisa membutuhkan Chaeyoung, gadis itu akan langsung berusaha sekuat mungkin menghiburnya.
Chaeyoung bergerak tegak untuk pergi ke kantin. Tak ingin membuat Lisa menjadi tidak nyaman, ia berpikir untuk pergi sementara waktu.
Tatkala Chaeyoung beranjak dari kursi, Lisa tidak memberikan respon apapun. Ia tetap berada di alam lamunannya. Bahkan, suara sekeliling tidak membuat gadis itu berhenti melamun.
Sesaat akan mengambil buku teks mata pelajaran berikutnya, seseorang memanggil nama Lisa. "Lis!"
Jennie yang berdiri tepat di sampingnya mengajaknya untuk berbicara sebentar. Tampaknya Jennie akan membicarakan hal yang begitu penting, pikir Lisa. Terlihat dari dirinya yang mengajak Lisa untuk berpindah ke tempat yang lebih sunyi di sekolah.
Keduanya sampai di taman sekolah, yang berada tepat di belakang kelas mereka. Jennie pun memulai percakapannya, memberi tahu apa tujuannya mengajak Lisa ke sini untuk mengobrolkan suatu hal.
"Gue bakal langsung ke intinya."
"Perihal masalah beberapa bulan lalu, gue bukannya mau nyinggung peristiwa itu lagi. Gue tahu mungkin ini bakal ngasih efek yang buruk banget di ingatan lo, tapi gue pikir kalau gue nggak nyinggung masalah ini, lo bakal kehilangan lagi."Jennie menyelesaikan ucapannya. Kemudian menghela napas gusar. Gadis itu lalu melanjutkan kalimatnya, "Lo, jauhin Jeon Jungkook."
Lisa tetap tidak memberikan respon apapun dari ucapan ambigu Jennie. Menunggu gadis bertubuh mungil itu memperjelas kalimatnya barusan.
Jennie merogoh saku roknya, lalu mengambil ponsel pintar miliknya. Tak lama setelah ia berkutat dengan layar ponsel, Jennie menyodorkan tampilan layar kaca ponselnya. Jennie menduganya, reaksi Lisa terbelalak kaget sangatlah wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter - LISKOOK
Fanfiction❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞ (Beberapa bab akan direvisi menurut alur)