laughter | 01

11K 776 42
                                    

Wanita dengan tatapan sayu itu menguap lebar setelah terbangun dari tidur nyenyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita dengan tatapan sayu itu menguap lebar setelah terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia menoleh ke arah jam yang terletak di dinding kamarnya, jam itu sudah menunjukkan pukul 4.50 pagi. Seperti biasanya, Lisa langsung membereskan kasurnya itu lalu mandi.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk wanita berponi itu mandi, 10 menit kemudian ia sudah keluar dari kamar mandi dengan badan yang dibaluti handuk. Dengan sigap ia memakai seragam dan perlengkap lainnya. Tak lupa, parfum vanila juga sudah ia semprotkan ke sekitar permukaan tubuhnya.

Lisa sangat suka wangi vanila, entah kenapa. Menurutnya, wangi vanila itu lembut sehingga tidak terlalu berlebihan jika dipakai. Wangi vanila sudah menjadi sesuatu yang melekat di dalam dirinya, atau sudah menjadi ciri khas seorang Lisa.

"Bi, Lisa pergi ya. Misalkan kak Hanbin udah bangun, bilang aja Lisa mau jalan kaki ke sekolah. Oh iya bi satu lagi, nanti masakin sup ayam ya," ujar Lisa lembut walau kepada asisten rumah tangganya, bi Inah. Selama ini bi Inah lah yang telah merawat dirinya dan kakaknya ketika kedua orang tuanya berada di luar kota untuk masalah bisnis.

Dengan raut muka ceria ia berjalan menuju tempat terfavoritenya, sekolah. Entah apa sebabnya Lisa hari ini ingin sekali jalan kaki menuju sekolah. Mungkin setelah ia tak sengaja kemarin melihat para anak-anak yang pulang ke sekolah bersama teman-temannya sudah membuat Lisa ingin sekali mempraktikkan hal yang sama. Menurutnya, anak-anak itu selalu saja ceria ketika pulang atau pergi ke sekolah dengan jalan kaki.

Raut senyumnya seketika memudar saat merasakan cipratan becek sudah mengenai sebagian seragam sekolah dan juga wajahnya. Remaja wanita itu lalu menoleh ke arah samping kanannya melihat siapa yang akan bertanggung jawab atas masalah yang menimpanya saat ini. Lisa kemudian dengan blak-blakkan tanpa berpikir panjang langsung menguapkan kekesalannya.

"Woi! Lo bisa liat kan apa yang udah lo perbuat? Nih nih lo bisa liat kan? Bibi gue udah capek nyuci dan setrika, lalu lo dengan mudahnya ngotorin? Pokoknya gue gak mau tahu! Lo harus tanggung jawab!" Lisa menunjuk seragamnya yang sudah terdapat noda-noda becek yang lelaki itu ciptakan dengan motor ninja nya itu.

Ketika Lisa kembali mengalihkan pandangannya kepada lelaki itu, ia melirik sekilas seragam lelaki ini, Lisa baru menyadari kalau orang di hadapannya ini merupakan kakak kelasnya. Lihat saja dari seragamnya yang sama dengan lelaki itu dan juga lambang kelas yang tertempel di lengan kanan seragamnya.

Lisa yang baru saja sadar dan merasa tak pantas dengan apa yang baru ia ucapkan tadi menutup mulut dengan kedua tangannya seraya mendelikkan matanya, kaget dengan apa yang sudah ia perbuat kepada kakak kelasnya barusan. Dasar bodoh, ia memang tidak teliti sebelumnya.

Lelaki itu menatap Lisa datar tanpa rasa bersalah sedikit pun. Rasanya Lisa ingin meminta maaf kepada orang di hadapannya ini, namun jika ia meminta maaf, sama saja ia sudah mengalah walaupun ia tidak bersalah dalam hal ini bukan?

Lelaki ini yang bersalah, dan lelaki ini juga yang seharusnya meminta maaf terlebih dahulu, pikir Lisa.

"Naik," ucap kakak kelasnya santai menyuruh Lisa segera duduk di belakangnya. Lisa menatap Jungkook heran, terlihat lipatan di keningnya saat ini. Wanita yang ia suruh sekarang masih menanggapinya dengan ekspresi blank.

Laughter - LISKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang