❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞
(Beberapa bab akan direvisi menurut alur)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kondisi kelas saat ini sedang ramai karena jam kosong yang telah lama tidak mereka rasakan. Usut punya usut, para guru saat ini sedang rapat untuk membahas terkait agenda-agenda pada acara perayaan tahunan atas lulusnya para senior kelas akhir.
Kini, murid para penghujung semester tersebut sedang fokus menghadapi berbagai ujian demi mendapatkan predikat lulus. Namun, tidak sedikit pula dari mereka yang hanya fokus pada ujian masuk universitas.
Lisa yang sedang termenung, menadah dagunya bosan. Terlintas di pikirannya mengenai bagaimana Jungkook mempersiapkan segalanya. Sangat tidak memungkinkan jika murid seperti Jungkook memiliki hobi belajar. Namun, tidak menutup kemungkinan juga untuk lelaki itu belajar walaupun karena tekanan. Ah, memikirkannya saja sudah membuat gadis itu pening.
Dalam situasi ramai seperti saat ini, membaca materi sekolah bukan lah pilihan yang tepat. Sangat tidak nyaman bagi Lisa untuk fokus dalam kelas yang sangat bising.
Alhasil, gadis itu memutuskan untuk pergi menghampiri Juina. Lisa harus menanyakan dress code yang harus ia kenakan nanti malam. "Na, nanti pesta kamu ada dress code?"
"Iya, Lis. Monokrom, tapi dominan warna hitam."
"Oh, oke. Ngomong-ngomong di sekolah yang kamu undang siapa aja, Na?"
Juina bergumam sembari meletakkan jari telunjuknya di bawah dagu, berusaha mengingat nama-nama yang ia undang. "Kalau di sekolah, aku ngga ingat, Lis. Karena kebanyakan yang diundang itu murid yang orang tuanya kenalan orang tuaku. Tapi di kelas, yang bener-bener aku kenal, kayak kamu, Chaeyoung sama Jisoo. Yang datang juga cuma kamu sama Chaeyoung, Jisoo ada urusan lain katanya."
"Maaf ya, Na. Jisoo emang suka sok sibuk, padahal cuma sibuk ga ngapa-ngapain." Juina terkekeh pelan.
"By the way, kamu bakal barengan ya sama Chaeyoung?"
"Kayaknya iya sih, tapi lihat sikon dulu. Aku suka ngaret soalnya, jadi Chaeyoung sering ogahan banget kalo diajakin bareng," gerutu Lisa, Juina mengangguk mengerti.
Suara bel istirahat kemudian berbunyi. Para warga kelas lalu menyerbu ke berbagai arah. "Na, mau ikut ngga? Aku sekalian ke kantin."
Juina menolak tawaran Lisa, gadis dengan rambut pendek dengan perawakannya yang kecil itu berdalih mengurus undangan pestanya. Lisa tak ambil pusing, ia lantas mengejar Jisoo dan Chaeyoung yang tadinya ia tolak untuk diajak makan bersama.
Belum sempat gadis itu menemuka dua sahabat karibnya, ia berpapasan dengan sang pacar, Jungkook. "Kak, mau ke mana?"
"Kelas lo," balasnya singkat.
"Ngapain?"
"Nemuin lo."
"Kenapa? Gue mau ke kantin, sekalian nemuin Jisoo sama Chaeyoung. Atau ngga lo chat gue aja deh, soalnya takut ngga kekejar buat nemuin mereka," ujar Lisa dengan keburu-buruannya, ia malas jika harus memesan makanan sendirian.
