Dengan langkah yang gontai Lisa mulai memasuki area pesta. Suara musik klasik yang mengisi acara turut menambah kesan mewah. Kening gadis itu mulai mengernyit seketika melihat para tamu yang saling berbincang.
Lisa menyadari dirinya salah kostum. Terakhir kali ia berbincang kepada Juina, jika tema pestanya adalah monokrom.
Masa bodoh dengan salah kostum, kini gadis itu tidak mengenali hampir seluruh para hadirin yang datang di pesta Juina. Seingatnya, para tamu ini adalah yang diundang oleh orang tua Juina. Bisa saja, semua tamu didominasi oleh anak rekan bisnis orang tuanya.
Lisa mulai merogoh isi tasnya, mencari kotak kecil yang ia baluti pita sebagai hadiah untuk Juina. Lisa mulai menyoroti para wajah tamu undangan, mencari Juina untuk ia ucapkan selamat dan memberikan hadiahnya.
Para tamu di pesta ini lumayan banyak, sedikit kemungkinan untuknya menemukan Juina sekarang. Lisa pun mengurungkan niatnya untuk mencari sang pemilik pesta sekarang.
Tak berani untuk sekedar mengamati para tamu yang datang, Lisa mulai mengincar tempat duduk. Meski dengan kepalanya yang sering kali tertunduk karena malu, gadis itu memberanikan dirinya untuk tetap berjalan menyisir area pesta.
Ketika berada di tengah perjalanannya menuju meja yang kosong, kepalanya tiba-tiba menabrak seseorang. Lisa menengadahkan kepalanya lalu segera meminta maaf, "Maaf, saya nggak hati-hati tadi."
Matanya bertambah bulat kala mengetahui yang ia tabrak barusan adalah Jungkook. "Kak?"
"Lo ngapain nunduk terus?" tanya Jungkook tatkala melihat Lisa dari area parkir tadi.
Dengan gagap Lisa mulai menjelaskannya, "Oh... Hahaha... tadi nggak sengaja nyium bau aneh aja sih..."
"Mau ke area luar pesta?" Lisa mengiyakan tawaran Jungkook sesegera mungkin. Setidaknya ia bisa menghindari perhatian para tamu di sini.
Lisa yang berada di belakang membuntuti Jungkook turut mengikutinya dari naik tangga ke arah puncak yang terletak tak jauh dari vila Juina. Gadis itu menganga takjub ketika menyadari pemandangan yang sedang ia saksikan tampak begitu indah. Lampu jalan yang menghidupi suasana sangat mendominasi pemandangannya. Begitu pula dengan bulan dan bintang yang muncul malam ini, sangat nyaman bagi siapa pun untuk menikmatinya.
Terselubung rasa senang sekaligus bangga bagi Jungkook kala tahu gadis yang berada di sampingnya itu senang. "Kok lo bisa tau tempat ini Kak?" tanya Lisa bersemangat.
"Ngasal aja."
"Ngomong-ngomong, persiapan lo buat tes masuk universitas gimana? Udah persiapan 'kan? Kalo nggak salah beberapa minggu lagi gitu, bener ngga?" terka Lisa penasaran mengenai proses persiapan Jungkook akan tes yang akan dihadapinya sebentar lagi.
"Nggak ada persiapan. Gue masuk sekolah cuma buat dapetin beberapa sertifikat legal," balas Jungkook dalam sayupnya malam.
Lisa yang mendengarnya seketika heran. "Seriusan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter - LISKOOK
Fanfiction❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞ (Beberapa bab akan direvisi menurut alur)