VOTE-NYA DULU BIAR GA LUPA><
---
Dengan senyuman yang sedang merekah di wajah polosnya, Lisa dengan santai mengatur satu persatu tanaman yang ada di rumahnya. Baik itu tanaman liar maupun bukan, ia tetap memberikan perawatan yang sama saja. Oleh karena itu, tidak heran jika bi Inah sendiri terkadang tidak mempunyai tugas untuk diselesaikan.
Kedua kakak beradik itu sama-sama disiplin jika berurusan dengan penataan rumah. Walaupun, Lisa yang sebagai wanita juga terkadang tidak disiplin jika soal waktu.
Oleh karena tugas yang mesti diselesaikan dapat dikerjakan dalam waktu singkat, bi Inah akan meninggalkan rumah tempat ia bekerja itu setelah 3-6 jam bekerja di sana.
Hanbin ataupun Lisa, keduanya tidak menghiraukan jam kerja bi Inah. Asal makanan siap, serta rumah yang sudah terkontrol rapi saja bi Inah sudah diperbolehkan pulang. Terkecuali, ketika Lisa yang sedang moody-an dan membutuhkan seseorang untuk menemaninya di rumah selain Hanbin.
"Bi, kak Hanbin katanya hari ini mau pulang rada cepetan ya?" Tanya Lisa seketika melihat bi Inah yang bersiap untuk pulang.
Seraya bergumam melantunkan lagu favortinya, bi Inah kemudian teringat akan pesan Hanbin yang memang akan pulang lebih cepat malam ini, "Oh! Iya bener neng. Tapi nih ya, pas bibi tanya kenapa, den Hanbin nggak kasih tahu. Rahasia katanya."
"Dusta banget gak sih bi? Kak Hanbin selalu aja kalau bilangnya gitu pasti bakal pulang larut malem lagi. Kadang aku mumet sendiri dengernya." Rutuk gadis itu rangkaian Hanbin tidak pernah menepati janji untuk pulang lebih awal.
Bi Inah yang menyaksikan kekecewaan Lisa turut bersimpati padanya. "Neng mau bibi temenin gak malem ini? Biar nanti kalau den Hanbinnya beneran bohong lagi, neng Lisa nggak bosen."
Sejujurnya, Lisa sangat menyetujui usulan bi Inah. Tetapi bukankah terlalu kejam untuknya menahan bi Inah sampai larut malam? Sedangkan asisten rumah tangganya itu juga mempunyai keluarga yang harus diurus.
Wajah gadis itu memelas sambil tersenyum haru, "Nggak perlu bi, gakpapa. Lisa semakin nambah umur, rasanya pengen sendiri terus biar ngerasa bebas gitu."
"Walah tumben banget ucapannya berat gitu." Bi Inah kembali tersenyum kagum. "Ya udah, bi Inah tinggal ya, kalau mau makan sudah bibi masakin. Atau kalau mau enak lagi, dipanasin aja di oven."
"Iya bi iya."
Belum sempat bi Inah menginjakkan kakinya ke luar perkarangan rumah Lisa, mobil Hanbin sudah mendahului sampai. Mau tidak mau, bi Inah setidaknya harus mengucapkan salam pamit sebagai asisten rumah yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter - LISKOOK
Fanfic❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞ (Beberapa bab akan direvisi menurut alur)