Bab 1

12.1K 1K 79
                                    

"Uncle Alessio, lihat gaun ulangtahunku yang keempat belas ini, apa ini bagus?"

"Mama meminta seorang desainer dari butik miliknya untuk datang dan dia memberiku banyak pilihan, tapi aku rasa gaun berwarna biru ini sangat pas di tubuhku, bukan?"

"Uncle Alex selalu berkata jika warna biru lembut cocok untukku. Apa kau menyukainya?"

"Kapan Uncle akan kembali? Aku tidak menginginkan hadiah apapun darimu, aku ingin kau berada di sini, Uncle—itu sudah lebih dari cukup."

"Aku merindukanmu, Uncle," bisik Gia lalu mengerucutkan bibirnya, "aku sangat merindukanmu."

Alessio Gattani menatap layar laptopnya yang memutar video keponakannya—Gianna Gattani—dengan senyuman terlukis di bibir. Meskipun dia telah menyaksikan video yang dikirim tiga tahun lalu itu berulang kali, Alessio tidak pernah merasa bosan sedikitpun.

Bukan hanya karena gadis remaja itu tampak sangat cantik dan memesona, tapi cara kedua mata cokelat madu itu menatap ke kamera, seakan-akan saat ini mereka tengah saling berpandangan. Dan mau tidak mau, tingkah laku Gia yang menggemaskan membuat Alessio tidak tahan untuk menarik senyuman.

"Kau memberiku boneka beruang ini?! Uncle tubuhku pendek, bonekanya besar sekali! Bahkan tingginya menyentuh atap kamarku."

Gia memperagakan tangannya ke atas kepala lalu membandingkan diri dengan boneka beruang raksasa di sisinya.

"Lihat!"

Video itu berlanjut pada sosok Gianna yang menunjukkan hadiah ulangtahun dari Alessio. Setidaknya ada duabelas boneka, dua kardus cokelat mahal, dan dua buket bunga mawar yang sangat besar yang Alessio kirimkan pada gadis itu—tiga tahun lalu. Ah ya, Alessio juga membeli satu kedai es krim untuk Gianna Gattani agar gadis itu tidak merengek padanya setiap saat; di telepon karena rindu menikmati es krim cokelat bersamanya setiap akhir pekan.

Gianna menunjukkan dirinya yang tengah memesan es krim. Gadis itu melambai ke kamera. Namun, dalam beberapa detik, raut wajahnya berubah suram.

"Aku sudah mengatakannya padamu, aku tidak ingin boneka atau hadiah apapun. Bukan karena aku sekarang berusia empat belas tahun—aku masih memiliki banyak boneka lain sejak kau memberiku boneka-boneka dengan berbagai macam bentuk," Gianna menghembuskan napas, "aku juga suka es krimnya. Tapi tetap saja, akan terasa lebih baik jika aku memakannya denganmu, Paman."

"Berliburlah dari studimu, Uncle. Aku ingin Uncle menghadiri ulangtahunku. Apa kau bisa mewujudkannya? Berjanjilah padaku, okay?"

Alessio meraih ponselnya dan berniat mengetikkan sesuatu, tapi pria itu akhirnya mengurungkan niatnya, dan menyimpan kembali benda itu ke atas meja. Hanya selang dua menit, ponsel Alessio berdering.

"Halo?" sapa Alessio.

Silvestre Gattani, kakaknya, membalas dengan tenang, "Alessio? Apa aku mengganggu jam istirahatmu? Maaf, di New York pasti jam makan siang sekarang."

"Tidak, aku belum ingin makan siang. Apa ada hal yang ingin kausampaikan? Apa emailku yang kukirim sudah kaubaca?"

"Aku dan Saverio masih mencari jadwal yang tepat untuk kembali melakukan panggilan video. Kami akan membahas beberapa hal mengenai kerjasama di Gat's General, aku akan memastikan ulang pemasukan—"

"Aku tidak ingin menanyakan hal itu, Alex," potong Silvestre tenang. "Savir pasti belum menceritakan apapun padamu, bukan?"

"Maaf, apa mungkin aku lupa?"

"Atau Romero mungkin belum menjelaskan hal ini pada anaknya—Saverio," Silvestre menghembuskan napas.

"Ada apa? Apa sesuatu terjadi di cabang Berlin?"

Under His ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang