Sejak remaja, Gianna Gattani selalu mengagumi pamannya-Alessio Gattani-dan menganggap perhatian lembut Alessio sebagai bentuk perasaan mereka yang sama. Tak peduli Gianna adalah keponakannya.
Tapi tiba-tiba, Gianna mendapatkan kebenaran yang menampa...
Cerita Under His Control telah tersedia di Google Play, Karya Karsa, dan versi pdf.
Google play : cari Under His Control/ Tilly D Karya Karsa : Bisa didukung di @iamtillyd dan klik seri Under His Control Pdf, pesan di admin, WA : 082124089124 (Jangan menelepon ya).
Ada banyak perbedaan signifikan antara Wattpad, cetak, Karya Karsa, Google Play Book dan PDF.
PO diperpanjang sampai tanggal 23 Mei ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Gianna seharusnya terjatuh dari sofa karena dia terbangun terlalu cepat—sebelum kesadarannya terkumpul—gadis itu berusaha untuk bangkit. Namun, ketika ia kemudian memutuskan untuk duduk, Gianna menyadari bahwa dirinya tidak tidur di sofa melainkan di atas ranjang. Bahkan selimut miliknya tampak bergelung di kaki Gia, membuktikan bahwa semalam benda itu menyelimuti tubuhnya.
Apa yang terjadi semalam?
Gianna berusaha mengingat-ngingat apa yang terjadi sebelumnya, tapi waktu tidak memberikan Gia kesempatan, bunyi jam beker yang nyaring memaksa gadis itu segera bergegas ke kamar mandi. Dengan kecepatan kilat, Gianna kemudian memakai seragam dan merias diri di cermin.
Bukankah kemarin Gianna membereskan kamarnya dan memasukan semua benda ke dalam kardus?
Pagi itu, semuanya tampak rapi di tempat semula. Kedua matanya lalu membulat saat Gianna mengingat buku pelajaran yang sepatutnya dia bawa—apa Gia bahkan sudah mengejarkan tugas Matematikanya? Gia mengecek; seluruh soal sudah diisi tanpa sisa. Saat itu juga senyuman Gianna tertarik. Buku Matematikanya seperti bagian puzzle yang menghubungkan ingatan Gia tentang semalam.
"Philia!" panggil Gianna, sukses membuat Philia—salah satu pelayan di mansionnya menoleh.
Philia menghentikan gerakannya membersihkan pajangan di atas meja lalu mendekat.
"Ya, Nona Gia? Apakah Anda membutuhkan bantuan saya?"
"Di mana Pamanku?" tanya Gia panik. "Apa dia sudah pergi?"
"Beliau—"
"Apa kau melihatnya membawa koper? Dia tidak pergi bukan?" cerca Gianna tidak memberikan kesempatan bagi Philia untuk menjawab.
"Phili, jawab aku—"
"Kau bahkan tidak memberikan kesempatan baginya untuk berbicara, Gia," potong Silvestre Gattani—Ayahnya—membuat Gianna menoleh.
