A/N : Versi full cerita ini sudah tersedia di Google Play Book, Karya Karsa dan PDF di admin dengan Whatsapp : 082124089124
***"Good morning, G. Bagaimana harimu kemarin sayang?"
Pagi itu, Gianna bangun lebih terlambat dari hari biasanya. Semua orang telah meninggalkan meja makan. Dan Gianna tahu, di akhir pekan, Ibu dan Ayahnya akan berada di mansion lebih lama—menikmati teh di taman belakang.
"Good morning, Mama." Gianna menyapa Ayahnya, "Papa. Kalian berdua tampak sudah rapi."
"Ngomong-ngomong ... kemarin aku baik-baik saja. Kenapa?"
"Maafkan kami, sayang. Kami tidak menemanimu makan malam," ujar Ibunya.
Gianna mengangguk mengerti. Makan malam sendiri sudah seperti rutinitas bagi Gianna, nyaris setiap hari, karena kedua orangtuanya memiliki kesibukan dengan pekerjaan mereka. Walaupun demikian, Alessio selalu menyempatkan waktu untuk menemaninya. Sebelum pada akhirnya pria itu terbang ke New York.
Di mana pria itu sekarang?
"Hari ini sepertinya kami akan pulang sangat larut. Tapi kau tidak perlu khawatir, Alex akan kemari nanti siang untuk menjemputmu," ujar Silvestre.
"Uncle Alex?"
"Alessio memiliki rapat mendadak tadi malam dengan Romero Moretti. Mereka mendiskusikan beberapa masalah di kantor Papa, Gia. Itulah kenapa ... Alex mungkin memutuskan menginap di apartemennya karena jaraknya lebih dekat," jelas Silvestre.
"Oh iya, semoga kau menikmati es krim dan waktumu—seharusnya Alessio pergi ke pusat produksi hari ini—tapi dia akan meluangkan wakunya untukmu," tambah Arabella.
Kerutan di kening Gianna semakin dalam. Ia tersenyum bingung sebelum berkata, "a-aku tidak mengerti Mama. Papa, apa maksudmu?"
"Bukankah kau meminta agar Alessio berbicara dengan Mama mengenai akhir pekanmu? Kau ingin mengunjungi kedai es krim bersama Pamanmu, dan kami memberikan izin."
"Ah ... itu."
"Kami harus segera pergi."
Arabella beranjak bangkit, wanita itu memberikan kecupan kilat di pipi kanan dan kiri Gianna.
"Aku harus menghadiri Milan Fashion Week. Papamu akan pergi ke Monza. Tapi sebelum itu ... kami sama-sama akan ke butik Mama, banyak hal yang perlu didiskusikan dengan arsitek perusahaan Gattani."
"Mama, tapi aku tidak akan—"
"Please, tetaplah di sisi Pamanmu, okay? Jika kau ingin ke suatu tempat, dia yang akan menemanimu atau jika dia belum datang ... mintalah sopir untuk mengantarmu," bisik Silvestre mengingatkan.
Pada akhirnya Gianna hanya mampu mengangguk pasrah karena dia tidak bisa menjelaskan apapun. Kedua orangtuanya tampak terburu-buru. Setiap hari, mereka sepertinya seakan dikejar oleh waktu. Padahal dulu sekali, saat usia Gianna masih kecil, Arabella Gattani memilih mengerjakan pekerjaannya di rumah. Tapi semakin lama, Ibunya justru mengikuti jejak Ayahnya dengan alasan bosan di mansion.
"Hai, baby!" panggil Leon Vitiello di belakang Gianna.
Gianna nyaris menumpahkan segelas teh di tangannya seandainya ia tidak memiliki keseimbangan. Kedua matanya melotot, menelisik Leon yang mendekap satu buket mawar putih dengan senyuman lebar di bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under His Control
RomanceSejak remaja, Gianna Gattani selalu mengagumi pamannya-Alessio Gattani-dan menganggap perhatian lembut Alessio sebagai bentuk perasaan mereka yang sama. Tak peduli Gianna adalah keponakannya. Tapi tiba-tiba, Gianna mendapatkan kebenaran yang menampa...