-
-
-
-
-Siapa sangka orang yang di kejar oleh umji ternyata orang yang dia kenal sekali, bagaimana tidak mengenal orang yang masih terduduk di belakang lemari dengan cengiran khasnya.
"Lu ngapain ngintipin gw sama teman-teman gw?" Ujar Umji dengan muka serius.
"Gw penasaran kok jam segini lapangan basket Masi kebuka pintunya" ucap orang itu ceplas-ceplos sembari bangun dari duduknya dan memukul belakangnya takut kotor.
"Alasan yang ngak masuk akal lu kan bukan anak basket kenapa bisa tau lapangan basket tutup jam berapa" ucap Umji yang melipatkan tangan di depan dadanya.
"Y...ya gw kan lewat ini sekolahan juga umum semang gw ngak boleh lewat apa" pembelaan orang itu.
"Jawab yang jujur" ucap Umji sembari mendekatkan dirinya kepada orang itu.
"Gw udah jawab jujur Ji" pembelaan orang itu
"JAWAB YANG BENER LUCAS ARDINATA KENAPA LU NGINTIPIN GW SAMA TEMEN-TEMEN GW" teriak Umji yah mungkin sudah tidak bisa menahan kesabarannya.
"GW ADIK ARWAH YANG ADA DI LAPANGAN BASKET" teriak Lucas juga yang sama-sama tidak bisa mengontrol emosinya.
"Adik Jennie? Tapi kok bisa" tanya Umji yang dibuat bingung dengan Lucas.
"Iya gw adik dari Jennie Arabella arwah yang sekarang ini lagi minta pertolongan sama lu dan juga teman-teman lu" ucap Lucas tegas.
Umji di buat pusing 7 keliling dengan ucapan Lucas, dia sedikit tidak percaya dengan ucapan Lucas apa ada sangkut pautnya dengan kematian Jennie atau tidak. Aah pantas saja Lucas pernah bilang kalo Pak Kai termasuk penyebab kematian Jennie.
"Pantes aja lu kemarin-kemarin bilang kalo Pak Kai penyebab kematian Kaka lu" ucap Umji yang mengingat ucapan Lucas.
"Paham juga ternyata lu, iya itu bener kalo Pak Kai adalah biang keroknya tentang kematian Kaka gw" ucap Lucas yang sedikit kesal dengan guru bernama Pak Kai.
Beberapa menit kemudian mereka berdua terdiam dan handphone Umji berdering menandakan ada telepon masuk.
"Hallo" jawab Umji sembari melihat siapa yang menelepon ya ternyata Dio yang menelponya.
"Lu dimana?" Tanya Dio.
"Ruang lukis, kenapa?" Jawab Umji sembari menatap Lucas yang kepalanya di tundukan.
"Lu mau balik Nggak?" Tanya Dio.
"Emang udah selesai ngomongnya" ucap Umji pasalnya cepat sekali mereka berbicaranya.
"Iya, eh gimana anak yang ngintipin kita ketemu" ucap Dio yang penasaran dengan orang yang mengintip tadi.
"Ketemu, kalo besok gw ngajak anaknya boleh" ucap hati-hati Umji karena dia tau kalau Dio itu sensitif jika orang luar ikut campur dalam hal-hal seperti ini.
"Ngajak kemana ji" ucap Dio perasaan dia sam teman-teman nggak bakal kemana-mana.
"Ngajak buat nyari jasad Jennie" ucap Umji mantap sembari menjauhkan handphonenya.
"Lu gila ya ngajak orang tanpa ada alasanya jangan macem-macem Ji. Rahasia kita bisa terbongkar" ucap Dio yang cukup kencang, pantas saja umji menjauhkan handphonenya ternyata itu alasanya.
"Tapi orang ini bisa ngasi informasi ke kita Diooo" ucap Umji menyakitkan Dio agar orang yang ada di depannya ini di perbolehkan untuk ikut.
"Sangkut paut apa dia?" Tanya dio
"Orang ini adalah adik dari arwah Jennie" ucap Umji dengan yakin.
"Siapa namanya?" Tanya Diao yang penasaran dengan namanya
"Lucas. Lucas Ardinata" ucap Umji yang memang mengetahui nama Lucas.
"Ajak dia besok kita kumpul di rumah Irene" ucap Dio
"Oke jam 4 sore kan?" Tanya Umji takut salah informasi dari si kecil Alesa.
"Iya jangan telat, lu mau balik bareng apa sendiri panas nih nungguin lu" ucap Dio yang sedang tersiksa dengan teriknya matahari di lapangan.
"Balik duluan aja ada yang masih mau gw omongin sama Lucas" ucap Umji dan orang yang disebut namanya melihat ke arah Umji.
"Dari tadi kek, yaudah hati-hati di jalan gw matiin dah" ucap Dio yang mungkin sedikit kesal mungkin saja.
Umji memasukan handphonenya ke saku roknya dan menatap ke arah Lucas.
"Apa lagi yang mau lu omongin lagi" ucap Lucas yang menatap balik Umji.
"Maaf yah terkesan kasar jangan marah" ucap Umji yang mendekat kearah ke arah Lucas.
Lucas ingin menghindar tapi susah yang ada dia jatoh ngejeledak ke belakang.
Pukkk....
Pukulan Umji terasa agak sakit di punggung Lucas.
"Jangan insengin dia. Pergi!" Ucap umji, ayok lah Lucas tidak mengerti dengan situasi ini masa Umji berbicara dengan punggungnya.
"Aku suka dengan anak ini dan aku ingin menjaga anak ini" ucap sosok yang ada di punggung Lucas.
"Jangan ada di pundaknya akan kau tidak kasian dengan kingkong ini" ucap Umji yang masih berbicara dengan sosok itu.
Wahh yang benar saja nama Lucas yang begitu bagus sekarang di gantung dengan nama seekor kingkong ayok lah jelek sekali nama nya.
"Baik aku akan ada di sampingnya" ucap arwah itu.
"Bagus akan aku pantau kau sampai besok" ucap Umji yang langsung menjauhkan tangannya dari pundak Lucas.
Lucas merasa pundaknya agak sedikit lebih ringan dari pada yang tadi.
"Gw tunggu besok di sekolah jam 3 jangan telat" ucap Umji yang akan keluar dari ruangan lukis.
"Eehh tungguin" ucap Lucas yang menarik tas Umji.
Dan Umji pun berbalik ke arah Lucas.
"Udah lu ikut aja ajakan gw, mau ketemu sama Kaka lu dan ngebuktiin apa yang sebenarnya terjadi" Ucap Umji menatap Lucas dan Lucas pun menjawab dengan anggukan kepalanya.
"Iya gw mau jam empat kan di sekolah" ucap Lucas
"Iya" jawab Umji.
"Ya udah lu balik sama gw hari ini gw bawa motor ayokkk" ajak Lucas yang menarik tas Umji.
"Eehhh apa-apaan nih gw bisa pulang sendiri" tolak Umji.
"Udah gpp gw lagi Baek harinya" ucap Lucas yang menarik lagi tangan Umji.
Mau gak mau Umji harus ikut kan lumayan dari para dia jalan kaki ke rumah yang lumayan agak jauh si kalo jalan kaki dan terasa dekat dengan kendaraan.
-
-
-
-
-Selamat hari raya Idhul Fitri mohon maaf lahir dan batin bagi yang merayakan. Maafin kesalahan Rara ya di maafin nggak nih.
Dapet THR nggak dari sodara sepupu kalo dapet Alhamdulillah kalo nggak dapet ywdah itu si dl hehehe
Karena kemaren pas aku updet cerita nggak ada yang ngejawab berarti seterah aku yah updetnya berapa part. Oke setuju aja ya.
Terima udah baca cerita Rara jangan lupa vote dan kasi saran buat Rara kedepanya.
See youu.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Horor
HorrorSekolah tunas bangsa ternyataa mempunyai kisah tersendiri, menurut orang lain sekolahan itu terkesan biasa saja, tapi menurut ke 6 siswa siswi yang ada di sana berkata sebaliknya karena mereka ternyata.... penasaran kan sama kisahnya ayok sini baca...