Misteri Lapangan Basket (6)

113 23 1
                                    


-
-
-
-
-
-


Bel sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu dan sekarang jam menunjukan jam 14:25 namun sepertinya hari ini banyak aktifitas dari setiap ekskul masing-masing. Contohnya anak-anak basket yang sekarang sedang berlatih karena tidak lama lagi akan diadakan lomba antar sekolah.

Dugg...dugg...

Pantulan basket yang jatuh dari jaring bola basket

"Semuanya berkumpul saya mau menyampaikan sesuatu" ucap pelatih basket sebut saja Pak Sodikin.

Semua anak-anak basket langsung berkumpul membuat bundaran yang di tengah-tengahnya Pak Sodikin.

"Baik, bapak harap kalian bisa berlatih dengan sungguhan karena akan ada pertandingan antar sekolah pasti kalian tau, buat lah nama sekolah kita menjadi harum di luar sana. Mengerti semua" ucap Pak Sodikin yang memperhatikan anak didiknya.

"Mengerti pak" jawab serentak anak-anak basket.

"Kalo begitu cukup sampai sini saja latihanya kalian sekarang boleh pulang" ucap pak Sodikin

Anak-anak basket langsung pulang kecuali Jeki, Ayen dan Dio yang masih nggan meninggalkan lapangan basket.

"Coba Jek lu tanya tuh tiga serangkai ada di mana"ujar Dio yang menyuru Jeki mengubungi kita serangkai.

Jeki pun menelpon Irene dan katanya mereka bertiga sedang menuju lapangan basket, Jeki pun memberitahu kepada Dio.

Entah insting atau apa Ayen ngerasa agak aneh dengan rak lemari yang terdapat di lapangan basket, pasalnya  letak seperti kurang mengenakkan jika di pandang oleh mata.

"Eeh gw ngerasa aneh dah sama tuh rak lemari" ucap Ayen sembari menunjukkan kearah yang dibicarakan.

"Aneh gimana dah, mungkin Pak Sodikin kali maunya naro disitu" celetuk Dio.

"Yah tapi masa di tengah-tengah tembok begituan kan bisa di pojok sana kaya males aja mindahin" ucap Ayen yang mungkin agak kesal dengan celetukan Dio.

"Ya udah lu pindahin aja kalo begitu" ucap Jeki.

"Heh ngotak dong Jek itu rak lemari gede mana bisa gw mindahin sendiri" kesal Ayen yang rasanya ingin menendangnya pantatnya Jeki.

Yang di omelin cuman ketawa ketiwi nggak jelas.

Tiba-tiba tiga serangkai datang dengan laki-laki yang ada di belakang mereka, hey jangan lupakan laki-laki yang kemarin mengintip mereka ya benar siapa lagi kalo bukan Lukas.

"Wih cas rasa di awali bidadari yang" celetuk Jeki yang menyapa Lukas.

"Iya rasa punya istri banyak gw kalo begini" ucap balik Lukas dan langsung di injek kaki Lucas sama Umji.

"Sakit dongo" ucap Lukas yang kesakitan.

"Jangan bercanda kita semua mau serius sekarang" ucap Irene dengan muka yang cukup serius.

Mereka bertujuh pun langsung duduk di tribun dengan posisi anak laki-laki di atas dan anak perempuan di depan anak laki-laki.

The School HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang