Api mula marak dikawasan kota Vanora. Penduduk dikota tersebut lari bertempiaran.
Jeritan-jeritan dari penduduk memenuhi ruang kota. Pahlawan-pahlawan yang menjaga kota tersebut sedang bertungkus lumus menyelamatkan penduduk disitu.
"BLIZZARD BLADE: AIR SLASH!!"
SWOOSSHHHH!!
Satu hayunan pedang terkena pada seekor makhluk berupa burung menyebabkan makhluk tersebut jatuh menyembah tanah kota Vanora.
"Tuanku."
"Cepat. Kita perlu pindahkan semuanya. Kota Vanora dah tak selamat. Hanya yang terpilih sahaja mampu selamatkannya."
Bunyi bising dari makhluk berupa burung itu mula membingitkan suasana. Terkejut mereka perubahan pada makhluk tersebut.
"Makhluk apa ni?"
"Besarnya."
Medan teleportasi dibuka dimana-mana sahaja.
"CEPAT MASUK!! KITA DAH TIADA MASA LAGI!!"
"Tuanku macam mana?" Tanya salah seorang pahlawan yang ada disitu.
"Beta akan cuba apa yang mampu dilakukan."
"T..tuanku..-"
"Pergi sebelum terlambat. Kalau beta tidak kembali. Tolong pergi ke Isla Castle untuk bantuan."
"KANDA!!"
"DINDA!!!"
"Please, don't leave us. Tolonglah."
Kata Permaisuri Carina. Air mata mulai lebat melihat gelengan daripada Raja.
"I have to stay."
Terasa tubuhnya ditarik didalam pelukkan suaminya.
"Jaga diri dan juga anak-anak kita." Kata sang Raja sambil mengusap perut permaisuri yang sudah sarat itu.
Pelukkan dileraikan lalu dia melutut. Wajahnya didekat pada perut permaisuri.
"Jaga bonda ya anak-anak ayahanda. Ayahanda tak mampu janji untuk pulang dengan selamat. Tapi ayahanda janji akan sentiasa tetap dihati anak-anak dan juga bonda. Ayahanda sayang kalian berdua." Kata Raja Arnan dengan sayu lalu menciumnya.
Semakin lebat tangisan si Permaisuri. Terasa tubuh ditarik oleh dayang istana tapi cuba dirungkaikan.
"Tak..takk..takk...KANDA!!!!" Perlahan-lahan tubuh isterinya menghilang disebalik medan teleportasi.
Air mata disapu kasar. Pandangan daripada pahlawan-pahlawan yang masih berada disitu tidak dihiraukan. Dia melangkah kehadapan. Dia menyeru sebilah pedang.
Aura dingin mulai terasa. Angin kencang mula terhasil.
Para pahlawan mula bersiap siaga.
Pada masa yang sama Permaisuri Carina mulai terasa sakit dibawah. Tangannya mulai menggengan kuat lengan si dayang istana.
YOU ARE READING
ARVEST:THE RISE OF DARKNESS (BOOK 2)
FantasyDunia Rynvania hancur disimbah api lava merah yang masih membara dari sepasang sayap sang naga kegelapan. Armaros tersenyum melihat kehancuran Rynvania setelah mengalah kesemua puak. "Rynvania is mine, now. " Tawanya bergema melihat makhluk kegela...