POV Author
Mentari pagi yang cerah baru saja muncul, namun kelompok Kai sudah berkumpul di sebuah ruangan, yah hari ini mereka yang tidak bisa menggunakan senjata akan dilatih agar bisa menggunakannya, guna melindungi diri dari serangan mayat hidup tersebut, David yang memiliki lisensi menembak pun menjadi coach untuk mereka, ada yang ingin bisa menggunakan senjata api, ada pula yang hanya ingin menggunakan senjata tajam seperti pedang.
"Okey everyone training will start soon please line up neatly." Ujar David.
Semua pun mengikuti instruksi yang diberikan oleh David.
"The first step to using a weapon is, focus. focus on the object you want to shoot, don't have any doubts in yourself, and the most important thing is, your peace of mind, don't let your hands tremble when holding the weapon." Ujar David kembali.
"Jadi David bilang langkah pertama untuk menggunakan senjata api adalah, fokus. fokus kepada objek yang ingin kalian tembak, jangan ada keraguan di dalam diri kalian, dan yang paling penting adalah, ketenangan hati kalian, jangan sampai tangan kalian gemetar saat memegang senjata tersebut." Ujar James sebagai penerjemah bahasa.
"Okay, there is one object, focus your mind, inhale and exhale slowly." Ujar David kembali.
Mereka pun mulai mengambil senjata masing masing, dan mulai fokus untuk menembak objek tersebut.
"Dor dor dor"
Suara tembakan saling bersahutan satu sama lain, David yang menyaksikan nya merasa belum cukup puas dengan kinerja mereka, namun David memaklumi karena mereka baru pertama kali menggunakan senjata api. Sementara di ruang sebelah, hanya ada Nadila dan Kai, Nadila lebih memilih untuk berlatih menggunakan pedang dibandingkan dengan senapan.
"Nah sekarang coba kamu ambil pedang itu nad." Perintah Kai.
Nadila pun berusaha mengambil satu bagian dari Geki Saber, dan satu lagi sudah di pegang oleh Kai.
"Ih berat banget." Keluh Nadila.
"Yah memang berat nad, itu baru satu bagian Geki Saber, gimana kamu pegang keduanya hahaha." Ledek Kai.
"Iiihhh jangan diketawain dong, aku bete ah." Rajuk Nadila.
"Uluh uluh jangan ngambek gitu dong nanti cantiknya ilang, bisa bisa aku berpaling nih." Ledek Kai kembali.
"Oh gitu, kamu mau berpaling dari aku? Oke oke." Nadila semakin bete.
"Engga kok, aku gak akan berpaling dari kamu nad, sebab..." Kai menghentikan perkataannya dan mendekati Nadila.
"Sebab kamu yang sudah mencuri hatiku setelah sekian lama di tinggalkan Frieska untuk selamanya." Ujar Kai.
Nadila tertegun mendengar pernyataan Kai.
"K kamu serius Kai?" Tanya Nadila.
"Untuk apa aku berbohong kepada mu nad. Setelah Frieska meninggal dunia, aku benar benar menutup hati untuk wanita lain, tapi saat kali bertemu dengan mu di apartemen mu, aku jatuh cinta pada pandangan pertama."
Nadila kembali diam seribu bahasa, dan memilih untuk tidak menjawab pernyataan Kai barusan.
"Untuk itu nad, aku ingin selalu ada di samping mu, aku ingin melindungi dirimu, dan..." Kembali Kai tak melanjutkan perkataannya.
"Dan apa Kai?" Tanya Nadila.
"Dan aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya. Maka dari itu, aku bersumpah untuk melindungi mu apa pun yang terjadi, meski nyawaku yang menjadi taruhannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
48 Daybreak
FantasySebuah insiden yang mengubah semua negara di dunia, virus yang tengah di selidiki oleh para ilmuwan mengalami kebocoran hingga mengubah para ilmuwan tersebut menjadi mayat hidup atau lebih di kenal sebagai Zombie dan menyebar ke suluruh dunia termas...