Prolog

2.1K 51 0
                                    

Pagi hari yang sangat cerah, sama seperti pagi di hari hari sebelumnya, perkenalkan namaku Kai Ozu, mahasiswa semester 5 di salah satu Universitas ternama di Jakarta, aku keturunan Indonesia Jepang, ibuku berasal dari Bandung sementara ayahku berasal dari Nara. Kehidupan ku dulu berjalan normal, hingga virus itu datang dan mengubah segalanya.

"Hah hah hah, Sial berapa banyak makhluk itu." Umpat ku kesal.

Saat ini aku tengah berada di kampus, aku tidak tahu darimana datangnya makhluk makhluk mengerikan ini, pihak kepolisian dan TNI pun dikerahkan guna menangani makhluk tersebut, tapi fakta berkata lain, banyak sekali pihak kepolisian maupun tni yang juga berubah menjadi mereka. Aku pun semakin takut akan hal yang terjadi saat ini, tapi aku juga harus tetap bertahan hidup, tanpa pikir panjang aku pun mengambil belati dan senapan yang tergeletak di jalanan dan menembaki makhluk mengerikan tersebut.

"Dor dor dor"

Sudah puluhan makhluk tersebut ku tembaki, namun bukannya berkurang jumlah mereka makin bertambah banyak. Dan saat ini posisi ku berada di dalam sebuah bangunan, aku bersembunyi dari serangan makhluk tersebut, sampai aku mendengar sebuah suara tangisan seorang gadis, antara takut dan penasaran, aku pun mencari sumber suara tangisan tersebut, makin jelas suara tersebut, dan benar dugaan ku, suara tersebut berasal dari dalam.

"Tok tok tok."

Aku pun berusaha mengetuk pintu ini karena dikunci di dalam.

"Apa ada orang didalam?" Tanyaku dari luar pintu.

"Jangan masuk! Kamu pasti sudah tergigit makhluk itu kan?" Ujar gadis dari dalam.

"Tergigit? Tidak aku manusia normal, ayolah buka pintu nya, agar kau bisa memastikannya sendiri." Balas ku.

Tidak ada jawaban dari gadis tersebut, namun aku mendengar suara kunci terbuka, dan benar gadis tersebut membukakan pintu nya, tepat setelah pintu tersebut dibuka gadis itu, dari arah jam 4 aku melihat makhluk tersebut, dan sepertinya dia juga melihat ke arahku, benar dugaan ku, makhluk itu berlari ke arah ku, tapi dengan cepat, aku masuk kedalam ruangan bersama gadis tersebut dan langsung mengunci pintunya kembali dan tak lupa mengganjal pintu tersebut dengan meja.

"Hah hah hah, hampir saja." Ujar ku.

"Kamu gak tergigit makhluk itu kan?" Tanya gadis tersebut.

"Kau bisa memeriksa nya sekarang." Balas ku.

Gadis tersebut pun mulai mengelilingi ku untuk memeriksa keadaan tubuhku.

"Syukurlah kamu gak tergigit." Ujar gadis tersebut.

"Ya, tapi jika aku telat masuk kedalam sini, mungkin akan beda." Balas ku.

"Memangnya kenapa?" Tanya gadis tersebut.

"Jdug jdug jdug"

"I itu suara apa?" Tanya gadis tersebut dengan rasa takut.

"Jika aku telat masuk kedalam sini, mungkin aku akan tergigit, karena suara gedoran pintu barusan ulah makhluk tersebut." Balas ku.

Mendengar perkataan ku barusan sukses membuat gadis tersebut takut bukan main. Aku pun berusaha menenangkannya.

"Tenanglah, aku ada disini, kau tidak perlu khawatir." Ujar ku berusaha menenangkan gadis tersebut.

"A aku takut." Balas gadis tersebut sambil menangis.

"Tenanglah, kita aman di dalam sini, ngomong ngomong aku belum tahu namamu, aku Kai." Ujar ku sambil memperkenalkan diri.

"Aku Nadila." Balas gadis tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
48 DaybreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang