Hari terus berganti, semenjak wabah virus yang mengubah manusia menjadi zombie melanda dunia, ya, seluruh dunia telah terkontaminasi virus ini, virus yang tengah di selidiki oleh para ahli mengalami kebocoran, membuat satu ilmuwan memiliki sikap yang lebih agresif daripada manusia normal, dan menggigit satu persatu ilmuwan yang lain mengakibatkan seluruh para ahli tersebut berubah menjadi zombie, pagi ini langit cukup cerah, aku, Nadila, Jinan dan juga Cindy tengah beristirahat, perjalanan yang semula menggunakan mobil, kini berganti menjadi jalan kaki karena jalan tol yang kami lalui tertutup bangkai mobil yang di tinggalkan pemilik nya, awalnya Nadila menolak untuk meninggalkan mobilnya, tapi setelah ku bujuk, akhirnya ia mau meninggalkan mobil kesayangan nya itu, ya bukan tanpa alasan ia enggan meninggalkan mobil nya itu, mobil itu adalah hadiah ulang tahun nya yang ke 18 dari orang tua nya. Saat kami sedang beristirahat, kami mendengar sebuah suara tawa, kami pun bersembunyi dibalik pohon sambil menunggu siapa pemilik suara tawa itu, semakin jelas suara tersebut, dan dari balik semak belukar, muncul lah 4 orang, 1 pria dan 3 wanita, sama seperti kelompok kami, kami masih terus bersembunyi sambil melihat keempat orang tersebut, ada rasa senang saat mengetahui kami berjumpa orang selamat lainnya, namun ada rasa cemas juga mengingat kami juga harus waspada, siapa tau mereka orang jahat, saat kami bersembunyi, tiba tiba.
"Hatchi"
Cindy bersin dengan suara yang cukup keras, mendengar suara bersin cindy barusan membuat keempat orang tersebut mengeluarkan senjata nya, aku pun dengan sigap keluar dari balik pohon.
"Wow wow tunggu tunggu, jangan tembak kami, kami bukan zombie." Ujarku pada pria tersebut.
"Ada orang selamat lainnya." Balas salah satu wanita itu.
"Kami bukan zombie, jadi tolong turunkan senjata mu kawan." Ujarku lagi kepada pria itu.
"Apa kau orang jahat yang ingin mengambil barang kami?" Tanya pria tersebut.
"Orang jahat? Tidak tidak, kami orang baik, sungguh." Balasku dengan penuh keyakinan.
"Rio, kita bisa percaya mereka, mereka orang baik, tuh buktinya ada cewe juga." Ujar gadis tersebut.
"Ya siapa tau aja mereka orang jahat, omongan sama isi hati manusia kan berbeda." Balas pria tersebut.
"Sungguh kami ini bukan orang jahat, kami sedang beristirahat, kami bersembunyi karena mendengar suara tawa kalian." Ujarku.
"Udah lah Rio, masih mending kita ketemu orang selamat lainnya, itu artinya kan kita bisa saling tolong menolong. Ya kan Brielle." Balas salah satu wanita.
"Iya kak Rio, jangan tembak mereka ya." Balas gadis tersebut.
"Okelah karena kalian yang meminta, siapa namamu?" Tanya pria tersebut.
"Aku Kai, Kai Ozu, dan kau?" Tanyaku balik.
"Aku Rio, Ardika Rio." Balas pria tersebut.
"Senang bertemu dengan mu Rio." Ujarku.
"Maaf atas sikap ku tadi, aku hanya berusaha melindungi mereka, meski 2 orang temanku yang lain memiliki senjata juga." Balas Rio.
"Bukan masalah, aku tau kalian semua pasti waspada takut bertemu orang jahat atau bahkan zombie itu." Ujarku lagi.
"Oh ya perkenalkan, ini teman teman ku, Ini Nadila, ini Cindy, dan ini Jinan." Tambah ku.
"Ini Shani, ini Gracia, dan ini Brielle." Balas Rio.
Akhirnya kami pun menjadi satu kelompok, di antar para gadis lainnya, ku lihat Shani dan Gracia memegang senjata yang tak asing bagiku, ya senjata itu adalah P90.
KAMU SEDANG MEMBACA
48 Daybreak
FantasySebuah insiden yang mengubah semua negara di dunia, virus yang tengah di selidiki oleh para ilmuwan mengalami kebocoran hingga mengubah para ilmuwan tersebut menjadi mayat hidup atau lebih di kenal sebagai Zombie dan menyebar ke suluruh dunia termas...