"Proposal Milad bagus semua kok, cuma ada bagian yang kurang pas gitu menurut saya"
Setelah memutuskan masuk ke dunia OSIS, Langit jadi lebih sering menghabiskan waktu di ruangan ini. Meskipun kadang di kelas juga sambil mengerjakan tugas Osis, Langit ingin menyibukkan diri di bidang ini.
Bukannya apa-apa, Langit hanya tak mau mengingat yang membuat dia sesak.
Menurut dia, setelah masuk Organisasi OSIS hatinya lebih ringan. Perasaan berat yang selalu menyergap setiap dia sendiri, atau disaat dia termenung. Entah kenapa selalu meringan dengan perasaan lega.
Itu sebabnya, Langit tak pernah membiarkan dia melamun. Sekalipun menyendiri, dia lebih memilih mengambil laptop mengerjakan apa saja atau menonton Youtube.
"Mm..... Mister.. " suara lembut dari gadis berambut panjang membuat atensi semua orang teralihkan. Irene Joe Atmaja mengangkat tangan kemudian mengulas senyum tipis meminta izin.
"Iya Irene, kenapa?"
"Jika menurut Mister ada yang kurang, mungkin bisa kami perbaiki lagi. Toh, masih ada waktu sebelum acara resmi kan?" katanya berpendapat. Garis wajah anggun yang cantik dengan sudut bibir nya yang terangkat kecil memandangi guru muda didepan sana.
Pria dewasa itu, Mr. Handra Pamungkas mengangguk kecil menegakkan tubuh. "Iya, lebih baik lagi kalian revisi bersama. Nanti saya akan diskusikan dengan Kepala Sekolah"
Irene mengangguk sopan, "Baik, Mister. Em... Langit ada yang ingin ditambahkan?" tanyanya menolehkan kepala pada Langit.
"Begini Mister, boleh saya tau letak yang kurang pas nya dibagian mana?" setelah mengambil nafas sejenak, Langit bertanya tegas.
"Coba kalian perhatikan di bagian pembelian tiket. Mungkin kurang pas jika waktu yang diberikan hanya satu hari" Mr. Han membuka map, menjawab tenang.
Irene mengangguk kecil fokus pada Macbook, dengan hati lentiknya bergerak cepat di atas keyboard. "Baik, kami akan memperbaiki lagi. Terimakasih atas sarannya ya Mister"
Mr. Han menarik sudut bibir kecil, kemudian beranjak merapikan lengan kemeja hitamnya "Sama-sama. Kalau begitu saya pergi ya, sukses untuk kedepannya"
Semua orang mengangguk, memandangi sosok bertubuh tinggi tegap itu mulai melangkah menjauh dari ruangan. Sampai suara saling menyahut membuat Langit menoleh.
"Jadi.... kapan yuk rapat sambil main di rumah Kak Irene????" namanya Welly Theresia, anggota Koordinator Sekbid 3 bertanya riang melompat langsung duduk di depan Irene.
"Kok di rumah gue?" balas Irene bingung mengernyit heran.
"Ih, kan di rumah Kak Irene itu enak gituu, adem. Mama Kak Irene juga baik, jadi suka deh!" ini Jihan Malfiera yang menjawab. Dengan senyuman lebarnya, sampai dimple nya muncul membuat pemuda disampingnya mencubit gemas pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
To High Over | 🌐 Perwira Series (Hiatus)
Genç KurguCERITANYA RINGAN, TIPE-TIPE GEMESIN (◍•ᴗ•◍) MAU BACA NGGAK? JANGAN BERHARAP LEBIH YA! ▪▪ Langit itu sulit ditebak. Pemuda berahang tegas itu kadang bisa membuat semua orang terpana karena senyuman ramahnya yang ia tunjukkan di lapangan upacara. Juga...