"Mata-mata itu. Aku sudah tau siapa orangnya."
Taehyung menyeringai sembari menatap seseorang yang berdiri tak jauh dibelakang Hyeso dan juga tengah menatap dirinya. Menarik.
Hyeso yang penasaran, mengikuti arah pandang Taehyung. Namun sebelum Hyeso menoleh, orang itu sudah lebih dulu pergi. Sehingga yang ditangkap gadis itu hanyalah orang-orang yang sibuk dengan makanan mereka. Hyeso kembali menoleh pada Taehyung.
"Aku belum bisa memberitahu siapa namanya, karena aku masih ingin memastikannya sekali lagi. Dan jika benar..." Manik mata Taehyung menatap lurus Hyeso yang tampaknya sedang menunggu kelanjutan dari ucapannya.
"Aku akan segera melenyapkannya. Terlalu menganggu jika membiarkan mata-mata seperti itu berkeliaran."
1 minggu kemudian
Polisi telah melaporkan penemuan mayat seorang reporter berinisial J yang menghilang 5 hari yang lalu. Untuk sementara korban diduga meninggal karena kasus pembunuhan. Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut pelaku pembunuhan tersebut.
Hyeso mematikan televisi di kamarnya. Mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia tidak menyangka kalau Junhee sudah meninggal. Kantor redaksi terpaksa diliburkan untuk beberapa hari mengingat kondisi kantor yang sedang tidak kondusif.
Yang benar-benar Hyeso khawatirkan saat ini adalah Areum. Gadis itu beberapa hari setelah Junhee hilang, dirinya juga mulai tidak terlihat. Hyeso sudah berkali-kali menelponnya tetapi tidak ada jawaban. Bahkan ia juga mendatangi apartemen Areum namun nihil. Tetangga flatnya bilang, kalau Areum sudah lama tidak kembali sejak 4 hari yang lalu.
Hyeso total merasa makin khawatir. Hyeso curiga menghilangnya Areum ini ada hubungannya dengan meninggalnya Junhee. Gadis itu bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan nasib teman baiknya.
Seperti malam ini, Hyeso termenung menatap ke jendela kamarnya. Pikirannya berkecamuk, untuk terlelap pun rasanya susah. Hyeso menolehkan kepalanya kala mendengar pintu kamarnya dibuka.
Taehyung dengan pakaian santainya, hoodie abu dan celana kain berwarna cokelat, perlahan masuk ke kamarnya. Duduk dipinggir ranjangnya seraya mengangsurkan secangkir cokelat panas.
"Terima kasih." Ucap Hyeso lirih yang masih dapat didengar oleh Taehyung.
"Kau masih memikirkan temanmu?"
Hyeso menundukan kepala. Maniknya fokus memandangi kepulan asap dari minuman yang tengah digenggamnya dengan kedua telapak tangan. Taehyung menghela napas, menyesap cokelat panas miliknya sendiri dengan pandangan mata yang lurus kedepan.
"Masih ingat dengan yang kukatakan satu minggu yang lalu?" Hyeso mendongak. Kini atensinya hanya tersita pada Taehyung.
"Mata-mata itu?" Tanya Hyeso ragu yang dibalas anggukan kecil oleh Taehyung.
"Benar, kupikir kematian temanmu ada sangkut pautnya dengan mata-mata itu." Ujar Taehyung dengan intonasi yang tenang.
"Lalu Areum? Apa berarti dia juga terlibat dengan mata-mata itu?"
"Kau bilang mereka sempat mengurus siaran bersama bukan? Artinya, bisa jadi temanmu Areum juga terlibat." Jelas Taehyung sambil menoleh pada Hyeso yang kini tampak sedang berpikir.
Beberapa saat kemudian, mata gadis itu membola seakan menyadari sesuatu.
"Apa mungkin yang dilakukan mata-mata itu sama seperti yang kau lakukan pada pemilik percetakan dulu?"
Nice. Taehyung menjentikan jarinya.
"Jadi.. Junhee dan Areum mengetahui tentang identitasnya?" Taehyung mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Black - Kim Taehyung
FanfictionHyeso adalah seorang reporter yang memiliki ambisi tinggi. Dia tidak pernah merasa menyesal akan suatu hal sebelum malam itu tiba. Malam dimana seharusnya dia diam saja di apartemen sambil menikmati coklat panas, bukan malah pergi ke sebuah percetak...