Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

BAB 5: Potret Perempuan Dalam Pelukan Masa Lalu

8.1K 759 19
                                    


Kieva bangun terlebih dahulu sebelum Morgan. Dia menurunkan kedua kakinya ke lantai, lalu melihat ke arah Morgan yang masih tertidur pulas. Ia berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan diri sebelum menyiapkan sarapan untuk Morgan.

Kieva memang memiliki pembantu rumah tangga, tetapi hanya untuk bersih-bersih rumah, mencuci baju dan membantu Kieva ketika dia sibuk. Pembantu rumah tangga itu datang pagi, pulang sore. Sehingga, semua pekerjaan rumah Kieva kerjakan sendiri ketika tak ada Mbak Umpa.

Setelah selesai membersihkan diri, Kieva berpakaian seperti biasa ketika di rumah; rok selutut dan kaus lengan panjang. Dia keluar kamar, kemudian menuju dapur. Dia membuatkan Morgan sarapan sekaligus bekal ke kantor. Bekal tersebut tak hanya untuk Morgan, tetapi untuk dirinya sendiri. Kieva bukan sekadar seorang istri, tetapi dia juga pekerja kantor di penerbitan milik keluarganya.

Sejak menikah, Kieva sudah membicarakan hal ini dengan Morgan, mengenai dia akan tetap bekerja di kantor. Morgan sama sekali tidak keberatan dengan keinginan Kieva itu. Dan keputusan keduanya tepat, sebab hingga lima tahun pernikahan mereka, mereka belum dikaruniai seorang anak. Bayangkan saja, apabila Kieva berhenti kerja, kemungkinan Kieva akan lebih sedih sekarang.

Setelah selesai menyiapkan sarapan dan bekal untuk mereka berdua. Mbak Umpa datang. Kieva membukakan pintu, kemudian ia pergi ke kamar untuk membangunkan Morgan. Pukul enam pagi, dia selalu membangunkan suaminya itu pada jam tersebut.

Kieva kembali ke dapur, sedangkan Mbak Umpa sibuk membersihkan ruang tamu. Pagi itu, Kieva membuat bihun goreng untuk sarapan, sedangkan untuk bekal Kieva membuat ayam kecap dan nasi putih hangat.

"Mbak Umpa, setelah ini tolong siapkan sarapannya di meja, ya. Sekalian buatkan teh hangat seperti biasa." Sebenarnya, Mbak Umpa sudah mengerti pekerjaannya, sebab dia sudah bekerja dengan Kieva tiga tahun. Tapi, Kieva selalu mengatakan hal serupa setiap paginya. Seakan-akan Mbak Umpa baru bekerja beberapa hari.

"Siap, Mbak," jawab Mbak Umpa.

Mbak Umpa berusia tiga puluh lima tahun, usianya tak jauh dari usia Kieva. Makanya, keduanya seperti teman akrab. Kieva sengaja mencari pembantu rumah tangga yang masih muda. Selain gesit dan cekatan, adanya Mbak Umpa seperti teman bagi Kieva, meskipun mereka bertemu beberapa jam saja.

Kieva kembali ke kamar. Dia berganti pakaian yang lebih rapi. Saat masuk kamar, Morgan baru keluar dari kamar mandi. Lelaki itu mengenakan kaus dan celana pendek, tangan kanannya sibuk mengeringkan rambut.

"Sini," kata Kieva. Dia meminta Morgan duduk di kursi dekat meja riasnya. Kieva mengeringkan rambut Morgan dengan handuk, sebelum dia menyalakan hair dryer.

Morgan diam saja ketika Kieva mengeringkan rambutnya. Hal ini sudah sering dilakukan oleh Kieva. Kieva wanita idaman banyak pria, termasuk dirinya. Lalu, Morgan menyentuh jemari Kieva, menghentikan perempuan itu mengeringkan rambutnya.

"Kie," panggil Morgan.

"Iya, Mas?" sahut Kieva.

Morgan melihat Kieva dari pantulan cermin di hadapannya, begitu juga dengan Kieva. "Kemarin aku menyakitimu," ujar Morgan. Tanpa bisa dicegah, Morgan telah menyakiti Kieva ketika dia mengatakan ingin memiliki anak. "Aku minta maaf."

Kieva menarik sudut-sudut bibirnya. Dia selalu menyukai Morgan. Cara dia memperlakukannya, hingga ketika Morgan tak segan-segan meminta maaf apabila dia merasa memiliki salah pada Kieva. Tapi, kali ini, Morgan tidak salah.

Kieva meletakkan alat pengering rambut di atas meja rias, lalu mengalungkan kedua tangannya ke leher Morgan. "Kau tidak salah, Mas. Itu wajar. Aku hanya sensitif kemarin."

Please Say Yes To My Husband [The Wattys Winner 2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang