🖋 04

5.1K 504 7
                                    

~ HUSBAND ~
[ Jichen Ver ]

.
.
.

Hembusan nafas kembali keluar sekali lagi dan sangat perlahan. Chenle memandangi wajahnya dicermin lalu mengamati perubahannya. Tidak ada satupun dari dirinya yang berubah, semuanya baik-baik saja dan dia terlihat seperti dirinya yang biasa.

Tapi chenle masih belum bisa percaya bahwa pria muda yang berada di dalam cermin sekarang adalah istri dari seseorang. Pria itu, Jisung adalah suaminya? Bagaimana mungkin Chenle mengenal Jisung, bagaimana mungkin dalam hitungan jam chenle meninggalkan Jeno begitu saja dan menikah dengan laki-laki yang mengaku sebagai suaminya itu?

Apa dia sudah jatuh cinta pada orang lain? Atau dia hamil di luar nikah dan sekarang sedang mengandung anaknya Jisung? Chenle menyentuh perutnya dan tidak merasakan perubahan apa-apa. Lalu apa alasan pernikahannya? Semuanya masih tidak masuk akal sama sekali, hidupnya benar-benar berubah dalam semalam.

"Siapa di dalam?" chenle terbangun dari lamunannya saat pintu kamar mandi di gedor.

Ini kantor dan seharusnya chenle tidak menggunakan toilet kantor terlalu lama seperti sekarang. Tapi kemana lagi dirinya harus bertanya tentang semua ini? Dia bahkan belum menyapa siapapun sejak pagi tadi.

"Kau sudah selesai?" Suara itu mendesak lagi.

"Ya, sebentar!" chenle merapikan dirinya secepat mungkin dan membuka pintu toilet.

Seorang pria yang juga adalah teman sekantornya memandangnya dengan wajah kesal sebelum masuk ke kamar mandi dan chenle hanya mampu bilang sorry sambil tersenyum dengan ekspresi bersalah. Setelah pria itu dan pandangan kesalnya lenyap, chenle segera melangkah secepat mungkin dan kembali ke ruang kerjanya.


***

Chenle memandangi renjun yang sedang sibuk mengamati sebuah katalog pakaian dalam dengan ekspresi yang sangat cerah.

"Aku ingin membeli yang ini, sepertinya ukurannya pas untukku." Gumamnya.

Chenle hanya tersenyum dan kembali termenung memandangi komputernya, ia ingin menanyakan tentang pernikahannya kepada renjun , tapi bagaimana kalau renjun menganggapnya gila karena melupakan hal terpenting yang terjadi dalam hidupnya?

Ia terbangun pagi ini dan tiba-tiba ada seorang pria yang mengaku sebagai suaminya. Siapa yang percaya dengan itu?

"chenle, kau kenapa?"

Chenle mengerjapkan matanya dan menyadari kalau dirinya sedang memandangi layar komputer yang sama sekali tidak menyala. Maka chenle berusaha menoleh kepada renjun secepat mungkin dan tersenyum untuk menghilangkan kecurigaan.

"Kau bertengkar dengan suamimu?"

Chenle terdiam sejenak, jadi renjun juga tahu? Jadi dia benar-benar sudah bersuami? Chenle masih belum bisa percaya ini sepenuhnya, Chenle dan Oma yang merupakan orang terdekatnya mengatakan kalau ia sudah menikah. Sepertinya chenle harus menemui Jeno untuk menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.

"Tidak, aku cuma merasa perutku agak aneh, kurasa pencernaanku bermasalah." Jawab chenle . Entah darimana datangnya kata-kata itu.

"Lalu kau sedih karena itu? Karena kau belum hamil juga? Aku yakin kalian berdua sedang berusaha keras untuk itu. Jangan bersedih le, cepat atau lambat kalian juga akan segera punya anak."

Kedua alis chenle menyatu.

Pernahkah ia mengatakan kalau dirinya sangat ingin memiliki anak kepada renjun? Dia baru sebulan menikah dan bukan hal aneh kalau dalam kurun waktu sebulan dirinya belum mengandung. Seberharap itukah chenle memiliki anak dari Jisung?

"Kau punya masalah lain?" tanya renjun lagi.

"Tidak! Aku hanya ingat tentang pertemuanku dengan suamiku."

"Kau ingin menceritakannya kepadaku? Aku selalu menanyakan itu, kan? Dan kau selalu merahasiakannya. Bagaimana bisa kalian bertemu? Kau tidak memberi tahu apa-apa tapi memberiku beban untuk merahasiakan pernikahanmu di kantor. Kurasa sebaiknya biarkan orang-orang tahu kalau kau sudah menikah, kau tidak mungkin di demo hanya karena melanggar peraturan kantor yang satu itu."

"Chenle-ssi, kau di panggil Tuan Park!" Sebuah suara menyela. Suara itu berasal dari seorang wanita yang menyembulkan kepalanya di pintu dan segera pergi setelah melihat chenle mengangguk.

"Apa aku akan di marahi karena semua file yang hilang itu?" Tanya chenle pelan. Renjun hanya mengangkat bahu dan kembali ke katalognya sambil bergumam.

"Cepatlah kesana. Jangan terlambat. Jika tidak dia bisa mengamuk lagi dan kantor bisa kembali riuh."

"LAGI? Dia sering begitu?" Tanya chenle keras. Ia segera memperbaiki ekspresi bingungnya saat melihat tatapan heran dari renjun .

Sepertinya ya, Tuan Park sering memarahinya di balik ruangan itu sehingga semua orang tahu. Seingatnya, apapun bunyi yang keluar dari ruangan itu bisa terdengar dari luar, apalagi bila Tuan Park mengamuk.

Chenle menghela nafas lagi, sepertinya dia dan Tuan Park sama sekali tidak akur karena Chenle sudah menghilangkan beberapa file penting. Tapi chenle baru menghilangkannya kemarin dan Tuan Park harusnya baru mulai bekerja hari ini.

Sepertinya dugaan chenle benar kalau ini bukan kehidupannya yang biasa, tapi kehidupan yang lain yang entah bagaimana caranya chenle bisa memasukinya. Chenle meninggalkan meja kerjanya dan segera melangkah menuju ruangan orang nomor satu di kantor itu kemudian mengetuk pintu beberapa kali hingga sebuah suara mempersilahkannya masuk.

Itu artinya ia harus membuka pintu itu sendiri? Tuan Jaehyun selalu membukakan pintu untuk siapapun yang masuk keruangannya. Sepertinya Tuan Park adalah orang yang angkuh.




.
.
.

Husband

.
.
.





Perlahan chenle membuka pintu dan masuk sambil menunduk dalam. Ia akan mendapat amukan, itu yang ada di benaknya. Secepat mungkin chenle kembali berusaha menutup pintu dan berdiri tegang saat melihat seseorang yang duduk di kursi Bos.

Seseorang yang tidur di sampingnya tadi pagi, menyeka rambutnya dan menatapnya dengan penuh kasih. Seseorang yang mengaku sebagai suaminya. Chenle menatap papan nama yang ada di atas meja kerja.

PARK JISUNG.

Dia menikah dengan Bos? Itukah yang membuatnya meminta renjun untuk merahasiakan pernikahannya di kantor? Dan sepertinya kebiasaan marah-marah Tuan Park juga dibuat-buat untuk menutupi hubungan mereka yang sebenarnya.

Chenle mendekat kemeja kerja dan harus berdiri di hadapan Tuan Park yang memandanginya dengan tatapan aneh, ia merasa kikuk.

"Ada apa Tuan?" chenle berkata dengan ragu, suara yang sangat pelan itupun harus di keluarkan dengan paksaan ekstra dari mulutnya.

"Duduklah."

chenle mengangguk lalu duduk di hadapan Jisung. Sesekali matanya bertemu pandang dengan mata pria itu dan membuat chenle membuang pandangannya ke arah lain. Pria itu tidak berhenti memandanginya, ia pun harus mendapatkan kegugupan ekstra karena itu.

"Ada yang harus saya kerjakan? Atau anda akan marah-marah lagi?"

Jisung menyodorkan sebuah memo kepada chenle di atas meja.

   Kau tunggu aku di taman belakang      gedung. Untuk Lunch kita hari ini kau yang pilih tempatnya. Aku tidak bisa banyak bicara tapi sangat banyak yang ingin kutanyakan kepadamu tentang kejadian tadi pagi. Sekarang keluarlah dan lanjutkan pekerjaanmu!









[ TBC ]

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [Jichen/Chenji Ver] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang