🖋 17

3.2K 319 3
                                    

.
.
.


"Hao belum tidur?" Tanya Jisung begitu ia sudah berada di atas ranjang yang sama.

"Dia tadi siang sudah tidur, jadi
sekarang aku kesulitan untuk membuatnya mengantuk. Bisa bantu aku?" Jisung menaikkan sebelah alisnya.

"Apa yang bisa ku bantu?"

"Bantu aku menggosokkan krim ini
di punggungku." Jawab Chenle sambil menyodorkan sebotol krim yang rutin
digunakannya.

"Agak sulit mengoleskannya di daerah punggung."

"Kau memakai barang-barang semacam ini?"

"Itu hanya krim untuk menyegarkan kulit. Lagipula produk ini khusus untuk pria, kalau kau mau kau juga bisa memakainya."

"Tidak. Aku tidak terbiasa memakai
hal-hal semacam ini."

Kemudian Jisung mengambil botol krim yang Chenle sodorkan dan bergerak menghadap punggung Chenle. Chenle akan mengendurkan handuknya?

"Tidurkan Hao dulu. Aku akan melakukannya setelah Hao tidur." Chenle menoleh ke belakang berusaha menatap wajah Jisung.

"Kalau begitu tidak akan kering sebelum waktu tidur!"

"Aku juga tidak bisa membiarkan Hao melihatku menyentuhmu. Ayahnya bisa dipastikan tidak pernah menggosok punggung ibunya yang hanya memakai handuk di depan Hao."

Jisung kembali meletakkan botol
itu di tangan Chenle dan berbaring. Chenle termenung sesaat begitu melihat Jisung memejamkan mata. Jisung akan segera tidur dan dia tidak akan menepati janjinya.

Chenle memandangi jam di dinding dan sadar kalau sekarang memang sudah waktunya untuk Hao tidur. Hao agak susah di bujuk, tapi dengan sabar Chenle terus berusaha membujuknya agar Hao mau berbaring dan tidur.

Bocah itu akhirnya terlelap sambil memeluk botol susunya. Empat tahun dan masih minum susu dari botol? Seharusnya Hao sudah belajar untuk minum susu dari gelas.

Chenle berbaring setelah memastikan Hao benar-benar sudah terlelap tapi dirinya masih belum mengantuk. Tadi siang Chenle juga tertidur saat menemani Hao tidur sehingga sekarang ia mengalami kesulitan untuk memejamkan mata.

Chenle berbalik sebentar memandangi wajah Jisung yang sudah tenang diiringi nafas yang teratur. Dia sudah tidur. Hao menggeliat dan memeluk Chenle lagi dan mengigau dengan sebutan Mommy. Anak itu masih merindukan ibunya.

"Hao sudah tidur?" Suara Jisung berbisik. Chenle kembali menoleh pada Jisung yang berbaring di belakangnya. Matanya sudah memerah menandakan kalau dia sangat lelah.

"Tidur saja. Aku tidak masalah jika tidak memakainya malam ini."

"Aku ini orang yang menepati janji." Jawab Jisung. Dia bangkit dari tempat tidur dan mengambil krim yang berada di kaki ranjang.

"Kita ke kamar lain saja!"

"Di sini saja. Hao sudah tidur. Bagaimana kalau dia terbangun dan menangis?

"Lebih baik dia berteriak dan menangis karena terbangun dan tidak melihat siapa-siapa daripada terbangun dan melihatku sedang meraba paman-nya yang setengah telanjang." Jisung memandangi Chenle yang masih belum mengenakan pakaiannya. Chenle masih mengenakan handuk untuk menutupi punggungnya.

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [Jichen/Chenji Ver] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang