🖋 𝖑𝖆𝖘𝖙 𝖕𝖆𝖗𝖙

3.1K 275 6
                                    

New Cast
.
.
.

Park Jae-Hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Jae-Hyung










Chenle memegangi kepalanya, ia sudah menyiapkan segala hal yang memungkinkannya untuk pergi. Jisung sudah menemukannya dan dalam waktu dekat semua keluarganya pasti akan tau.

Chenle beruntung karena selama ini ia selalu berusaha untuk bersikap hati-hati dengan membawa semua surat pentingnya kemana pun ia pergi. Jadi dia bisa melarikan diri kapan pun dia mau. Chenle bahkan tidak datang untuk menemui Jisung di Coffee Shop sore ini seperti janjinya.

Ia beruntung, JaeHyung atau kerap dipanggil Jae yang merupakan bosnya memaksanya untuk ikut ke pesta sehingga kata-kata 'Pekerjaan adalah hal terpenting saat ini' tiba-tiba saja merasukinya.

Sejak kapan Chenle suka bekerja? Sejak membandingkan akan pergi ke coffee Shop lalu duduk bersama Jisung untuk mengenang semua kejadian buruk atau menyibukkan diri dan melupakan semuanya? Chenle menggenggam lengan Jae dengan risih karena Chenle tidak terbiasa dengan hingar bingar pesta.

"Boleh aku pulang sekarang?" Bisik Chenle di telinga Jae. Laki-laki itu memandangnya kesal.

"Pulang? Kita baru saja sampai."

Chenle menghela nafas, Jae tidak mengizinkannya untuk pulang. Tapi juga tidak meninggalkan Chenle begitu saja seorang diri.

Hari ini Jae benar-benar memperlakukannya sebagai seorang teman. Jae juga mengajaknya menikmati wine yang diambilnya sendiri untuk Chenle dan berkeliling menemui teman-temannya.

Ia juga memperkenalkan Chenle sebagai asistennya dengan penuh kebanggaan, seorang asisten dari Korea (meskipun pengetahuan chenle tentang mode tidak secemerlang dugaan semua orang terhadapnya). Segelas wine telah habis dan Jae memberikan Chenle segelas lagi yang baru diisi.

Chenle mengeluh, ia ingin pulang. Sangat ingin pulang. Ia harus menyiapkan banyak hal untuk melarikan diri dari Jisung.

"Aku belum bisa pulang ya? Kapan aku boleh pulang?" Chenle memberanikan diri bertanya kepada Jae untuk kesekian kalinya.

"Sekarang belum boleh karena aku akan memperkenalkanmu dengan adikku. Ah, itu dia!"

Chenle menoleh ke arah yang Jae tunjuk. Ia terperangah lagi, ingin berontak. Lagi-lagi Jisung ada di hadapannya seolah-olah mereka berdua sangat berjodoh.

Chenle berusaha menolak ajakan Jae dan mengatakan itu tidak perlu, ia harus melarikan diri sebelum Jisung melihatnya. Tapi terlambat, Jae memegangi tangannya dan Jisung sudah terlanjur melihatnya.

"Kenapa kau terlambat?" Jae memukul lengan Jisung, orang yang disebut-sebut sebagai adiknya. Jisung melirik Chenle sesaat.

"Aku ada janji dengan seseorang tadi. Sayangnya dia tidak datang, padahal aku sudah menunggunya."

𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 [Jichen/Chenji Ver] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang