i love every inch of you

486 65 4
                                    


TW // SELF-HARM , MATURE SCENE



semalam adalah malam terpanas yang pernah mereka lewati berdua. setelah 3 bulan berpacaran, baru kemarin malam akhirnya mereka mendesahkan nama masing-masing. bercinta dibawah sinar bulan purnama yang menyelusup masuk lewat jendela kamar, yang sialnya membuat jaeyun terlihat benar-benar indah dimata jongseong. yang pada akhirnya membuat keduanya harus tahan membuka mata berjam-jam karena kegiatan melelahkan itu.

jaeyun perlahan membuka matanya. melirik ke arah jam digital di nakas, menunjukkan pukul 10.53 pagi. jaeyun terkejut karena ini sudah waktunya dia bekerja, lalu menghela napas saat teringat hari ini adalah minggu. ia merebahkan dirinya kembali ke kasur, membalikkan tubuhnya ke arah sang pacar yang masih terlelap di alam mimpinya. ia menatapi wajah itu lekat-lekat. rahang tegas, hidung bangir, mata elang, begitu sempurnanya jongseong dimatanya.

ia mengelus pipi jongseong lembut, "how lucky i am to have you, kak jongseong. you are literally the definition of perfect." bisiknya pelan, sebuah senyum manis terlukis di bibirnya.

jaeyun agak tersentak saat pergelangan tangannya yang masih berada di pipi jongseong kini digenggam oleh pemuda itu, "then you are the definition of immaculate, baby." ucap jongseong sambil membawa tangan jaeyun ke depan bibirnya, lalu mengecupnya sekilas, "good morning, sweetie pie."

"uh... i dont deserve the word immaculate, kak."

"kenapa begitu, baby?"

"uh... you know, last night..."

jongseong tahu persis apa yang dimaksud jaeyun. his scars. kegiatan panas mereka semalam mengharuskan keduanya menanggalkan pakaian masing-masing. dan jongseong tidak buta untuk tidak melihat luka-luka goresan pisau yang ada di sekitaran paha atas jaeyun. jujur ia sedikit kaget karena ia kira selama ini jaeyun hanyalah anak periang yang memiliki banyak kenalan di kantor mereka, yang tampak seolah tidak pernah memiliki beban apapun karena selalu dengan tulusnya terseyum kepada siapapun yang ia temui di kantor. ia juga tidak habis pikir mengapa jaeyun menyembunyikan ini darinya, ia jadi agak merasa bersalah karena dia tidak bisa menjaga jaeyun.

dan mau tak mau, malam itu mereka harus bercinta gelap-gelapan--demi kenyamanan jaeyun--padahal jongseong ingin sekali melihat tubuh putih menggoda itu berada dibawah kungkungannya, mengilap indah karena keringat yang gilanya terasa manis di lidahnya. untung saja jendela kamarnya sedikit terpapar cahaya bulan, ia jadi masih bisa melihat pemandangan bak surga itu walau hanya sedikit.

jongseong lalu mengecup pelan bibir kekasihnya, "sssh... baby. kau tahu apa? justru semua itu membuatmu semakin indah dimataku. your scars, your imperfection makes you more than perfect for me."

tanpa aba-aba, setetes air mata lolos dari mata indah yang lebih muda, "hiks... why.. are y-you... hiks... being like t-this.."

jongseong yang emang aslinya panikan kalau jaeyun nangis agak kalap, "eh? kenapa, baby? did i say something wrong? did i hurt you?"

jaeyun geleng cepat, "n-no.. it's just... why did you say th-that... you literally have the most perfect body.. hiks.."

jongseong lalu bangun dari rebahannya, duduk menyandar ke headboard. ia lalu menepuk pahanya sendiri, "sini, duduk dipangkuan kakak."

"b-but im still naked..." ucap jaeyun malu-malu.

"yeah me too, plus kakak sudah melihat semuanya semalam, jaeyun. gak usah malu-malu begitu, ayo sini duduk. i wanna show you something."

jaeyun lalu menuruti perintah jongseong, ia dengan hati-hati mendudukkan pantatnya diatas pangkuan kakak pacarnya karena demi tuhan, bagian itu sangat sakit akibat kegiatan semalam. ia lalu mengalungkan kedua tangannya di leher jongseong, "kakak mau tunjukin apa?"

jongseong tersenyum manis menatap pacar imutnya itu, ia menangkup kedua pipi gembil dengan rona merah muda itu, "i wanna show you that..." ia mulai mengecupi seluruh wajah jaeyun, lalu turun ke leher dan tulang selangkanya, "i love every inch of you." katanya sambil melanjutkan aksi mengecupi seluruh inci dari tubuh jaeyun.

selesai dengan bagian atas, jongseong lalu mendorong tubuh yang lebih muda hingga jaeyun jatuh ke kasur, lalu menciumi bagian perut bawah jaeyun--yang membuat jaeyun tertawa karena geli.

ia lalu sampai di bagian paha atas jaeyun, dimana semua luka itu berada. dengan telatennya ia mengecupi satu-persatu luka itu, sambil menggumam, "i love you, jaeyun. i love you. i love you. i love you." dan terus mengatakan itu sampai seluruh tubuh jaeyun ia pastikan sudah ia ciumi.

"see? even with these beautiful scars... i am still in love with every inch of you, little puppy."

"h-hiks... i love you even more, kaak.." kata jaeyun sambil memeluk leher jongseong, membuat yang lebih tua menindih tubuhnya.

jongseong yang merasa kurang nyaman dengan posisi ini karena tentu saja adik kecilnya bangun--lalu merebahkan dirinya disamping jaeyun, "no, baby. i love you much much more. dan please, tolong janji sama kakak, jangan lakukan itu lagi ya? kamu bisa berbagi masalah apapun ke kakak, jaeyun. you also promised to be always open to each other, remember?"

jaeyun mengangguk pelan, "hum! aku juga udah nggak gitu lagi sejak pacaran sama kakak... you are anything i could ask for so... i don't have time to do that anymore since all i was doing all this time was just thinking of you."

"hahahah bisa aja kamu, pacar kakak sekarang udah bisa gombal ya?"

jaeyun nyengir lucu, "kan diajarin kakak!"

"pinternya..." ucap jongseong mengelus pucuk kepala jaeyun, "tapi lebih pinter lagi kalau bantu tidurin punyanya kakak lagi, sih."

"hih! kok bangun, sih?! kakak mesum banget??!"

"loh, kan tadi kamu yang bikin kakak nindihin kamu? yang mesum siapa?"

"kakak lah!!" kata jaeyun lalu memalingkan wajahnya, malu.












finished.

A/N. i dedicated this chapter for all the people who suffered from self-harm. sebagai reminder untuk diriku sendiri dan kalian-kalian yang baca ini kalau self-harm itu bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan--of course we all know that. aku tau, kadang susah banget buat gak ngelakuin itu, karena somehow kita ngerasa lega kalau abis lukain diri sendiri. kayak bebannya lepas aja gitu. tapi balik lagi, ini semua lebih baik nggak untuk dilakukan ya, cantik. Tuhan udah kasih tubuh kita dengan keadaan yang bagus, masa kita dengan seenak hati ngerusakin, kasarnya sih nggak tau terima kasih banget, dong? jadi untuk siapapun yang pernah kepikiran buat lakuin itu, jangan ya.

dan untuk yang terlanjur ngelakuin, tetep inget bahwa kamu itu cantik dengan semua scars yang ada di tubuhmu!! anggep aja itu adalah tanda perjuangan kamu karena masih bertahan selama ini. and please please try to stop doing it, okay?

oiya btw tolong tegur aja ya, kalau misalhya bahasa di chapter ini terlalu mature / vulgar :( aku takut sbnernya nge up chapter ini karna mreka masi kicik tapi aku buat kaya gtu :( tapi ya mau gmn lagi kan ceritanya ke-gep self-harm...











sweet • 2jTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang