manhattan.
mendengarnya saja dapat membuat pikiran judas melayang jauh memutar kembali memori enam tahun lalu yang indah namun juga menyakitkan pada saat yang sama.iya. cerita itu dimulai ketika ia masih bekerja di salah satu bar terbaik di kota yang tak pernah tidur itu. sialnya, ia kebagian shift dari tengah malam sampai jam setengah enam pagi.
awalnya, ia enggan mengambil pekerjaan itu saat mengetahui jam kerja yang sungguh tidak manusiawi menurutnya kala itu--namun tetap ia ambil karena dirinya hanyalah mahasiswa perantauan yang kerap kehabisan uang di akhir bulan--dan berakhir dengan mensyukuri pembagian jam kerjanya.
judas ingat persis pertama kali ia bertemu dengan pemuda itu--bahkan kepalang hafal dengan semua detail yang terjadi hari itu, bagaikan suatu memori yang sudah sepatutnya ia hafal di luar kepala. hari itu adalah 12 maret, di tengah suhu dingin musim semi saat fajar, ia bertemu pemuda itu.
hari itu, selepas menyelesaikan shift kerjanya, seperti biasa judas selalu pergi melihat salah satu dari sekian banyak keajaiban manhattan yang selalu diagung-agungkan orang-orang--kecantikan sunrisenya. jadi, alih-alih melajukan mobil temannya ke utara menuju studio kecil yang ditinggalinya, ia membelokkan stir nya ke arah corlears hook, tentunya untuk berburu pemandangan indah yang selalu menjadi incaran para new yorkers untuk setidaknya satu jepretan foto.
dirinya sedang duduk di bangku taman kota menghadap east river yang membentang luas membelah negara bagian new york ketika seseorang tiba-tiba menawarkan sekaleng soda kepadanya. tentunya dengan agak terkejut, judas menjulurkan tangannya untuk mengambil soda itu. tidak lupa membisikkan terima kasih yang bahkan nyaris tak terdengar oleh lawan bicaranya.
kota itu,--tempat pertama kali ia bertemu dengan pemuda itu--manhattan, sejujurnya lebih terdengar seperti man, hat dan tan di indera pendengaran judas. iya, a tan man with a black hat, seperti itulah kira-kira gambaran pemuda bersurai pirang itu pada kali pertama judas melihatnya.
it was a good first impression to be honest, cause he looked hella good in all black with a bit of sunrise gleams that glowed on his beautiful tanned skin.
keduanya sama-sama bungkam untuk waktu yang lama--mungkin karena terlalu terpana dengan pemandangan menakjubkan matahari terbit di timur salah satu kota paling sibuk di dunia--sebelum akhirnya si pemberi soda membuka pembicaraan yang sukses membuat judas menjatuhkan rahangnya.
pasalnya, pemuda itu dengan tegas memberi pernyataan bahwa ia tidak suka matahari--sambil memandang penuh kagum ke arah matahari yang mengintip dari ujung semesta sana. judas lalu menanggapinya dengan pertanyaan 'lalu apa yang kau lakukan disini?'
pertanyaan itu lalu direspon dengan kekehan ringan. setelahnya pemuda itu bilang yang ia lakukan disini adalah untuk bertemu judas--yang tentunya membuat pemuda yang bahkan belum genap berusia dua puluh itu terheran-heran, karena jika ia tidak salah ingat, ini adalah pertemuan pertamanya dengan pemuda itu--bagaimana bisa pemuda itu dengan entengnya berkata ia sengaja menemui seseorang yang belum pernah ditemuinya pada saat fajar dimana seharusnya semua orang masih sedang terlelap dalam bunga tidurnya?
sebelum judas sempat mengutarakan pertanyaan yang menyelimuti benaknya, pemuda berambut pirang itu lebih dulu pamit undur diri karena shift kerjanya akan segera dimulai, katanya. sambil berjalan mundur, ia tersenyum lebar, melambaikan tangannya lalu berteriak, 'sampai bertemu besok!'
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet • 2j
Fanfictiononeshots n twoshots with jay and jake as the main casts mostly fluff