Haii
Happy reading ✨
.
.Matahari dari barat sudah terlihat orange, sungguh terlihat spesial di mata indah milik Maria, sedari tadi mata itu tak berhenti menatap senja tanpa berkedip, di balkon tempat dia berdiri saat ini.
"Kenapa liat mantan hari kaya gitu berasa adem ya?" Tanyanya masih menatap, setelah sadar apa yang ia ucapkan langsung menepuk bibirnya. "Eh koreksi-koreksi, maksudnya matahari bukan mantan hari, permisah."
"Nunggu mau tugas aja lama banget dah, kaya nunggu doi peka." Decaknya kesal setelah hampir setengah jam dia menunggu.
Dari arah belakang, ada orang yang masih memperhatikan punggung kurus milik Maria, sampai akhirnya orang itupun menepuk Maria
"Ehh." Kaget Maria dan melihat ke belakangnya
"Harusnya sore ini kamu tugas lagi sama saya, tapi berhubung saya harus balik ke Surabaya. Kamu tugas sama dokter Andi di lantai 4." Ucap orang itu melihat Maria yang juga sedang melihatnya
"Siap dok, hati-hati di jalan. Kalau begitu saya pamit mau menemui dokter Andi." Pamit Maria yang di balas anggukan kepala oleh Yesaya.
Yesaya akan pulang dikarenakan perintah sang ayah. Katanya ada yang harus beliau sampaikan pada anak tengahnya ini.
Maria yang pergi menemui dokter Andi pun sudah hilang dari sorot mata Yesaya, kini giliran dia pergi ke Bandara untuk menuju kota kelahirannya.
***
'tok'tok'tok
"Masuk." Ucap seseorang dari dalam ruangan
"Permisi dok, saya Maria yang akan bertugas mengecek pasien di lantai 4 bersama dokter Andi." Ujar Maria sopan
Orang di depannya memperhatikan Maria dari atas sampai bawah. Melihat dokter itu bingung akhirnya Maria membuka suaranya lagi
"Saya perawat yang baru dipindahkan dari RS cabang dok." Jelasnya
Dokter yang mendengar langsung tersenyum
"Ooh iya, yang kata dokter Yesaya kamu ini minus akhlak kan ya." Sindirnya sambil tertawa meledek
"Tuh dokter satu pengin di geprek kali ya. Kaga ngerti gue mati-matian nahan image." Gumam Maria kesal
"Aduh, nggak minus akhlak kok dok. Cuman akhlaknya ketinggalan di rahim ibu, jadi ya gini." Bantah Maria
"Bisa ngelak saja kamu ini, biar selesai tidak kemalaman mari kita menuju lantai 4."
"Mari dok."
Mereka pun berjalan beriringan sesekali tersenyum jika ada yang menyapanya.
***
Di bandara Ahmad Yani tepatnya, dokter yang tergolong muda itu telah melakukan chek in dan langsung beranjak untuk menuju pesawat yang ia gunakan.
Dokter itu hanya duduk menatap layar handphonenya sambil sesekali curi pandang melihat jendela di sebelahnya. Beberapa saat kemudian terdengar
"Bagi setiap penumpang diwajibkan menggunakan sabuk pengaman, tolong barang elektronik seperti handphone untuk di mode pesawat. Perjalanan dari bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Juanda Surabaya membutuhkan waktu 1 jam 10 menit. Semoga menikmati perjalanan ini dan terimakasih atas perhatiannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak dokter, CEO ku (Sedang Revisi)
Разное(Tinggalkan jejak berupa VOTE & KOMEN) Jika karya kalian ingin dihargai, hargailah karya orang lain terlebih dahulu :) terima kasih 💜 *********************************************************** seorang Dokter di Rumah Sakit Omega, yang bertemu den...