16. perihal sepatu

223 30 5
                                    

Hehe.
Happy Reading✨

Jadilah orang baik, selagi kamu masih bisa membantu mereka!"
Maria_

Setelah keluar dari ruangan rapat itu,

Maria langsung lari tergopoh-gopoh sambil sesekali menengok kanan dan kiri mencari letak sepatunya di mana.

"Beh, tadi shoes gue where ya? Masa iya gue bisa lupa banget," Ujar Maria menepuk-nepuk dahinya agar otaknya kembali cling.

Dia celingak-celinguk di sepanjang koridor yang dia lewati tadi, tapi entah mengapa dia tidak menemukannya.

Para rekan sejawatnya hanya masa bodoh dengan kelakuan suster itu, karena memang setiap hari, ada saja hal random yang dilakukan.

Maria tak lupa untuk mengangguk dengan sopan bila disapa oleh keluarga pasien, sampai akhirnya dia berdiam sejenak menyandar pada tembok, perlahan dia menghela nafas.

"Huftt, tadi keluar dari ruang rapat, terus ke meja resepsionis terus habis itu ke Wc. Nah di Wc gue ngeluarin ampas."

Maria terus memikirkan kemana sepatunya itu sambil kembali berjalan sampai akhirnya sampai di meja resepsionis.

"Sus Diva." Panggil Maria

Diva pun melirik ke arah Maria. Sambil jarinya tetap mengetik laporan yang harus ia selesaikan.

"Nape lagi?"

Maria nyengir.

"Itu sus, tadi lagi aku ke sini pake sepatu nggak ya?" Tanya Maria menggaruk-garuk belakang kepalanya .

"Lah,  kan tadi kamu ke sini aja masih bunyi kok kaya bunyi sepatu kuda," Jawabnya beralih menatap Maria penuh.

"Aha, iya ya sus. Yaudah aku cari sepatunya dulu ya."

"Eh bentar dulu, itu kamu nyeker nggak malu? Orang kaki mirip hulk juga. Udah besar kukunya keong lagi. Nih pake jepit saya," Potongnya sambil memberikan sendal jepit yang harganya sepuluh ribuan itu.

"Baru sadar sus, maaf."

"Dah sana, kamu tadi kemana aja?  cari di tempat itu!"

"Tadi habis dari Wc sus. Apa sepatunya masuk kloset kali ya?" Tanya Maria menimang-nimang

"Nggak mungkin, sepatu mu kan ukuran panjang, yakali masuk. Paling masih nyangkol di lubang kloset."

"Iyakah?"

"Ya nggak tau, makanya sana liat. Mumpung belum ada yang pake klosetnya?"

"Oke sus, aku ke kantin dulu. Bye."

"Heh! katanya mau nyari sepatu. Gimana sih?" Sinisnya jengkel.

"Kan udah haus sus, mending beli minum dulu biar nggak dehidrasi."

"Yaudah sana, hus," Usirnya kembali menatap layar komputer di depannya.

"Bubayy. Makasih sus."

Maria pergi dengan memberikan kiss bye untuk Diva.

Pak dokter, CEO ku  (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang