Part 6

2.9K 210 90
                                    

Hello minna author balik lagi nih.

Makasih yah buat reader author yang masih tetep setia sama ff author.

Hehehe.. Maaf kalo author up nya lumayan lama soalnya lagi mikirin gimana kelanjutan ceritanya. Di tambah emang lagi sibuk-sibuknya.

Nah gak perlu berlambatan.
Cekidout.







Nobara merasakan feeling yang tidak enak di karenakan sang baby manis bersurai pinknya belum datang semenjak di panggil oleh Sukuna-sensei.

Dia takut jika Yuuji di siksa lagi apalagi sampai di p*kosa lagi oleh kakak-kakaknya yang gila bin sinting itu. Nobara telah berjanji untuk melindungi sang omega manis itu.

Sedari tadi dia tak henti-hentinya mondar-mandir, tidak mungkin Yuuji dalam masalah kecil jika di panggil hingga selama ini.

Junpei pun sama seperti Nobara saat ini. Mengkhawatirkan sang mentari pink yang penuh semangat serta selalu tersenyum ceria walaupun dalam beban berat apapun. Dia tak ingin sang mentari pink itu di apa-apakan oleh sang sensei bertato hingga keseluruh tubuhnya.

Junpei sedari tadi memikirkan bagaimana keadaan Yuuji sang sahabat masa kecilnya itu. Junpei sedari tadi berdoa agar Yuuji tidak di apa-apakan oleh sang kakak tatoan di sekujur tubuhnya yang kini menjadi sensei mereka.

"Oi biawak bin lele jamet, kau tidak khawatir dengan keadaan Yuuji?"Tanya Nobara kepada Junpei sambil duduk di atas meja. Semua siswa di kelas mereka, semuanya telah pulang. Dan hana tersisa mereka berdua.

"Etto.. Nobara, namaku Junpei bukan biawak bin lele jamet. Aku juga mengkhawatirkan Yuuji. Aku tak ingin dirinya kenapa-kenapa. Apalagi ketika melihat memar di tubuhnya, akibat dari ulah kakak-kakaknya tersebut."Ujar Junpei dengan wajah sedih. Miris sekali nasib Yuuji yang di siksa oleh sang kakak-kakak yang tidak berperikemanusiaan itu.

"Aku sungguh rasa kasihan dengannya, dia sangat baik hati, lembut, polos dan ramah. Meskipun agak bodoh. Mengapa dia harus mendapat nasib sial seperti ini."Ujar Nobara memasang wajah sedih. Nobara bukanlah tipe orang yang cepat merasa kasihan kepada orang lain. Tapi jika menyangkut Yuuji, itu berbeda. Feelingnya bagaikan seekor induk macan yang peka terhadap anaknya.

"Ya.. Kau benar Nobara. Mengapa anak polos seperti Yuuji harus menerima cobaan yang berat kepada dirinya ini."Ujar Junpei kepada Nobara. Yang di jawab oleh anggukan dari remaja putri bersurai orange itu.

"Aa... Coba kau telpon Yuuji. Siapa tau dia membawa hpnya."Ujar Nobara kepada sahabatnya Junpei.

"Aaa.. Kau benar. Tapi kenapa bukan kau saja?"Ujar Junpei bingung, kenapa dari tadi Nobara tidak langsung menghubungi Yuuji.

"Pulsaku habis, aku malas buat isi pulsa."Ujar Nobara kepada Junpei. Junpei hanya bisa sweatdrop mendnegar perkataan Nobara.

"Hadeh.. Kau ini kalau belanja sampai tak tau diri, ada uang. Masa hanya pulsa saja tidak bisa. Dasar, aku tidak paham dengan pemikiran wanita seperti dirimu.Baiklah kalau begitu akan ku coba menghubungi Yuuji."Ujar Junpei kepada Nobara. Dan berharap Yuuji membawa hpnya.
Saat Junpei baru ingin menekan tombol memanggil ke nomor Yuuji. Tiba-tiba

Bletak

Nobara menjitak kepala sang jamet dengan tak berperikejametan. Junpei meringis kesakitan dibuatnya.

"Aww.. Ittei.. Apa yang kau lakukan Nobara?"Ujar Junpei kesal dengan prilaku Nobara yang satu ini.

"Hey.. Salah sendiri kau yang mulai duluan. Kau pikir sopan berkata seperti itu pada wanita hah?"Tanya Junpei menekan tombol panggil ke nomor Yuuji.

Our SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang