Part 15

1.2K 76 16
                                    

Hello Minna,
Author balik lagi nih..
Ada yang kangen gak sama ff buatan author? 😁

Ya udah tanpa berlambatan, kita langsung lanjut aja, bekicot..




















































































































































































-Ditempat Yuuji-
#Yuuji POV#
















Aku saat ini tengah di perkaos oleh kakak-kakakku, entah sudah berapa kali mereka menyiksaku tanpa ampun, hingga aku pun tak menyadarinya, bahkan meskipun aku sudah pingsan tak sadarkan diri sekali pun, tetap saja mereka melanjutkan aktivitas bejatnya terhadap diriku.

Hingga tubuh ini sudah di penuhi luka lebam dari yang baru di buat dan ada yang sudah mau hilang, tak di ketahui lagi warna yang telah tercaletak di tubuhku dari warna merah muda terang sampai merah kebiruan agak kehitaman pun ada, ada pun luka hasil kebejatan mereka pun akan selalu berbekas, di tubuhku ini, di dalam hati maupun di dalam ingatanku. Entah sudah seperti apa kondisi hole ku saat ini.

Sakit sekali rasanya, sungguh, masa depanku hancur, hatiku hancur, tulangku remuk, entah apa lagi yang mau di ambil mereka dari diriku, tinggal bukan nyawaku saja yang di ambil mereka.

Aku tau, aku salah, aku yang telah membawa malapetaka di hidup mereka. Aku pun tak menginginkan hal itu, aku juga tidak mau menjadi pembawa sial.

Kenapa semua ini terjadi padaku? Apakah aku tidak layak bahagia? Bagaimana bisa hidupku harus sesial ini? Jika ini takdir, aku ingin melawannya. Aku juga berhak bahagia. Atau memang aku tercipta untuk selalu sial?

Orang yang ku cintai juga tidak mau mengakui jika aku hamil karena dirinya. Padahal aku juga sudah memberikan segalanya untuk dirinya, tapi inilah balasannya.

Sejak lahir pun, ibuku bahkan tak ingin aku ada, aku juga di jual karena memang ibuku tak mengharapkan kehadiranku sama sekali padahal aku adalah darah dagingnya sendiri, aku juga tidak mengetahui siapa ayahku. Cukup aku saja yang di perlakukan seperti itu oleh ibu kandungku. Aku tak ingin anakku mendapatkan perlakuan yang sama.

Anak dalam kandunganku tidak ada salahnya, aku akan mempertahankannya dan akan merawatnya nanti. Apapun taruhannya, hingga nyawa pun aku tak peduli. Asalkan demi janin dalalm kandunganku.

"Tenanglah sayang, aku akan melindungimu terus"

Saat ini kakak-kakakku tengah memerkaos ku di dalam kereta, entah apa yang ada di dalam kepala mereka, hingga mempermalukanku seperti ini. Padahal mereka adalah orang-orang terpandang. Tak di pedulikan mereka dengan stasus itu, demi membuatku hancur, apapun di lakukan mereka.

Orang-orang menonton diriku tengah di permalukan oleh kakak-kakakku, terdengar bisikan-bisikan dari seluruh penumpang kereta, dan tatapan jijik mereka, melihat hubungan intim sesama jenis ini.

"Mereka tidak tau malu"

"Siapa yang mendidik mereka?"

"Mati saja sana"

"Menjijikan"

"Ganteng-Ganteng tapi Maho"

"Urat malu mereka sudah putus"

Our SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang