REVISI TnM 02

54 6 0
                                    

Hei, ini revisi chapter 02.

Enjoy ya.

❤️❤️❤️
.
.

Aku tengah berbenah di kamarku saat kepala Taehyung nongol di depan pintuku.

"Pstttt, Yerin .. boleh gue masuk?" tanyanya meminta ijin.

Belum sempat aku menanggapinya, dia telah masuk duluan.  Yaelah, buat apa dia minta ijin segala kalau begitu?

"Mau dibantu?  Tapi gue gak bakat ngatur~ngatur, yang ada ntar bakal lebih berantakan."

Buat apa sok nawarin bantuan kalau begitu?  geramku dalam hati.  Aku mencuekinya gegara aku masih kesal peristiwa tadi dimana mereka mengiraku spg nyasar!

Mendadak Tae berlutut didepanku dan menampilkan wajah lucunya.  Dia menarik kedua sudut matanya keatas sambil tersenyum lebar.

Konyol banget!  Aku berusaha menahan tawaku tapi tak berhasil, akhirnya aku tertawa terbahak~bahak.  Tae ikut tertawa senang.

"Yeee .. akhirnya Yerin bisa tertawa!" serunya penuh kemenangan.

Mulutku langsung kincep.  Wajah Tae berubah kecewa melihatnya.

"Yaelah, kok cemberut lagi sih?  Tapi gapapa, Yerin kalau cemberut semakin menggemaskan," rayunya manis.

"Gombal!" cemoohku sambil menahan senyum.

"Suwer," Tae mengangkat kedua jarinya membentuk hurup V.

Aku tersenyum dikulum dibuatnya.  Cowok satu ini sangat ceria dan menyenangkan, aku tak betah lama~lama marahannya.  Lagian dia manis dan ganteng sekaligus, gemes.

"Yerin, kenapa elo gak bawa card?  Sampai kita mikirnya elo itu spg keliling," tukas Tae memberitahu alasan terjadi kesalahpahaman tadi.

"Cardku tertinggal di rumah.  Tapi besok dipaketin kok, sekalian Mami kirim masakan."

"Wow, masakan Mami lo enak banget lho.  Bagi~bagi dong."

"Pastilah, masa aku tega memakannya sendiri?  Paling Mami membawa banyakan."

"Asik!!" seru Tae sambil mengangkat tanganku, mengajak tos.  Mengapa kelakuan Tae mirip anak kecil banget?  Tapi lucu sih.

"Tau darimana masakan Mami enak?" tanyaku penasaran.

"Saat kecil kami sering main ke rumah Papi dan Mami lo, kami semua paling suka masakan Mami lo dan mengganggu elo," cerita Tae sambil terkekeh geli.

Ih, paling yang ditertawakan pasal mengganggu aku.  Masa tentang masakan Mami yang enak?  Impossible!

"Yerin, apa lo operasi .. make over ya?  Pas kecil lo kan jelek banget!  Gendut, pakai behel, jerawatan lagi!  Makanya saat kita tahu kalau di jodo .. ups!"  Tae menutup mulutnya cepat dengan kedua tangannya.

Aku melirik sebal padanya, cowok ini ceplas ceplos amat ngomongnya!

"Kamu ini gaje deh.  Antara muji atau menghinaku sih?  Trus aku mesti bilang Wow Fantastic Baby!"

Tae ketawa terpingkal~pingkal, lantas mengacak poniku dengan gemas.

"Lo lucu .. hahaha ...  Apa hobi lo bicara pakai jargon yang ada di lagu~lagu?"

Sebenarnya bukan hobi, saking pikiranku yang terkadang error .. nyambung ke lagu~lagu yang sering kudengarkan. 

Tae memutar lagu Bigbang dari ponselnya.  Lalu ia bergoyang dengan gaya konyol.  Lanjut mengajak aku berdiri dan bergoyang bersamanya.  Wkwkwk .. aku ngakak selama bergoyang dengannya. 

Somplak!  Rasanya aku bertemu teman sama gilanya.

==== >(*~*)< ====

Keluar dari kamar, aku menemukan Jungkook asik menonton tivi di ruang tengah.  Aku mengambil segelas air dan duduk di sebelahnya.  Dia tersenyum malu~malu.

"Noona .. " panggilnya pelan sambil menundukkan kepalanya.

Ih, imutnya .. mirip anak kucing.  Ingin aku memangku dan membelainya.  Jiah .. pikiranku aneh lagi.

"Hei Jungkook, kita seumuran kan?  Tak usah memanggilku Noona," ralatku sambil meminum airku.

"Enggak Noona, kan Noona lebih tua tiga bulan dibanding kita."

"Serah kamu deh," kataku cuek akhirnya.

Kalau Tae tingkahnya lucu seperti balita besar, Jungkook malah imut kayak bayi besar.  Mereka semua cute dengan gayanya masing~masing, bikin aku emesh.  Semua?  Enggak juga!  Ada satu makhluk jutek yang tak menghiraukan kehadiranku sedari tadi.  Kris Wu.  Percuma ganteng tapi gak ada manis~manisnya.  Mukanya sepet sedari tadi, seperti habis menelan permen pahit sekulkas.

"Jungkook .."

"Kookie, Noona.  Panggil saja Kookie," potongnya sambil melirikku malu.

Gemes, pengin gigit.

"Kookie, mengapa kembaran kamu, si Kris, aneh sendiri ya?" kataku berbisik hingga dudukku semakin dekat pada Kookie.  Namanya aja ngerumpiin orang, kan harus merapat biar aman.

"Mengapa dengan Kris hyung, Noona?  Dia baik kok, memang orangnya begitu.  Agak dingin, tak banyak ngomong."

"Agak?  Dingin banget, tau!  Udah gitu, sikapnya ke aku .. ngeselin banget!  Kayak aku ini semacam virus buatnya.  Percuma ganteng tapi masam!  Biar cowok sedunia hanya ada dia, gak bakal aku .."  Ucapanku terputus begitu sadar dia melewatiku saat menuju pantry.

"OMG, Kookie!  Apa dia mendengar ucapanku tadi?" bisikku panik di telinga Kookie.

Kookie tersenyum geli, lalu menjawab sambil berbisik di telingaku, "Sepertinya mendengar, Noona.  Kris hyung berdiri di sana sedari tadi."

"Lah?  Mengapa Kookie tak memberitahu dari tadi?"

Spontan aku menoyor kepala Kookie pelan.  Pipiku terasa panas karena jengah telah kepergok menggosipkan orang oleh yang bersangkutan sendiri.

"Kan Noona gak tanya," jawab Kookie polos sambil mengelus kepalanya yang kujitak tadi.

Iseng, diam~diam aku mencuri pandang kearah Kris.  Deg.  Jantungku seakan berhenti berdetak.  Dia menatapku sangat tajam, tapi mengapa dia jadi terlihat maskulin dan amat misterius?  Hatiku berdebar~debar dibuatnya.

Aku segera membuang mukaku dengan pipi merona.

==== >(*~*)< ====

11. Triplets and Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang