8. @jun__kyu

2.1K 215 12
                                    

jun__kyu

♡ liked by wtnbharuto and 178 othersft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

liked by wtnbharuto and 178 others
ft. the property

jenolee ember
   jun__kyu emang

parksiyeon embernya hijau!
   jun__kyu soalnya nctzen

_yoshinori dimana tuh?
   jun__kyu studio lah, dimana lagi

_skarina pantesan gue nyari itu sweater gak ada, ternyata sama lo?!
   jun__kyu hehehe bisa dibicarakan baik-baik...
   _skarina daster heels bandana gue sekalian mau?!
   jun__kyu enggak usah hehehe sayaaangg karina banyak banyak! pulang gue bawa mie ayam ya? hehehe





























Seperti biasa, mahasiswa semester 4 itu mengisi hari kosongnya dengan bekerja, menjadi fotografer untuk salah satu majalah ternama.

Gajinya cukup untuk membiayai anabulnya, juga dirinya sendiri. Kalau ada sisa dia bagi kepada saudarinya, ya walau saudarinya sering gengsi karena juga sudah punya pekerjaan sampingan sendiri.

Saudari yang baru saja memarahinya di komen Winstagram post terbarunya.




"Mampus, ketauan pinjem baju Karina." Ucap Junkyu sambil menepuk keningnya berkali-kali.

"Kenapa kak?" Tanya Haruto yang sudah berganti pakaian, dari yang sebelumnya memakai baju sekolah berlapis hoodie merah muda menjadi outfit kece badai bak model pada umumnya.

"Enggak..." Bantahnya, "Udah siap?" Tanya Junkyu.

Haruto mengangguk, "Ini majalah apa ya, Kak? Aku mau tanya Kak Jen takut dia marah..."

Junkyu tertawa, "Majalah remaja. Santai aja. Oh iya, nanti ada model perempuan, seumuran lo, cuman butuh bahunya dia doang kok, jadi santai aja ya." Ucap Junkyu memberi pengarahan kepada Haruto tentang pemotretan apa yang akan dia jalani.

























Hampir setengah jam mata Haruto terpapar sinar flash dari kamera Junkyu, "Sore, Kak.." Dan suara familier itu membuyarkan fokusnya.

"Ah, sudah sampai? Langsung gabung aja." Ucap Junkyu.

Haruto memperhatikan baik-baik keperawakan gadis yang hanya terlihat rambutnya itu saja, dia yakin dia kenal suara itu.



"Halo!" Sapa Haruto kepada gadis itu

"Kenalan dong! Kalian seumuran kok!" Perintah Junkyu, semangat sekali.

"I-iya, halo.." Jawab gadis itu, masih menunduk.

"Maaf." Haruto mengangkat dagu gadis itu, "Jihan?!" Ucapnya terkejut.

"Lho? Saling kenal?" Tanya Junkyu.

"Dia temanku, Kak." Ucap Haruto.

"Bagus dong! Ya udah, buruan, biar cepet selesai ini." Suruh Junkyu lagi, "Eh, bentar, gue ganti kamera dulu!" Ucapnya sambil mengotak-atik kamera.













Haruto mengalihkan pandangannya kepada gadis mirip kelinci yang sedang menunduk, gelagatnya menunjukkan rasa bersalah.

"Sejak kapan?" Tanya Haruto kepada Jihan.

"Baru t-tiga minggu yang lalu..." Jawab Jihan terbata-bata.

"Kenapa?"

"Bu-butuh uang..."

"Kan udah aku bilang, kalau butuh uang tuh bilang."

"Maaf..."

"Kalau tau modelnya aku, kenapa lanjut?"

"P-peliharaan aku sakit lagi..."








Haruto berdecak, dilihatnya Junkyu sudah kembali dengan kamera yang lain, Haruto menarik tangan Jihan, "Bentar kak, ada urusan sekolah sama Jihan." Ucapnya kepada Junkyu.

"Cepetan! Jangan lama-lama!" Keluh Junkyu.





Haruto meraih ponselnya yang dia simpan di dalam tas, "Butuh berapa?" Tanyanya kepada Jihan.

"Enggak usah, To..."

"Cepetan."

"Bene--"

"Sebut nominal atau kita putus?"

"D-dua juta...!" Ucap Jihan.

Haruto mengusap kepala Jihan, "Nah, gitu. Mau dikasih uang kok nolak."



















Sekembalinya Haruto dan Jihan ke tempat pemotretan, Junkyu terheran, "Buset, To, lo apain anak orang? Matanya sembab gitu?"

RecklessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang