19

33K 3.8K 114
                                    

Memasuki bulan Ramadhan,pondok disibukkan dengan berbagai hal. Dari jadwal yang berubah dan persiapan kepulangan santri santri

Pondok Abah merupakan pondok yang cukup berpengaruh dikalangan masyarakat. Bukan pondok terkenal namun banyak yang tahu dan banyak santrinya

Tempatnya yang persis ditengah masyarakat,membuat santri lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Belajar bersosialisasi dengan baik

Apalagi bulan Ramadhan begini, masyarakat pasti datang ke pondok untuk menunaikan sholat tarawih bersama para santri

"Da ! Tahu Vani gak ?" Teriak Ameera saat melihat Abida keluar dari kamar

"Dibelakang pondok mungkin. Sejak lu ilang ilang mulu,Vani suka disana" jawab Abida

"Okey,Yoi makasih"

Abida. Anak asli ibukota itu bukan orang sejenis Ameera dan Vani. Dia tidak suka kabur,penurut dan cantik. Banyak santri putra yg dikabarkan mendekatinya. Tapi sampai hari ini belum ada kabar sama sekali tentang Abida yg berurusan dengan Keamanan.

Ameera melangkahkan kakinya menuju tempat yg ditunjuk Abida-belakang pondok. Ameera menemukan Vani

"Lu ngapain disini?" tanya Ameera sambil mendudukkan diri disamping Vani

"Ya mau dimana lagi. Dikamar juga ga ada temen"

"Gua bingung Van. Lu selalu jadi tempat gw cerita tapi saat lu butuh tempat bersandar gw ga bisa jadi tempat lu cerita"

"Ga usah bingung. Lu juga udah ada tanggung jawab. Gua paham"

"Lu lagi berantakan ya Van ? Kenapa ? Kangen mama ?"

Vani menatap hamparan sawah dihadapannya

"Gua pulang ga ya Raa ?"

"Emang lu ga pengen pulang ? Ini cuman 2x dalam setahun lho Van"

"Pengen si Raa. Pengen banget malah. Tapi lu ngerasa ga sih Raa, orang tua gua aja ga pernah kesini. Nemuin gua. Disaat orang orang dikunjungi,gua cuman bisa duduk disini. Diem. Nangis. Teriak. Gua kek dibuang ga si Raa ? Padahal mereka yg maksa gua"

"Terus lu maunya gimana Van ?"

Vani menggeleng-gelengkan kepalanya. Pikirannya sedang bertengkar satu sama lain.

"Mau ke rumah gua dulu ? Entar baru pulang ke rumah lu. Kita refreshing dulu"

"Emang lu pulang ? Enggak disini ?"

"Enggaklah Van,ya kali gua disini. Ngapain ? Mas Gus juga udh gede, udah bisa urusin diri sendiri"

Vani memeluk Ameera erat. Air matanya mengalir, bahagia

"Makasih ya Raa"

"Iya sama sama,gua tau lu butuh tempat bercerita,bukan nasihat"

_

"Mas" panggil Ameera saat Rafa baru keluar dari kamar mandi

"Apa ?"

"10 Ramadhan Ameera pulang yha"

"Terus yang ngurus saya disini siapa ?"

"Mas kan ganteng, cakep,udah gede lagi. Pasti bisalah"

"Terus kamu mau lebarannya dimana ?"

"Ya kalau Ameera maunya disana. Tapi kan mas Nahkodanya. Ameera nurut aja"

"Yaudah iya,kamu 10 Ramadhan bisa pulang. Entar saya yg anterin. Saya nyusulnya 18 Ramadhan yha. Nanti 21 Ramadhan sampai lebaran disini. Gimana ?"

"Mas kenapa ga sekalian ikut Ameera ?"

"Saya lagi urus rapot anak anak. Kan sudah hampir ajaran baru"

"Yaudah. Tapi mas ga papa LDR sama Ameera ? Entar kangen"

"Ga papa. Dih PD sekali anda"

"Astagfirullah Gus, gini gini istrinya Gus loooh"

Rafa memeluk Ameera mendadak.

"Iya iya istrinya Gus Rafa yang kecil mungil,senggol dikit oleng"

"Astagfirullah, penghinaan ! Ga bisa !" Ameera mencubit perut Rafa kecil membuat sang empu terkekeh geli melihat tingkah laku istrinya itu

_

"Mas Gus pulangnya besok aja yhaa. Please" rayu Ameera sungguh sungguh

Ya hari ini Ameera dan Vani diantar Gus Rafa pulang ke rumah Ameera. Tidak jauh memang,hanya butuh 2 jam perjalanan untuk menuju pondok pesantren lagi

Tapi rencananya,Gus Rafa hendak pulang hari ini jua. Setelah Tarawih

"Ini udah malem loh Mas,entar mas ngantuk. Besok aja mas,ya ya ya" pinta Ameera sambil memegang lengan Gus Rafa

"Iya deh iya" putus Gus Rafa

Ameera tersenyum kemenangan. Lantas memeluk Gus Rafa yang disambut baik oleh pemiliknya.

"Kamu ga main sama temen mu itu. Siapa namanya ?" Tanya Rafa disela pelukannya

"Enggak. Biarin Vani nya istirahat. Lagi pula kan ada mas Gus,sayang kalau dilewatkan"

"Vani emang ga pulang ke rumahnya ? Oh iya saya baru ingat,dia yang sering kamu ajak kabur dari pondok itu kan ?"

"Iih mas Gus. Yang di inget cuman jeleknya doang. Ga inget ? Vani yang nangisin Ameera waktu Ameera dulu digodain itu" protes Ameera

Rafa mengecup ubun ubun Ameera pelan.

"Vani sedang meragukan keluarganya. Dia bingung pengen ketemu keluarganya apa enggak. Tapi kesempatan pulang itu ga datang berkali kali. Apalagi untuk Vani dan Ameera yg baru mencicipi kehidupan Pesantren, harusnya perpulangan adalah yg ditunggu"

"Ameera mau bantu Vani biar ga benci sama keluarganya. Semua hal yg diawali keraguan biasanya berakhir kebencian" lanjut Ameera

Rafa menguraikan pelukannya. Menatap Ameera kagum. Menangkupkan kedua pipi Ameera

"Saya sekarang ga heran kenapa Umik sama Abah bisa sayang banget sama kamu" ujar Gus Rafa menggantung, terlalu ambigu bagi Ameera






























Tbc (To Be Continue)
Ututu sayang Gus Rafa eh maap Raa sengaja wkwkwk

Astagfirullah Gus ! (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang