"Rumput dibelakang udah mulai tumbuh. Kamu cabuti"
"Lantai aula tengah juga kotor,kamu sapu sekalian pel"
"Dapur berantakan,kamu bereskan"
"Ada kotoran kucing di samping rumah,kamu bersihkan"
"Ameera lampu kamar saya mati. Kamu benahin sekarang juga"
Ameera mendengus kesal mendengar titah Gus Rafa. Baru sehari dia di ndalem,tapi Gus Rafa benar benar memuakkan
"Aiiis untung ganteng,klo kgak udah gua bikin rica rica tuh orang" desis Ameera
"Saya kedengeran Ameera. Itu bahan di dapur habis, sekalian kamu belanja nanti"
"Astagfirullah Gus ! Satu satu kenapa ! Ini saya cuman ada tangan dua. Lagi pula kenapa ga yg lain aja,kan banyak orang. Dari tadi sekalian sekalian mulu. Saya capek Gus ! Astagfirullah !" Umpat Ameera
"Saya maunya kamu gimana dong ? Emang sengaja"
"Iiiih gus gila ! Untung Gus ganteng,coba kagak ! Ameera mutilasi terus dibuang ke kali !"
"Terus ? Saya peduli ?!"
Ameera menghentakkan kakinya. Moodnya benar benar dirusak oleh Gus Rafa
"Tunggu aja Gus ! Ameera bakal bales kelakuan Gus ! Ga peduli sekalipun Gus ganteng !"
Gus Rafa melenggang pergi,tak peduli ucapan Ameera. Memang bisa apa gadis kecil itu,batin Rafa
-
Ameera merebahkan diri dikamar pondok. Setelah melaksanakan segala perintah dari Gus Rafa. Tubuhnya letih semua. Air matanya terbendung dipelupuk mata"Mama,papa......Ameera rindu. Liat,Ameera disiksa disini. Ameera mau pulang" desisnya
Ameera hidup dilingkungan yang serba ada. Ingin apapun dituruti membuat karakter dirinya menjadi sedikit manja. Ameera memang biasa melakukan pekerjaan rumah namun tak pernah seluruhnya karena ada Bibi Aini yang membantu.
Menjadi anak bungsu memang selalu diperhatikan dan disayang. Itulah yang membuat Ameera berasa menjadi ratu dirumahnya. Ditambah pergaulan saat sekolah tingkat pertamanya yang sedikit melenceng
Membuat Ameera yg penurut,kalem dan mandiri berubah menjadi keras dan susah diatur. Bayangkan ! Bagaimana bisa ia menghabiskan uang sebanyak 20 juta dan 2 hari ! Sumpah untuk ukuran anak kelas 2 SMA itu sungguh luar biasa
Ketika ditanya,di hanya menjawab 'Ga tau pa. Lupa'
Sungguh bukan Ameera yang dulu. Alasan inilah yang membuat papa dan mama Ameera mau tak mau memasukkan Ameera ke pesantren agar Ameera semakin tidak menjadi jadi
"Ameera dipanggil ke ndalem " ujar Dania,teman sekamar Ameera
"Apa lagi sih !"
Ameera berjalan gontai,malas menemui Gus Rafa tapi jika ia tidak menemui Gus itu,bisa di pastikan Gus gila itu akan terus menambah pekerjaannya
"APA !?" Tanya judes Ameera
"Itu lampu kamar saya belum kamu benahi. Benahi sekarang !"
"Laki laki tapi ga bisa benahi lampu sendiri. Sebenarnya dia tu laki laki bukan si. Bisanya cuman nyuruh nyuruh aja" dumel Ameera
"Ameera ! Saya denger apa yang kamu bicarakan"
"Iiih Gus gila !"
Ameera mengambil tangga untuk mencapai tempat lampu. Lantas menuju lantai atas,ke kamar Gus Rafa
"Ini kenapa sih lampunya mepet kasur. Kan tangganya ga bisa leluasa ! Lu tu bisa ga sih geseran dikit pu ! Ngertiin gua lah ! GUA CAPEK PU !"
Kejiwaan Ameera sedikit tergoncang. Bisa bisanya ia menyalahkan lampu dan curcol manis ke lampu
Saat tangan Ameera menyentuh lampu,aliran listrik merambat ke tangan Ameera
"Aaaaaaaaaaaaaa" teriaknya
"Kenapa !" Ujar Gus Rafa yg datang tiba tiba
Ameera turun dari tangga. Untung dia tidak jatuh karena kaget tersetrum listrik.
Air matanya berkaca-kaca,ia mengusap air matanya pelan
"Kesetrum" pelannya
"Tangan kamu sebelumnya basah ?" Tanya Gus Rafa
Ameera mengangguk pelan
"Salah sendiri ! Udah tau listrik musuhan berat sama air. Masih aja disatuin"
Gus Rafa menaiki tangga. Membenahi lampunya sendiri sembari terus memberi ceramah pada Ameera
"Kayak gitu di lap dulu tangannya. Ga usah nangis ! Cuman kesetrum aja !"
"Gus Rafa jahat ! Seenaknya sendiri terus ! Sakit tau ! Ameera benci Gus ! Ameera benci !"
Ameera menggoyang goyangkan tangga Gus Rafa sambil terus mengumpat
"Ameera Ameera jangan gila kamu !"
Braaaaak.........
"Astagfirullah Rafa !!!!!!!!" Teriak Umik
Gus Rafa jatuh tepat diatas tubuh Ameera. Ditambah posisi mereka yang diatas kasur,mengundang beribu pikiran negatif ketika melihatnya
Rafa buru buru bangkit dari atas tubuh Ameera
"Umik ini ga seperti yang umik liat. Tadi Rafa cuman benerin lampu terus ga sengaja jatuh----"
"Berhenti Rafa ! Jelaskan semua dibawah ! Ameera ayo ikut Umik"
Ameera menunduk dalam. Bungkam seribu bahasa. Bahkan ketika keduanya didudukkan di depan Bu Nyai dan Pak Kyai
"Jelaskan semuanya Rafa !" Tegas Abah
"Rafa tadi nyuruh Ameera buat benahin lampu. Terus Ameera ga sengaja kesetrum akhirnya Rafa yang benahin sendiri. Eh Ameera malah goyangin kursi. Akhirnya Rafa jatuh. Begitu bah. Ngawfan"
"Benar begitu Mbak ?" Ujar Abah yg sedikit halus
Ameera mulai menangis. Dadanya naik turun sembari menggelengkan kepalanya
"Rafa !" Tegas Abah
"Wallohi Abah ! Rafa ga begituan. Ameera ! Kamu bilang yg jujur ! JANGAN SEPERTI INI !!" Bentak Rafa
Bukannya diam,Ameera tambah menangis
"DIAM KAMU RAFA ! Abah ga mau tau,hari ini juga kamu harus nikahi Ameera !"
"Tapi bah---"
"Tidak ada penolakan Rafa !"
Gus Rafa mengacak rambutnya frustasi. Bisa bisanya gadis didepannya ini hanya diam dalam masalah ini !
"Sudah sudah,Papa sama Mama kamu menuju kesini. Sudah ya nangisnya" bujuk Umik pada Ameera yang tak kunjung reda tangisnya
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagfirullah Gus ! (Terbit)
أدب المراهقينAmeera gadis berumur 17 tahun yang dipaksa kedua orangtuanya untuk masuk pesantren. Namanya juga Ameera,pastilah dia mencari beribu cara agar bisa keluar dan kabur dari penjara suci itu Hingga akhirnya ia bertemu Gus Rafa,pria menyebalkan versi Amee...