Ten Lee, pemuda asal Thailand yang merantau ke Korea Selatan untuk mencoba peruntungan nasibnya. Berbekal dengan otak yang cukup pintar, Ten berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi bergengsi di Korea. Disana pula, Ten menemukan cinta pada pandangan pertama.
Seo Johnny, mahasiswa ekonomi dan bisnis semester 3 yang saat itu menjadi kakak tingkat Ten. Awal pertemuan mereka adalah di saat Ten mengantarkan Lisa untuk menyerahkan tugas mahasiswa baru di ruangan presiden mahasiswa.
Ruangan tersebut memang tidak terlalu besar tetapi sangat tenang dan nyaman. Dapat Ten dan Lisa lihat, di sana ada beberapa meja bertuliskan jabatan mereka mulai dari sekretaris, bendahara dan ketua koordinator. Di ujung ruangan terdapat lagi pintu geser dengan tulisan tertempel dipintunya, presiden mahasiswa.
Ten dan Lisa mengetuk pintu tersebut hingga terdengar suara seseorang memanggil mereka masuk.
" Permisi sunbae, saya Lisa ketua angkatan mahasiswa baru dan ini Ten lee wakil ku. Kami ingin menyerahkan tugas para mahasiswa baru kepada sunbae."
Kemudian Johnny sedikit melirik pada dua adik tingkatnya itu. Bibir Johnny tersenyum sangat tipis ketika matanya tak sengaja bertatapan dengan mata Ten.
" Letakkan saja di laci itu."
Johnny menunjuk pada suatu laci yang tak jauh dari tempat Lisa berdiri. Sedangkan, Ten hanya diam menunggu Lisa meletakkan tugas teman-teman mereka.
" Sudah ku letakkan sunbae."
" Kalian boleh keluar." Ucap Johnny tanpa melepaskan pandangannya dari depan laptop.
" Kalau begitu kami permisi." Lisa dan Ten membungkukkan badan sebelum keluar dari ruangan Johnny dan ternyata mereka bertemu dengan sang bendahara, Nakamoto Yuta yang sedang duduk di kursi nya sambil menghitung uang kas.
" Permisi sunbae." Mau tak mau Lisa dan Ten juga membungkuk hormat pada Yuta.
" Tak usah seformal itu pada ku. Santai saja tapi tetap tau aturan ya."
" Iya sunbae."
Yuta melirik Ten yang berada di belakang Lisa, sedari tadi Yuta melihat Ten lebih banyak diam.
" Temanmu itu pendiam ya?"
" Eh tidak juga sunbae. Dia sangat gila jika sudah berteman lama dengannya." Jawab Lisa diakhiri dengan tawa.
" Bisa kalian tenang. Jika ingin bercanda silahkan keluar."
Ten, Lisa dan Yuta sedikit terkejut ketika tiba-tiba Johnny keluar dari ruangannya. Ya, Johnny memang dikenal arogan, dingin dan kejam bagi para mahasiswa baru. Akhirnya, Lisa dan Ten memutuskan untuk segera keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Yuta dan Johnny.
" Yak kau jangan begitu, mereka ketakutan."
Johnny hanya diam mendengar ucapan Yuta.
" Ngomong-ngomong teman Lisa itu imut juga ya. Coba kalau aku belum menargetkan Winwin sebagai kekasihku mungkin dia sudah jadi pacarku."
Sekali lagi, Johnny tidak peduli pada ucapan Yuta dan meninggalkan temannya itu sendirian di dalam ruangan.
--------------------
Hari ke dua pengenalan lingkungan universitas.
Semua mahasiswa baru sudah harus berada di lapangan universitas sebelum jam enam pagi karena akan ada upacara pembukaan. Jika datang terlamabat mereka akan menerima point dan hukuman dari para panitia.
Hari ini sepertinya menjadi hari yang tidak beruntung bagi Ten. Ia bangun terlambat karena semalam ia harus bekerja paruh watu di salah satu restoran yang kebetulan pada malam itu sangat ramai dari pada biasanya.
Ten berlari ke barisan yang paling belakang dan salah satu panitia melihatnya lalu memanggil Ten untuk segera berdiri menghadap Johnny setelah upacara selesai.
Di sini lah Ten dan dua anak lainnya yang datang terlambat, berdiri dengan mengangkat satu kaki sambil menunggu kehadiran Johnny.
" Sudah hari ke dua ternyata masih ada saja yang terlambat. Menambah tugas kita saja."
Itu bukan Johnny yang berbicara melainkan Taeyong wakil dari Johnny.
" Dikasih hukuman apa nih, John."
" Terserah kamu."
Johnny kembali berjalan pergi, meninggalkan Taeyong dan mahasiswa yang terlambat untuk diberi hukuman.
" Yaudah kalian bersihin kamar mandi aja sana. Besok kegiatan terakhir awas aja besok kalo saya masih liat kalian terlambat."
" Siap, sunbae." Ucap mereka bersamaan.
" Huft, males banget disuruh bersihin kamar mandi gini."
" Heh, ini semua salah kamu ya. Siapa suruh semalem main PS sampai subuh."
" Kenapa jadi salah ku? Kamu sendiri yang diam-diam nyelinap ke kamar ku nawarin main PS."
Ten memilih mengencangkan volume earphonenya daripada harus mendengarkan perkelahian tak bermutu itu.
" Bersihkan toiletnya atau hukuman kalian ditambah."
Ten segera melepas earphonenya setelah mendengar suara bariton yang cukup familiar di kupinya.
" Eh sunbae, iya ini kami lanjutkan." Mahasiswa baru bernama Bangchan itu segera mengambil pel di sebelahnya dan mulai mengepel dengan tidak tentu arah karena takut dimarahi.
" Bukannya memberi contoh pada yang lain kau malah terlambat. Bisa-bisanya mereka memilih mu sebagai wakil angkatan."
Ten hanya mampu diam mendengar ucapan dari mulut Johnny. Sungguh bukan keinginannya sendiri untuk menjadi wakil tetapi Taeyong lah yang memberinya kepercayaan itu.
" Maaf, sunbae, Semalam ak-"
" Aku tak butuh alasanmu."
Mereka semua menghela napas ketika Johnny sudah keluar dari kamar mandi. Mereka bertiga melanjutkan kegiatan itu dengan cepat untuk segera kembali ke acara utama.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)
FanfictionBerkisah tentang sebuah harapan dari sepasang suami-istri yang menginginkan kehadiran seorang anak di antara mereka. Namun, ketika ujian datang mampukah mereka melewati ujian tersebut atau akankah mereka mengkhianati janji suci yang sudah terucap? T...