Sudah sebulan program hamil yang Johnny dan Ten lakukan berjalan. Sejauh ini mereka belum merasakan hasil yang signifikan. Kesehatan Ten normal namun milik Johnny lah justru semakin menurun. Saat ini Ten dan Jaehyun bertemu di salah satu kafe dekat rumah sakit Jaehyun bekerja tentu mereka bertemu secara diam-dian tanpa diketahui oleh Johnny.
" Aku sudah berusaha semampu ku. Aku tak tau harus bagaimana lagi. Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya, Jae?"
" Ten, semua itu terserah pada mu. Kau yang melakukan maka kau juga harus menerima segala konsekuensinya."
" Aku merasa hina sekali, Jae. Setiap Taeyong dan Yuta menitipkan Giselle pada kami, Johnny hyung pasti akan menerimanya dengan senang hati. Bahkan ia akan menjadi overprotektif pada bayi itu. Padahal setiap hari rumah juga sudah ku bersihkan dari benda-benda yang membahayakan."
Jaehyun mengeratkan genggamannya pada jemari Ten. Ia mengusap cincin perak yang terpasang cantik di jari manis Ten.
" Ten, kalau kau mau aku bisa membantumu?"
" Apa itu, Jae? Katakan saja perkara pembayaran aku tak masalah jika harus mengeluarkan biaya yang besar."
" Kau tidak perlu uang untuk ini."
Dahi Ten mengerut tak paham akan perkataan Jaehyun barusan. Mana ada di jaman sekarang yang gratis semua perlu uang.
" Ma-maksud mu apa, Jae?"
" Donor sperma."
" Hah!?"
" Kita lakukan selayaknya pasangan suami istri lakukan."
" Kau gila atau apa?"
" Ten, sejak pertemuan kita di kampus saat itu. Aku sadar kalau aku mulai menyukaimu. Aku merasa kalah ketika tau kau ternyata istri Johnny hyung sepupuku sendiri. Aku berusaha melupakanmu tapi tak bisa. Rasa cinta ku padamu terlalu besar."
Ten benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Lidahnya terasa kelu hanya untuk sekedar mengucapkan kata kasar pada Jaehyun. Bagi Ten ini bukan pertama kalinya ada seseorang yang menyatakan cinta padanya walaupun ia sudah menikah tetapi di sini masalahnya yang menyukai dirinya adalah Jaehyun, sepupu Johnny.
" Jaehyun, aku mohon hentikan candaanmu itu yang sama sekali tak lucu."
" Menurutmu aku sedang bercanda sekarang?"
Drrrt Drrt Drrt
Ten segera mengangkat teleponnya setelah tau itu panggilan masuk dari Johnny.
" Halo Hyung."
" Ten, kau ada dimana? cepat ke rumah papa. Aku akan segera menyusul."
" Ada apa hyung? Kenapa kau panik begitu?"
" Nanti saja ku ceritakan. Cepatlah jangan buang waktu."
Usai panggilan dari Johnny terputus, Ten segera merapikan tasnya dan bergegas keluar kafe untuk mengejar taksi. Namun, lengannya berhasil dicekal oleh Jaehyun.
" Ada apa?"
" Aku harus ke rumah papa."
" Ayo aku antar."
Johnny dan Nyonya Seo sudah berada di kamar, terlihat Tuan Seo terbaring di atas ranjangnya dengan begitu lemah.
" Sebenarnya apa yang terjadi pada papa, Hyung?"
" Papa tadi sempat jatuh di kamar mandi. Setelah dicek oleh dokter, papa terkena serangan stroke."
" Ten, Johnny. Papa tak tau bisa bertahan sampai kapan. Papa harap kalian bisa segera memberikan kami keturunan ya."
" Papa jangan berbicara seperti itu. Ten, yakin papa akan segera pulih seperti dahulu."
" Anak yang manis. Papa sangat berterima kasih kau mau menjadi salah satu bagian dari keluarga Seo."
" Sayang ingat kata dokter kau harus istirahat. Ten dan Johnny juga harus istirahat agar program mereka bisa berhasil." Ucap Nyonya Seo pada Suaminya.
" Mama, kami pulang dulu ya. Besok aku akan ke sini lagi untuk melihat kondisi papa."
" Ten, kau tak usah khawatir. Di sini ada mama dan juga Jaehyun yang bisa menangani papa. Lebih baik kau fokus saja pada program kalian agar cepat hamil ."
" Iya, ma. Kalau gitu aku pamit dulu ya. Johnny hyung sudah menunggu di mobil."
" Iya nak, hati-hati di jalan."
" Ten."
Belum ada beberapa langkah Ten keluar dari rumah itu tetapi suatu suara menyambut telinganya. Ia sudah hafal siapa pemilik suara itu.
" Kau lihat bagaimana besar sekali harapan paman dan bibi agar mereka segera diberi cucu. Apa aku harus memberitahu mereka keadaan yang sesungguhnya?"
" Jangan macam-macam, Jae."
" Kalau begitu ku tunggu kau di apartemen ku jam 4 sore. Lebih dari itu akan ku beritahu semuanya pada paman dan bibi."
" Aku akan datang. Tenang saja."
" Sayang, ku lihat tadi kau bicara dengan Jaehyun sepertinya serius sekali. Membahas apa?"
" I-Itu aku hanya minta padanya untuk benar-benar menjaga papa dengan baik."
Kau bukan pembohong ulung Seo Ten. Aku bisa merasakan ada suatu keraguan dalam matamu. Tapi apapun itu aku percaya padamu karena kau istriku.
Hari ini ditutup dengan keheningan angin malam yang menerpa. Pengkhianatan dan keraguan telah memulai perjalanannya. Mengantarkan seorang insan untuk datang pada kegelapan dunia hitam yang disebut dosa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)
FanfictionBerkisah tentang sebuah harapan dari sepasang suami-istri yang menginginkan kehadiran seorang anak di antara mereka. Namun, ketika ujian datang mampukah mereka melewati ujian tersebut atau akankah mereka mengkhianati janji suci yang sudah terucap? T...