Tes ombak dulu, ada yang masih nungguin update apa engga?. Yok ramaikan gaes...
Johnny tak mempermasalahkan bulan madu yang sudah ia persiapkan jauh hari hanya berakhir semalam saja. Yang terpenting sekarang adalah keluarganya harus tau kalau Ten sedang mengandung buah hati mereka. Senyumnya tak pernah luntur seakan memberitahu pada dunia di hari ini, dia lah orang yang paling bahagia. Tentu itu tak berlebihan karena kita tau ada banyak calon ayah diluar sana yang merayakan kehamilan istrinya dengan sangat berlebihan.
" Ten, bagaimana jika kita buat pesta untuk menyambut kehamilan mu?"
" Aku ikut saja hyung, nanti kita tanyakan pada papa dan mama."
Selama di dalam pesawat, Johnny sama sekali tak bosan untuk mengelus perut ten yang masih rata. Ia tak membayangkan bagaimana rasanya menjadi ayah secepat ini. Dengan begini, Johnny bisa menyombongkan dirinya di depan Yuta kalau bukan pria Jepang itu saja yang bisa menjadi ayah, dirinya pun bisa.
" Sehat-sehat ya nak di dalam sana."
Johnny dan Ten sudah sampai di rumah ke dua orang tuanya. Namun, dikarenakan perjalanan yang terlalu jauh dan lama membuat Ten sedikit kelelahan. Johnny menggendong Ten yang tertidur untuk beristirahat di kamar mereka.
" John, ikutlah istirahat juga dengan Ten."
" Iya ma. Kalau begitu aku tutup dulu pintunya."
" Pa, mama ga sabar banget deh pengen segera gendong cucu kita,"
" Papa juga. Gimana kalau kita bikin pesta aja untuk memberitahu keluarga dan teman-teman kalau Ten sedang hamil?"
" Ide bagus itu pa. Yaudah besok pagi kita bicarakan sama mereka."
" Malam ini kalian boleh berbahagia tapi suatu hari nanti akan ku pastikan kalian menangis tersedu-sedu." Pemuda berkulit pucat itu segera meninggalkan pintu kamar paman dan bibinya. Tersenyum penuh makna sambil mengapit cerutu ynag menyala di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
" Ma, bukan kah ini berlebihan untuk sebuah pesta."
" Tentu tidak sayangku. Mama dan Johnny memang sudah menyiapkan ini sejak lama. Sekarang kamu duduk saja dulu jangan terlalu lama berdiri, mama mau menemui papa."
Ten benar-benar kagum pada ke dua mertuanya ini. Mereka sangat royal sekali menyambut kehadiran cucu pertama mereka. Jelas saja anaknya nati yang akan meneruskan perusahaan milik keluarga Seo, maka wajar jika kehadirannya disambut seperti ini.
" Waah senang sekali ya Ten. Bisa dibilang aku tidak perlu mengeluarkan sepeserpun untuk penyambutan kehadiran anakku."
" Jangan aneh-aneh ya Jae."
" Kalau bisa begini terus, uangku akan utuh. Aku tak perlu membiayainya dengan apapun."
" Terserah kau saja."
" Kau mau ku ambilkan seuatu?"
" Tidak perlu. Aku bisa sendiri."
" Hey, aku disini karena disuruh bibi untuk menjaga mu. Itu lihatlah suami mu."
Arah pandangan Ten mengikuti kemana jemari Jaehyun menunjuk. Johnny sedang berbicara dengan beberapa orang yang Ten tebak adalah teman kerjanya. Seorang wanita bergaun merah menyala dengan segelas wine ditangannya datang dan mengelus lengan Johnny dengan cukup sensual. Ten yang melihatnya memalingkan wajah.
" Kau sengaja ingin membuatku panas kan Jae?"
" Tidak. Apa kau terasa panas? Namanya Jihyo teman sekelasku dulu saat menengah pertama, dia suka main dengan ku dan Johnny hyung. Lalu dua tahun kemudian dia pindah ke Belanda, kami tak pernah berhubungan lagi. Ternyata sekarang ia datang lagi."
Ten memutuskan untuk beranjak pergi dari sana. Johnny yang melihat istrinya kembali masuk ke dalam rumah segera meminta maaf pada rivalnya untuk menikmati acara tanpa dirinya. Sedangkan Jihyo tersenyum miring saat Jaehyun menatanya juga. Rencana mereka sepertinya berhasil untuk membuat pasangan itu bermasalah.
" Sayang ada apa? Kenapa tiba-tiba pergi?"
" Tidak apa-apa hyung. Kasian teman-temanmu kau tinggal."
" Aku akan menemanimu istirahat saja ya."
" Tidak perlu hyung sana pergilah."
Johnny benar-benar tak mengerti dengan istrinya sekarang. Ia membiarkan Ten berada di kamar, mungkin istrinya perlu istirahat sebentar. Saat hendak kembali ke pseta Johnny berpapasan dengan Jaehyun dengan santai berjalan menuju ruang tengah.
" Kau lakukan apa pada Ten?"
" Aku tak melakukan apa-apa hyung. Kenapa sih kau sepertinya benci sekali padaku?"
" Karena jika terjadi sesuatu pada Ten, kau lah yang pertama kali ku habisi."
" Dan aku juga tidak takut."
" Heh kalian berdua malah disini. Itu tamu-tamu sudah mau pulang."
" Ah iya ma, aku segera kesana."
" Mana Ten?"
" Dia sedang istirahat, aku tak mau mengganggu nya."
" Yasudah tidak apa. Jaehyun ayo."
" Terima kasih untuk kalian semua yang sudah berkenan hadir pada hari ini. Terima kasih pula untuk doa-doa kalian, semoga calon bayi dan istriku akan sehat selalu."
Para tamu juga sudah mulai pergi pulang. Giliran para pelayan untuk membersihkan semua barang-barang.
" Kau tak lupa bayaranku kan tuan Jung."
" Tenang saja. Sudah ku kirimkan semua ke rekening mu."
" Baiklah, sampai jumpa Jaehyun."
" Iya."
TBC
Asli dah gaes ide ku stuck padahal niatnya tuh abis ujian pengen ngelanjutin ini cerita hiks... Jadi maaf ya kalo ngaret banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)
FanfictionBerkisah tentang sebuah harapan dari sepasang suami-istri yang menginginkan kehadiran seorang anak di antara mereka. Namun, ketika ujian datang mampukah mereka melewati ujian tersebut atau akankah mereka mengkhianati janji suci yang sudah terucap? T...