Bab 8

229 30 0
                                    

Ten melihat mobil Johnny baru saja datang, ia segera menyambut Johnny di teras rumah. Ten berlari ke arah pelukan Johnny. Menubruk tubuh suaminya dan memeluknya erat.

" Aku merindukanmu hyung."

" Aku juga sangat merindukanmu."

" Hyung segera mandi ya akan ku siapkan makan dulu."

" Aku tidak ingin makan, sayang."

" Eh apa hyung tidak lapar?"

" Iya aku lapar. Tapi aku ingin memakanmu saja."

" Yak hyung, turunkan aku."

Johnny dengan tiba-tiba menggendong Ten ala bridal. Membawanya ke dalam kamar. Sesampainya di kamar Johnny dengan perlahan menurunkan Ten dengan perlahan di atas ranjang mereka.

" Aku mandi sebentar ya sayang."

" Iya hyung."

Jantung Ten berdetak kencang. Dua hari yang lalu ia telah melakukan bersama Jaehyun. Semoga saja bekas kemerahan di tubuhnya sudah menghilang jadi Johnny tak akan curiga.

" Sayang."

" Eh hyung sudah selesai."

" Boleh ku lakukan sekarang."

Ten mengangguk pasrah, ia juga tak bisa untuk menolak sentuhan dari Johnny. Ia merindukan suaminya. Perlahan Johnny mulai mencumbu bibir milik Ten. Lidah ke duanya saling beradu hingga saliva mereka menetes ke dagu. Tangan Johnny tak tinggal diam, ia mulai membuka kancing baju tidur milik Ten satu persatu. Telapak tangannya yang besar dan hangat dengan pasti membelai dua puncak dada sang istri, menghantarkan kenikmatan lebih pada Ten hingga terdengar desahan dari bibir Ten.

Ciuman Johnny turun ke leher jenjang milik sang istri. Di sana ia membuat pola kemerahan yang sangat kontras dengan kulit putih itu. Tangan sebelah kanannya melingkar pada pinggang ramping dan tangan kirinya sedang sibuk untuk memutar dada istrinya. Ten sendiri juga tidak tinggal diam, ia menelusupkan jemari lentiknya ke dalam kaos hitam milik Johnny. Membelai perut berkotak delapan itu dengan sensual juga sesekali meremas kejantanan sang suami yang masih terbungkus rapi dibalik celana tidur.

" Langsung ke inti ya sayang." Johnny membisikkan dengan nada rendah yang membuat Ten semakin bergairah. Tanpa lama Johnny segera melepaskan pakaian Ten dan miliknya sendiri. Membuat pakaian itu berserakan dimana-mana. Johnny mempersiapkan penisnya yang sudah menegang di depan liang surgawi millik Ten. Dengan sekali hentak ia memasukkan semuanya membuat Ten meringis kesakitan.

" Hyung s-sakit."

" Tahan sebentar sayang."

Johnny kembali meraup bibir Ten agar tak terlalu merasakan sakit. Ia mulai bergerak dengan tempo yang lambat membiarkan Ten menikmati permainannya. Ketika Ten muali terasa tenang Johnny mulai mempercepat genjotannya hingga ranjang mereka mulai menimbulkan suara deritan. Tak cukup satu atau dua jam mereka bermain. Bahkan Ten yang sudah kelihatan lelah dan keluar berkali-kali tak membuat Johnny berniat untuk mengakhiri permainannya justru pria itu semakin gencar mencari pelepasannya.

" Terima kasih sayang. Tidurlah, biar aku saja yang bersihkan kamar ini."

Ten tak mendengar perkataan Johnny. Ia sudah jatuh terlelap sedari tadi.







Pagi-pagi sekali mereka berdua harus pergi ke rumah sakit. Keadaan papa Seo yang semakin memburuk mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Di depan ruangan ICU sudah ada mama Seo yang menunggu ditemani oleh Jaehyun.

Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang