Bab 3

228 34 3
                                    

Hari berganti dengan cepat, kini Ten dan Johnny tengah berada di salah satu butik milik teman nyonya Seo untuk mencoba baju pengantin. Mereka berdua sepakat untuk memilih tuxedo warna putih yang tidak terlalu mencolok begitu pula dengan cincin pernikahan hanya berupa cincin emas putih sederhana yang diukir nama mereka. Untuk persiapan yang lain mereka percayakan pada tuan Seo dan nyonya Seo.

Akhirnya hari  pernikahan telah tiba. Para tamu undangan juga sudah banyak yang berdatangan tak terkecuali seorang wanita dengan gaun biru selutut yang tampak tak nyaman dengan duduknya. Dia adalah Joy, mantan pacar Johnny. Joy berusaha terlihat tegar ketika Johnny sudah mengucapkan janji pernikahan.

" Semoga kau bahagia dengan istrimu,oppa." Ucap Joy lirih lalu berjalan keluar dari tempat itu.



Setelah resmi menjadi suami istri, kini Ten ikut pindah bersama Johnny untuk tinggal di apartemennya.

" Johnny, jaga Ten baik-baik ya. Awas jika kau membuatnya sedih, ibu akan membunuhmu."

" Iya iya bu. Sudah ibu pulang saja kasihan ayah menunggu di mobil."

" Baiklah kalau begitu ibu pulang. Ibu tunggu kabar baik dari kalian berdua."



Hening. Setelah kepulangan nyonya Seo, mereka tidak banyak berbicara lagi. Johnny lebih memilih untuk tidur di sofa panjang dari pada di ranjang bersama Ten. Ten yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Johnny tidur tak nyaman karena sofa itu terlalu sempit untuk Johnny.

" Hyung, lebih baik kau saja yang tidur di ranjang biar aku yang tidur di sofa."

" Baiklah, jika kau tidak masalah."



------------------

" Hyung, kau mau sarapan apa? Aku bisa buatkan apa yang kau mau."

" Aku akan makan di kampus. Dan jangan lupakan perjanjian kita selama di kampus."

" Iya, hyung."



Ten sudah menduga, Johnny benar-benar tak terlihat bahkan sampai di jam istirahat. Sepertinya laki-laki itu lebih memilih menyibukkan diri di ruangannya. Di dalam benak Ten mungkin kertas-kertas bertuliskan prosposal lebih menarik dari pada bekal buatannya. Karena berjalan sambil melamun Ten tak sadar menabrak seseorang.

Bruk

" Ya tuhan, maafkan aku."

" Tidak apa-apa. Lain kali jangan melamun kalau jalan."

"I-iya."

" Aku mencari Johnny. Apa kau tau dia?

" Dia eh maksudku sunbae ada diruangannya.  Ada di sebelah kiri ruang dosen."

" Terima kasih. Aku kelupaan sesuatu, kau manis."

Ten yakin wajahnya sekarang sudah sangat merah. Lagi pula siapa yang tidak tersipu digombali lelaki setampan itu.




" Hey brother!"

Johnny sudah tak kaget lagi dengan ulah sepupunya satu ini. Dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah. Hanya umur saja yang terlihat tua tapi kelakuan masih seperti bocah.

" Kau tidak bilang akan kesini."

" Nanti tidak jadi kejutanlah."

" Hmm ya, bagaimana studi mu di Amerika?"

" Lancar dan salah satu alasanku pulang ke Korea karena aku sudah bisa praktek di rumah sakit."

" Baguslah kalau begitu."

" Ah iya ku dengar kau sudah menikah. Bagaimana istrimu? Tolong kenalkan aku padanya."

" Huh, kalau kau sudah kenal dengannya apa kau mau merebutnya dari ku?"

" Aku bercanda hyung. Aku hanya ingin tau rupanya saja."

" Kalau kau masih berbicara yang tidak penting lebih baik keluar."

" Oh iya hyung tadi sebelum aku masuk ruanganmu, tidak sengaja aku menabrak seseorang dan dia manis sekali. Aku jadi ingin mengenalnya lebih dekat."


Mendengar perkataan tersebut Johnny mulai merasa was-was. Apakah yang dimaksud sepupunya tadi adalah Ten. Johnny tak bisa berpikir jernih sekarang. Ia harus segera menemui Ten dan menanyakannya.


" Ten."

Ten yang berada di taman kampus bersama Hendery dan Xiaojun terkejut melihat kedatangan Johnny. Bukankah di dalam perjanjian mereka tidak boleh saling menyapa satu sama lain, lalu kenapa sekarang Johnny justru malah memanggilnya.

" Aku pergi dulu ya." Pamit Ten pada ke dua temannya.

" Tidak biasanya sunbae mau memanggil mahasiswa lain." Bisik Xiao Jun pada Hendery.

" Entahlah."





" Apa benar tadi kau menabrak seseorang?"

" Iya hyung. Aku tadi berniat membawakanmu bekal tapi karena teringat perjanjian kita, aku segera pergi. Tapi saat aku berbalik tidak sengaja menabrak orang itu."

" Kalian sempat berkenalan?"

" Tidak hyung. Setelah ku tunjukkan ruanganmu dia segera pergi."

" Baiklah, untuk kali ini ku maafkan dan jangan ceroboh lagi."

" Iya hyung."







" Aku sangat menyesal sekali, kenapa tadi tidak berkenalan dengannya. Ku harap kita bisa bertemu lagi manis."








TBC


Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang