Bab 13

234 21 7
                                    

Halo-halo apa kabar semua?? Selamat tahun baru. Waah maaf banget ya aku tiba-tiba menghilang. Karena selain sibuk, aku juga ga ada mood buat lanjutin. Nah, sekarang mumpung ada waktu libur akan ku gunakan semaksimal mungkin untuk lanjutin cerita ini.




Tiga tahun lamanya Jaehyun berada di negara kincir angin tersebut. Kerinduannya akan kampung halaman sudah sangat tidak bisa dibendung lagi. Ia merindukan keluarganya terutama Sungchan. Bagaimana kira-kira perkembangan bayi itu. Kedua orang tuanya pasti merawat dan menjaganya dengan sangat baik.

" Kau sudah merapikan barangmu, Jae?"

" Sudah hyung. Terima kasih atas bantuanmu, tanpa ada Kyungsoo hyung mungkin aku tidak akan pernah sampai di sini."

" Sama-sama, Jae. Aku sangat senang apalagi ketika para profesor mengatakan bahwa kau selalu mendapat nilai A sekalipun di mata kuliah yang sangat susah."

" Jangan terlalu memujiku hyung, aku tak sepintar itu. Kalau begitu aku harus segera ke bandara hyung."

" Baiklah, hati-hati dan sampaikan salam ku pada keluarga mu."


============


" Apakah hari ini Sungchan akan kau titipkan di baby care, sayang?"

" Tidak hyung, Sungchan akan ikut bersama ku ke kafe." Ucap Ten sambil memasangkan dasi di kerah kemeja sang suami.

" Kau yakin tidak akan kerepotan?"

" Sungchan anak yang tenang, lagi pula nanti ada Lisa yang membantuku untuk menjaga Sungchan."

" Baiklah. Nah, Sungchan nanti di kafe jangan nakal ya." 

Johnny berpamitan pada Ten dan Sungchan. Usai kepergian suaminya, Ten segera merapikan barang-barang milik Sungchan untuk dibawa ke kafe.

" Sungchan, mandi dulu yuk. Nanti kalau tante Lisa datang kita langsung berangkat."

" Bebek." Sungchan menunjuk bebek karet berwarna kuning miliknya.

" Iya, mandi sama bebek."


20 menit berlalu, Ten dan Sungchan sudah siap, tinggal menunggu Lisa datang untuk menjemput mereka. Tak lama, Lisa datang dengan mobilnya. Ten mendudukan Sungchan dibangku khusus bayi sedangkan dia duduk di sebelah Lisa yang menyetir.


Perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka sampai di depan sebuah kafe. Tidak terlalu besar namun belakangan ini kafe milik mereka semakin ramai didatangi pelanggan dari berbagai daerah. Ditambah posisi yang dekat dengan sebuah rumah sakit membuat kafe itu ramai di jam makan karena beberapa perawat atau dokter akan mampir.

" Lisa, aku titip Sungchan pada mu ya."

" Tenang saja Ten. Fokuslah rapat hari ini karena pelanggan hari ini agak sedikit bawel." 

Ten hanya terkekeh menanggapi temannya ini.

" Sungchan jangan nakal ya. Nanti, eomma belikan permen oke?"

"Permen?"

" Iya sayang. Eomma kerja dulu ya."


Lisa membawa Sungchan ke taman yang tidak terlalu jauh dari kafe. Taman itu masih milik dari rumah sakit. Pihak rumah sakit sengaja membangun taman di sana untuk tempat istirahat para penjaga pasien atau perawat yang ingin menikmati udara karena tekanan pekerjaan.

" Oke, tante lempar bolanya nanti Sungchan yang tangkap ya."

Sungchan mengangguk seolah dia mengerti apa yang dikatakan tantenya tersebut. Bola berwarna merah itu melambung di udara, sepertinya bola itu melambung terlalu tinggi dari tubuh Sungchan. Balita itu berlari tak tentu arah mengikuti kemana bolanya akan jatuh. Lisa yang melihat segera mengejar Sungchan agar tak berlari terlalu jauh.

Tuk

Bola merah itu berhenti di dekat sepatu milik seorang dokter muda. Merasa tertarik dokter muda itu mengambilnya dan menoleh ke kanan kiri untuk mencari pemilik dari bola tersebut.

" Bola." Sungchan menunjuk bola di dalam genggaman sang dokter muda.

" Rupanya ini milikmu." Ucapnya dengan menyamakan tingginya dengan Sungchan.

" Ehm punya Uchan."

" Astaga Sungchan Suh. Tante capek mengejarmu." Lisa segera menggendong Sungchan dan mengambil bola merah itu dari sang dokter. Mereka pergi meninggalkan sang dokter yang berdiri mematung.

" Kau sudah besar ya nak. Tunggu sebentar lagi semua orang akan tau keadaan yang sesungguhnya."

Dokter kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit tempatnya bekerja sambil tersenyum hingga menunjukkan lesung pipinya. Dokter yang dikenal dingin kini tersenyum cerah hanya karena bertemu dengan balita berusia 3 tahun.










TBC





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flower Message: Hydrangea (JohnTen-JaeTen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang