Rᴇᴅ-sᴛʀɪɴɢ

2.5K 185 41
                                    

Jᴜsᴛ Aɴᴏᴛʜᴇʀ Oɴᴇsʜᴏᴛ||sᴇᴍɪ ʙᴀᴋᴜ

Hᴀᴘᴘʏ Rᴇᴀᴅɪɴɢ 💜

***

"Ma-maaf tuan...tuan muda tidak ada di kamarnya. Sepertinya sejak semalam tuan muda tidak pulang ke kamarnya. Kamarnya masih sama seperti kemarin," ucap seorang maid pada seseorang yang diketahui adalah ayah dari yang mereka sebut tuan muda.

"Dasar bocah!! Berani-beraninya kabur..." gumamnya. "baiklah, kalian boleh pergi."

"Permisi tuan."

"Belum juga tahu dengan siapa kamu ditunangkan, langsung kabur saja," gerutu sang ayah.

Sementara di tempat lain...

"Ayolah appa!! Appa pikir anak appa ini tidak laku? Sampai appa harus bersusah payah mencarikan pasangan? Aku hanya malas. Tolong batalkan saja, bisa tidak?"

"Kamu 'kan belum tahu dengan siapa, setidaknya bertemu saja dulu. Dan appa tidak akan salah orang. Appa jamin kamu pasti menyukainya," rayu sang appa.

"Engga! Aku akan mencari sendiri pasanganku. Batalkan saja, aku tidak mau appa! Kalau tidak, aku akan pergi dari rumah ini!" ancamnya.

"Coba saja kalau mau kabur tapi appa yakin, tidak sampai satu hari kamu pasti bakal balik lagi ke rumah," ejek sang appa. "mau coba?" imbuh sang ayah.

"Engga! Aku pergi dan jangan mencariku!"

Sosok itu meninggalkan ruangan sang ayah dengan kesal. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya dia keluar dari rumah. Dan benar yang dikatakan sang ayah, dia tidak pernah lama keluar dari rumah. Itu mengapa ayahnya membiarkan saja keputusannya. Lagipula, belum juga melihat calon tunangannya, sudah asal tolak saja.

***

"Lihat depan dong kalau jalan! Taruh dulu ponselmu bisa tidak?" ucap seseorang pada seseorang di depannya. Pasalnya sosok di depannya itu hampir saja tersandung karena sibuk dengan ponselnya kalau saja dia tidak menahannya.

"Iih, cerewet! Lepasin tangan kamu dong! Mau curi kesempatan?" balasnya menatap tangan orang itu yang tengah memegang lengannya.

"Kalau ditolong itu ngomong terima kasih. Bukan ngomel-ngomel kayak gitu," sosok satunya melepaskan tangannya pelan

"Te ri ma ka sih! Sudah 'kan?"

"Hmm...mau naik kereta juga?" tanya sosok yang sepertinya lebih tua.

"Engga! Pesawat! Ya pastilah ke sini naik kereta, kalau mau naik pesawat pasti ada di Incheon!" jawabnya sambil mencebikkan bibirnya.

"Hehe..benar juga. Jangan galak-galak ntar ngga ada yang naksir kamu loh. Sayang kan, kalau orang manis kayak kamu ga ada yang naksir. Lagian aku engga jahat kok. Umm...kaki kamu engga apa-apa?" tanya seseorang seraya mengamati sosok satunya yang tadi hampir terjatuh.

"Apa sih? Euung...kakiku gak sakit kok," jawabnya pelan. "ke Daegu?" tanyanya.

"Iyaㅡ kalau kamu?"

"Daegu," jawabnya sambil menunjukkan tiket yang dia pegang.

Keduanya pun mengangguk. Tampak senyum menghiasi wajah masing-masing. Seperti itulah takdir mempertemukan mereka. Dan itu adalah awal dari kisah mereka. Tanpa di sangka tempat duduk mereka pun bersebelahan. Awalnya memang terasa canggung dan asing, namun itu tidak berlangsung lama. Nyatanya sekarang, mereka tengah bercanda. Senyum dan tawa menghias keduanya. Hingga...

SHORT STORY LISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang