CHAPTER 10

831 95 1
                                    

Lelaki jangkung bernama park chanyeol itu hanya diam sedari tadi. Berdiri didepan jendela kaca yang berada didalam ruangan tersebut.

Dengan kedua tangan yang sengaja ia masukkan kedalam saku jubah kebesarannya, pandangannya lurus kedepan. Menatap hamparan bunga-bunga diluar sana dengan tatapan penuh arti.

Entahlah, sebenarnya apa yang ia lakukan disini? Bukankah lebih baik untuk beristirahat pasca permainan panasnya dengan di mungil? Atau ikut menggarungi mimpi bersama baekhyun?

Tapi kenapa ia bisa disini sekarang? Ruangan yang pengap ini, membuatnya nyaman. Disini ia bisa menenangkan diri tanpa diganggu oleh siapapun.

Bahkan matahari telah undur dari peradaban. Dan meminta sang rembulan untuk menggantikannya. Menyinari malam sunyi itu. Chanyeol masih tak bergeming, ia masih betah berada disana. Duduk di kursi nyamannya dengan kaki kanan menumpu pada kaki kirinya. Di tanggannya ada sebuah gelas kaca berisikan wine berwarna merah pekat.

Memutar-mutar gelas tersebut. Hingga cairan yang berada didalamnya pun ikut berputar. Chanyeol kembali meminumnya sedikit. Setelah itu, ia meletakkan martini tersebut keatas meja yang berada dijangkauannya.

Memejamkan matanya sebentar, lalu ia bangkit dan melangkah menuju pintu keluar. Sepertinya ia butuh berendam air hangat untuk memperbaiki pikirannya. Sebuah ide gila yang membuatnya menyeringai terlintas dipikirannya saat ini. Dengan langkah lebarnya, ia keluar dari ruangan itu dan melangkah menuju kamarnya.

o0o

Baekhyun masih nyaman dengan tidurnya. Hingga ia terbangun tatkala ia ingin membuang iar kecil. Baekhyun terbangun, meringis kala tubuh bagian bawahnya sakit.

"Sshhh."

Kembali ia melenguh karena merasakan tubuhnya remuk redam, sungguh ini sangat sakit. Sebelum itu, ia melayangkan pandangannya kearah jendela.

Ternyata sudah malam-batin baekhyun.

Lalu menyibak selimut dan melilitkan selimut itu ketubuhnya yang masih telanjang. Dan saat ia berdiri, ia merasakan sakitnya luar biasa pada lubangnya. Ia terjatuh karena sakit.

"Ahh.. sakit sekali hiks.." baekhyun terisak.

Mencoba berdiri kembali tapi gagal. Membuatnya bersimpuh disebelah ranjang. Dan dirinya menundukkan kepala, ia melihat ada sepasang sepatu. Cepat-cepat untuk mendongak.

Yang ia dapatkan adalah, chanyeol. Sang dominan itu menatapnya dari atas. Baekhyun menundukkan kepalanya kebawah, saat mengingat bagaimana permainan panasnya tadi bersama chanyeol.

"Mau kemana darling? Kenapa tidak tidur saja heum?" Tanya chanyeol.

"Ak-aku ingin ke kamar mandi." Jawab baekhyun.

"Lalu kenapa kau duduk disini?"

"Itu?"

"Itu? Apa?"

"L-lubangku sakit." Cicit baekhyun lirih.

Sebenarnya chanyeol tau. Dia sudah berada di depan pintu sejak baekhyun belum bangun tadi, ia hanya membiarkan apa yang akan dilakukan baekhyun. Namun melihat baekhyun berusaha untuk berdiri tapi gagal membuatnya iba dan menghampiri baekhyun.

Chanyeol melihat semburat merah diwajah baekhyun yang menjalar hingga ketelinga si mungil, membuatnya gemas.

"Mari kubantu." Ia mengendong baekhyun ala bridal. Membawanya masuk kedalam kamar mandi. Sekalian memasukkannya kedalam jacuzzi.

Are you just my illusion? [CHANBAEK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang