Seperti yang diucapkan oleh chanyeol kemarin. Ia benar-benar akan membawa baekhyun ke istana sendiri. Obsidian phoenix itu menyapu pandangannya pada taman belakang istana yang dipenuhi bunga-bunga. Dalam keheningan seringai itu muncul memikirkan bagaimana baekhyun disini bersamanya.
Ketukan suara sepatu terdengar mendekat, membuat para anggota aleister menoleh ke sumber suara, yang mereka dapati adalah ketua mereka berjalan kearah meja makan. Tatapan yang datar membuat siapapun tertunduk padanya. Tak terkecuali para penasihat dikerajaan tersebut.
Hening menyapa, tak ada yang berani membuka suara, hanya terdengar suara dentingan sendok yang menyentuh permukaan piring. Chanyeol berdehem pelan untuk mencairkan suasana, yang membuat semua yang sedang sibuk memakan sarapannya pun mendongak.
Chanyeol beranjak dari kursi yang ia duduki tadi."Selesaikan sarapan kalian, aku menunggu kalian bertiga di depan." Seraya menunjuk jongdae, kai dan sehun, masih sama dengan tatapan datar dan tajamnya. Mereka bertiga pun meng-iyakan apa yang dititah oleh chanyeol.
o0o
Sampai lah mereka di depan rumah kecil milik tiffany. Chanyeol mendahului untuk masuk ke pekarangan rumah tersebut, disambut dengan gelak tawa milik baekhyun dan tiffany dari dalam. Samar-samar chanyeol mendengar suara lembut yang keluar dari mulut baekhyun, yang mana membuatnya menghangat.
Tanpa membuang waktu lagi, chanyeol beranjak dari tempat berdirinya dan melangkah ke depan pintu masuk, dan membukanya tanpa permisi. Membuat dua orang yang berada didalam pun terdiam. Lalu keterkejutan mereka tunjukkan.
Baekhyun yang melihat chanyeol berdiri menjulang pun beringsut mundur, entah kenapa dia tak bisa menyembunyikan ketakutannya.
"Ya-yang mulia." Tiffany menunduk untuk menghormati chanyeol.
"Mohon maaf. Ada perlu apa yang mulia datang kerumah saya?" Tanya tiffany. Chanyeol mendengar apa yang tiffany tanyakan, hanya saja, obsidiannya lebih tertarik pada si mungil yang duduk dilantai yang dilapisi karpet bulu, mana disebelahnya ada sofa dan meja. Chanyeol terfokus pada baekhyun yang sedang menunduk, tak berani menatapnya.
Chanyeol membuyarkan lamunannya pada baekhyun karena goncangan yang ia dapati di bahunya dari jongdae. Selaku orang kepercayaannya. Dapat tiffany lirik, chanyeol sedang mencuri pandang pada baekhyun yang berada di belakang.
Chanyeol berdehem, memasang kembali wajah datar dan tatapan tajamnya. Memandang kearah tiffany didepannya. Tiffany yang ditatap tajam pun gelagapan dibuatnya.
"Nona tiffany hwang. Kau adalah salah satu penduduk desa esquire yang kupercaya." Tatapan chanyeol tajam, mengarah pada baekhyun seolah ingin melubangi kepala si mungil dengan tatapannya.
"I-iya yang mulia." Tiffany merasakan firasat yang tidak mengenakan.
"Aku park chanyeol. Pemimpin esquire. ingin membawa byun baekhyun ke kerajaan." Chanyeol berbicara sambil mendekat kearah baekhyun duduk. Baekhyun yang mendengar namanya disebut oleh chanyeol pun ketakutan, keringat dingin membasahi keningnya.
Baekhyun mendongak dan mendapati tatapan tajam itu, mengalihkan pandangannya pada tiffany untuk meminta pembelaan. Namun tiffany hanyalah penduduk biasa. Tak memiliki kekuasaan banyak untuk melawan pemimpinnya.
Baekhyun bersiap untuk pergi, namun kalah cepat dengan pergerakan chanyeol. Pekikan terdengar dari mulut sang submissiv kecil karena Lengannya dicekal, dan di cengkram erat oleh pemimpin esquire tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are you just my illusion? [CHANBAEK] [END]
Fanfic[END][CHANBAEK] "Ratuku, lihatlah. Chanyeolmu disini sudah mendapatkan kebahagiannya pasca ratu meninggalkannya." Disana, sang ratu tersenyum kecil melihat mereka semua dari bawah. Senyumannya masih sama seperti dulu. [WARN⚠️] BXB CHANBAEK AREA bad...