CHAPTER 18

641 80 13
                                    

Baekhyun terhenyak di atas ranjang yang ia tempati manakala tau siapa dia yang berada didepan pintu kamar inapnya.

"Ohh?"

"Selamat pagi nyonya byun, aku loey teman kampus baekhyun." Seraya menunduk, memberi hormat kepada ibu baekhyun. Bagaimana dengan baekhyun? Ohh, dia sedang tidak baik-baik saja sekarang. Keringat dingin mengucur dikeningnya. Bibirnya ia gigit kuat tak peduli jika itu akan melukai bibirnya.

"Benarkah? Terimakasih telah menjenguk baekhyun." Ibunya senang.

"Sama-sama nyonya byun." Loey melangkahkan kakinya guna mendekat kearah baekhyun.

"Kalau begitu nyonya pergi menyusul ayah dan kakakmu ya baekhyun." Ibunya tersenyum. Mendapati senyuman ibunya baekhyun membuat loey ikut membalas senyuman itu dengan tulus.

Masalah besar bagi baekhyun.

"Bisakah ibu tetap disini?" Tanya baekhyun sembari memilin selimut yang ia gunakan.

"Hanya sebentar, kalian butuh privasi juga kan? Ibu tak ingin mendengar apa yang kalian bicarakan jadi ibu tinggal ya." Sembari mengelus surai halus milik baekhyun.

baekhyun membuang nafasnya kesal.
"Baiklah jika seperti itu." Mencoba tersenyum kepada ibunya, padahal dalam hati ia sangat takut.

Setelahnya, ibunya menghilang dari balik pintu berdaun ganda tersebut. Membiarkan kedua anak adam tersebut berenang dalam keheningan.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya loey basa-basi.

"Kau siapa?"

Pertanyaan macam apa itu? Bagaimana bisa baekhyun menanyakan hal itu pada loey. Dan loey hanya menyunggingkan senyum miringnya.

"Aku siapa? Aku loey."

"Bukan itu! Kita tidak saling kenal. Kita baru bertemu kemarin. Dan sikapmu yang sok kenal membuatku risih." Kata baekhyun datar.

"Kau lupa jika aku tau segalanya tentangmu?"

"Aku ingat. Tapi kau siapa sialan! Kau bukan siapa-siapaku! Kenapa kau sok kenal denganku. Bahkan memperkenalkan diri sebagai 'teman kampus baekhyun' didepan ibuku." Baekhyun menekan kalimat 'teman kampus baekhyun'.

"Sembarang membawakan aku bunga? Cih!" Baekhyun berdecih dan mendenggus keras setelah itu.

"A-ahh, maaf jika sikapku membuat mu risih."

"Pergi dari sini sialan! Kau menggangu waktuku bersama keluargaku!" Amuk baekhyun. Yang mana langsung loey turuti, ia pergi dari kamar inap baekhyun. Menjauh darisana. Tanpa baekhyun sadari jika loey menyematkan seringai tajam pada wajah berdimple manis itu dan berjalan melewati lorong runah sakit.

"Baru pertama kali ini aku ditolak seperti itu." Desis loey.

"Siapa yang berani menolakmu loey?" Tanya salah seorang lelaki pucat yang berada diantara lelaki lainnya.

"Baekhyun."

Semua yang berada disana terdiam, menghentikan semua kegiatan mereka sementara. Manakala mendengar apa yang loey bicarakan.

"Wow, wow, wow.. ini mengejutkan bung." Lelaki tan tersebut meringis.

"Dia berubah, tak seperti dulu." Terang loey. Membuat mereka semua yang berada disana tau titik permasalahan yang tengah menerpa sang ketua.

"Lalu kau mau bagaimana?" Tanya pria berdarah china tersebut.

"Membuatnya menyerah dengan permainan yang ku buat." Seringai tajam itu kembali tercetak. Membuat siapapun akan meremang karena melihat seringai itu. Tak terkecuali mereka yang masih berada disana.

Are you just my illusion? [CHANBAEK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang