CHAPTER 15

696 85 11
                                    

"Chanyeol dimana? Kenapa kau belum pulang?"

Kini, Baekhyun Berada di balkon atas. Menikmati udara sore hari setelah hujan turun. Ahh, tepatnya menunggu chanyeol pulang. Dan Menumpukan tangannya diatas beton pembatas.

Ia melamun, pikirannya kosong. Hanya ada chanyeol didalam pikirannya kali ini. Entah mengapa, suasana hatinya tampak mendung, ada secerca rasa kegelisahan menumpuk didalam hati. Kekhawatiran, kegelisahan dan risau, bercampur menjadi satu. Memporak-porandakan susana hati baekhyun sore ini.

Mengusap setitik air matanya yang tak sengaja terjatuh karena pikiran kalutnya itu, baekhyun melangkah pergi ke dalam tanpa yau jika seseorang yang ia tunggu tadi sudah memasuki kawasan kerajaan yang tengah memacu kudanya.

Saat baekhyun ingin membuka pintu kamarnya, suara gaduh lantai bawah terdengar di telinga baekhyun, suara yang familier itu, baekhyun membelalakkan matanya dan langsung berlari tungang langgang untuk menuju lantai bawah.

"Tuan muda hati-hati...astaga." himbau salah seorang pelayan yang kebetulan membersihkan lantai atas dan bersimpangan dengan baekhyun.

Himbauan itu tak baekhyun dengarkan. Bahkan saat berada di tangga penghubung lantai atas dan lantai bawah, ia tak berhati-hati. Hanya chanyeol, chanyeol, chanyeol dan chanyeol saat ini.

Baekhyun sampai dibawah. Melihat chanyeol tengah bersimpuh dilantai dengan pakaian yang basah serta banyaknya noda lumpur yang tertinggal. Tanpa pikir panjang baekhyun lantas berlari dan menerjang chanyeol dalam pelukannya,  chanyeol dengan senang hati membalas pelukan yang si munggil berikan padanya. Tak mempedulikan jika pakaian yang ia kenakan akan basah dan menyentuh noda lumpur yang menempel di pakaian chanyeol saat ini.

"Chanyeol..."

Chanyeol tersenyum simpul, mengelus surai halus milik baekhyun.

"Aku disini.."

"Kenapa kau lama...hiks..." sembari memukul-mukul dada bidang si jangkung.

"Ada sesuatu yang harus aku kerjakan sayangku."

"Kenapa yang lain tak ikut denganmu?!"

"Urusan pribad- hey kau menangis?" Chanyeol berucap kala samar-samar telinganya mendengar isakan kecil yang baekhyun suarakan dari bibir tipisnya itu.

Dan baekhyun tak dapat membendung isakannya, isakan itu lolos begitu saja saat mendengar suara deep husky itu. Ia merasakan sebuah kelegaan.

"Aku mencintaimu..."

Ungkapan itu, chanyeol memandang lurus dan tersenyum miris. Untuk apa lagi baekhyun mencintainya? Padahal mereka sendiri tak lama lagi akan berpisah. Benar bukan?

"Chanyeol.."

"Hmm?"

"A-aku...hiks..."

"Kenapa menangis heum?"

"A-aku mencintaimu...sangat.."

Lama setelah itu, chanyeol tak menjawab atas ungkapan baekhyun. Membuat sang empu mengigit bibirnya kuat-kuat.

"Aku lebih mencintaimu baekhyun."

Kelegaan itu, baekhyun bisa merasakannya. Ia pun kembali menangis tersedu-sedu entah karena apa.

"Tapi..."

Keadaan hening. Tak ada yang angkat bicara. Hanya chanyeol dan baekhyun saja. Deruan nafas lelaki cantik bahkan terdengar samar-samar.

"Kita tidak bisa...kita akan berpisah baekhyun." Chanyeol mengujar sembari tersenyum miring.

"Ap-apa?"

Are you just my illusion? [CHANBAEK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang