~14~

1.2K 182 64
                                    

.

.

.

Belum sampek 24 jam udah update lagi dong. Jun tepati janji kalo komen tembus 20 lebih bakal update, dan ini Jun update cepet kan, cepet banget malah. Untuk chap depan kasih waktu Jun buat mikir dulu, jadi updatenya gak bisa se cepet chap ini. Jun juga masih ribet perpanjang Sim mana perpanjang dua sim sekaligus, jadi besok sama lusa Jun masih ribet intinya. Jun pengen tahu sih apa tanggapan kalian tentang book ini, sampek di chapter ini, udah mulai membosankan kah? atau terlalu complicated kah? atau ceritanya udah ke tebak? Junpengen tahu aja gitu pas kalian baca sampai dengan chap ini perasaan kalian ke book ini tuh kayak gimana. soalnya kalo emang ngebosenin Jun bakal twist lagi biar gak mudah ketebak, atau mungkin biarin aja? tau ah. kebanyakan ceramah nih Jun, oke selamat membaca.

.

.

.

Soobin sangat kacau hari ini. Dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya dan terus memikirkan Kai. Pengunduran diri Kai kemarin membuatnya terus berpikir tentang apa saja yang sudah dia perbuat pada Kai selama ini. Apa selama ini dia sudah keterlaluan pada Kai? Soobin memang ingin Kai menyerah dan berhenti mengejar cintanya, tapi bukan berarti Soobin ingin Kai pergi seperti ini. Soobin tidak ingin Kai pergi saat, dia belum tahu siapa sebenarnya ayah dari anak yang Kai kandung. Namun di sisi lain, dia ingin Kai pergi agar apa pun hasil tes itu dia tidak harus bertanggung jawab.

Soobin merasa sangat jahat, namun dia ingin melanjutkan hidupnya dengan normal. Kejadian itu benar benar kecelakaan dan dia masih belum siap untuk memiliki anak. Soobin stress memikirkan ini semua. Dia merasa bersalah dan lega di saat yang bersamaan. ada bagian dalam dirinya yang merasa sedih Kai pergi, sebagian dari dirinya merasa senang akhirnya dia tidak perlu terganggu dengan keberadaan Kai lagi.

"Permisi Soobin-ssi" Beomgyu masuk ke ruangan Soobin dan membuyarkan lamunan sepupunya itu.

"Beomgyu-ya, ada apa? Dan apa apaan panggilan itu"

"ada apa? Kau yang ada apa Soobin-ssi. Kau mengacaukan pekerjaan hari ini dan membuat ku semakin repot. kau mengacaukan laporan yang harusnya kau buat, kau mengacaukan proses tawar menawar dengan klien penting. Aku menghandle semua pekerjaan penting saat ini, jadi tolong bekerja dengan benar dan jangan membuat ku makin repot. Dan aku tidak sudi memanggil orang yang tidak berperasaan seperti mu dengan sebutan hyung" Beomgyu menaruh beberapa dokumen untuk Soobin di meja Soobin dengan wajah dan sikap yang sangat tidak bersahabat.

"maaf hari ini aku kurang fokus. Tapi apa yang kau katakan tentang orang tidak berperasaan? Apa ini tentang Kai? Aku hanya membiarkannya pergi dengan begitu dia bebas sekarang"

"ya, harusnya sejak lama dia pergi dan bebas. Tidak seharusnya malaikat sepertinya terus mengharapkan iblis seperti mu. Dia pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik"

"ya ku harap juga begitu"

"karena mengharapkan seorang pengecut yang mementingkan ego nya hanya akan menyakitinya. Aku yakin karma akan datang membalaskan sakit hatinya" Beomgyu menggebrak meja kerja Soobin.

"sekarang selesaikan pekerjaan mu dengan benar, aku harus pulang tepat waktu karena aku ingin membantu Kai berberes di apartemennya. Dia akan berangkat besok siang" Beomgyu keluar dari ruangan sepupunya itu.

Dan kembali meninggalkan Soobin yang termenung sendiri.

.

.

.

Soobin bangun dalam keadaan kacau. Semalam dia minum cukup banyak untuk meringankan stressnya, dan paginya dia sangat kacau. Soobin melangkah kan kakinya menuju dapur. Biasanya ramen panas bisa meredakan hangovernya, tapi saat dia mencari ramen instan itu tidak ada di dapurnya. Soobin mencuci muka, mengambil jaket dan dompet lalu menuju minimarket dekat apartemennya.

Desire | Omegaverse AU (SOOKAI) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang