.
.
.
hay guys, Jun belum balik dari liburan tapi masih sempet update karena ternyata ada waktu luang dan ada signal. kali ini updatenya singkat, pendek chapternya, tapi semoga kalian puas. pas kemarin Jun belum sempat nyampaiin ini, selamat hari raya idul fitri semua, mohon maaf lahir batin ya, maafin Jun kalo Jun ada salah dan sering bikin kalian jengkel sama update an yang gak konsisten atau jalan cerita yang bikin geregetan, intinya Jun mohon maaf. chapter depan bakal update cepet kalo yang komen dan vote banyak, jadi... udah tahu kan harus gimana. Udah dulu ceramahnya selamat membaca.
.
.
.
Soobin langsung menghampiri sosok yang ia yakini Kai itu. Akhirnya semua doa dan harapan Soobin selama lima bulan ini untuk bertemu Kai terwujud. Dia tidak akan membiarkan Kai pergi lagi darinya.
"Kai... Ya Tuhan ini sungguhan diri mu... kau kemana saja" Soobin berlutut di hadapan Kai sambil menggenggam erat tangan omega cantik yang ia rindukan ini.
Kai pastilah terkejut, tapi lebih dari itu wajahnya tampak ketakutan. "ttidak...pergi! Jangan dekati aku pergi..." tangan Kai gemetaran, pandangannya tak fokus dan dia terlihat panik.
"Kai... tenang aku tidak akan menyakiti mu... tenanglah..." Soobin memeluk Kai mencoba menenangkannya namun Kai makin panik.
Gagal melakukan perlawanan dengan tubuh lemahnya, Kai pingsan tak sadarkan diri. Wanita paruh baya di samping Kai yang ternyata adalah ibu Yeonjun itu langsung memanggil suster atau siapapun yang bisa menolong Kai. Ibu Soobin yang berada di dekat situ pun melakukan hal yang sama, berusaha memanggil suster untuk menolong Kai. Sedangkan Soobin measih memeluk Kai dengan erat.
"maafkan aku Kai.... Aku yang membuat mu seperti ini... maaf..." Soobin menangis pilu melihat kondisi Kai.
Dengan reaksi Kai yang seperti itu, Soobin tahu Kai punya trauma padanya. Dialah yang membuat Kai takut dan membencinya. Ini bukan sekedar luka hati, luka hati itu sudah ikut merusak kejiwaan Kai.
.
Kai langsung mendapat penanganan dari tim medis. Kondisinya yang memang lemah membuatnya mudah collapse, apa lagi dengan guncangan mental seperti tadi. Untuk sementara Kai harus istirahat dan diberi obat penenang. Sementara Soobin tengah mendengar penjelasan tentang kondisi Kai dari dokter dan dari ibu Yeonjun.
Dokter dan ibu Soobin menceritakan dengan detail kondisi yang Kai alami selama lima bulan ini, tanpa ada sedikit pun yang mereka tutupi. Ibu Yeonjun bercerita tentang depresi yang Kai alami hingga mempengaruhi kandungannya. Beliau juga berkata jika Kai masih dalam terapi untuk ketergantungannya pada narkoba juga obat penenang. Jadi terkadang emosi Kai tidak stabil dan itu sangat berpengaruh pada kondisi tubuhnya terutama pada kandungannya.
Tiada hal lain selain penyesalan yang Soobin rasakan saat ini. Separah ini dia telah merusak Kai. Soobin berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan Kai setelah ini. Dia akan berusaha sekeras mungkin menyembuhkan semua sakit Kai, baik fisik, mental, maupun hatinya.
.
BUGH!
Tiba-tiba Soobin mendapat pukulan keras di wajahnya. Itu Yeonjun, sang model terkenal itulah yang memukul keras wajah Soobin yang tengah duduk termenung di depan ruang rawat Kai.
"mau apa lagi kau? Kurang puas membuat Kai menderita? Untuk apa kau menampakkan wajah mu lagi Choi Soobin!" bentak keras Yeonjun setelah memukul Soobin.
"Yeonjun, sudah nak tahan emosi mu dulu ini di rumah sakit" ibu Yeonjun menarik anaknya agar tidak menyerang Soobin.
"pria ini yang sudah membuat Kai hancur eomma. Dari dulu... bahkan sebelum aku bertemu dengan Kai, dia sudah menabur luka di hati Kai. Aku bersusah payah menyembuhkan lukanya, aku berusaha agar dia bisa hidup tanpa bayang bayang masa lalunya, tapi bajingan ini malah makin merusak Kai sedemikian rupa" kalau bukan karena ibunya yang menarik tangannya mungkin Yeonjun sudah menghajar Soobin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire | Omegaverse AU (SOOKAI) ✓
Romance. Soobin seorang alpha yang baru saja membuka studio miliknya sendiri, bertemu dengan adik kelasnya seorang omega pria cantik yang pernah ia tolak dulu, bernama Kai. Setelah tujuh tahun berlalu, bukannya canggung dan saling menghindar, Kai malah sa...