part 05

12 13 0
                                    


Selamat membaca 🍀

•••••

Tv menyala, lagu kencang dari MP3, baju di lemari kosong dan berserakan di lantai. Itu lah keadaan kamar Mala. Sedangkan ia mondar mandir, gelisah, merasa tertekan karena Bima mengajak nya keluar.

Mala berhenti didepan cermin, ia berkaca. Terlihat cantik dengan make-up tipis serta dress dengan lengan pendek berwarna merah muda. Warna yang khas perempuan ini membuat Mala risih, bukan hanya warna tapi semuanya, ia lebih suka menggunakan hotpants dengan training. Lebih cocok dengan dirinya yang tomboy, tapi ia juga tidak ingin terlihat biasa saja didepan Bima. Kenapa sekarang ia bingung dengan penampilan nya?

Setelah berkaca, Mala melirik matanya melihat jam. Seharusnya Bima sudah menjemput nya. Mala sempat berpikir bahwa Bima membohongi nya. Merasa kesal dengan pemikiran nya, ia berbaring kembali di atas ranjang, mematikan MP3 yang berbeda di atas nakas dan mengambil remote untuk mengganti saluran tv. Lebih baik menonton drama Korea, pikir Mala.

Bunyi pintu terbuka dan tertutup terdengar. Namun, Mala tetap fokus pada tv nya. Ia tidak ingin diganggu oleh siapapun.

"Nggak ada angin, nggak ada badai kamar bisa gini. Kamu cewek,La. Kamar berantakan banget." Ia adalah Rafa. Sudah lama Rafa tidak masuk kamar Mala dan tidak ada yang berubah.kotor.

Ia mendekat berdiri di depan Tv,menatap Mala curiga. "Ini seriusan Mala? Kaos sama celananya mana, neng? Tumben pakai dress?"

Mala memutar bola matanya malas, sudah ia duga bahwa terlihat aneh dengan perubahan ini. Bima alasannya. "Dateng Dateng ngejek, nggak sopan masuk kamar anak gadis."

"Kaya Lo nggak pernah masuk kamar gue aja."

"Ck. Minggir nggak Lo? Gue lagi nonton TV."

Lantaran baju berserakan di mana mana dan tidak ada tempat untuk duduk, Rafa berdiri di samping lemari pajangan. "Lo ada acara? Kok tampil beda. Cantik."

Dulu Mala akan tersipu malu dengan segala pujian Rafa. Dulu, sekarang ia kesal karena pertanyaan Rafa selalu menjurus ke Bima.

"Ini, Lo sama siapa?" Rafa mengambil foto yang dipajang di lemari, foto itu berbingkai kayu, tampak sudah lama. Dan terlihat Mala  diberi bunga oleh anak kecil seumuran dengan nya, ia membelakangi kamera.

"Gue kurang tahu, tapi kayaknya itu,Lo. Siapa lagi cowok yang ada di kehidupan gue." Pernyataan Mala terdengar ambigu.

"Gue nggak ingat, kalau kita  foto seromantis ini."

"Foto itu udah lama, Gue juga lupa." Walau ada keraguan di hati mala karena foto itu. Mala dan Rafa tidak pernah foto berdua.
"Lo ngapain kesini? Tumben banget."

Rafa tergelak, ia mendekati Mala sesudah meletakkan kembali foto itu. " Iya, nggak bisa malam mingguan sama Gita. Ada acara keluarga dia." Mala mengernyitkan dahi, bagaimana ia lupa bahwa sekarang malam Minggu, bagus juga, karena Mala tidak perlu repot-repot mengganggu Rafa dan Gita dengan rencananya.

Sekarang masalahnya berada di Bima, apa dia malam mingguan dengan pacarnya? Pikir Mala. Sial, Mala melupakan itu. Bima tampan, populer,ketua basket, jomblo? Tidak mungkin.

"Mala---"

"Ssttt." Suasana hati Mala berubah seketika, ia berdiri, berniat ganti baju, dress sangat merepotkan dirinya. "Gue mau ganti baju, lo---" terdengar suara pintu diketuk membuat Mala tidak melanjutkan ucapannya.

AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang