°~14~°

712 145 44
                                    

Ingat cerita ini adalah cerita fantasi
.
.
.
Happy reading
.
.
.
o0o

Ternyata benar tebakan Kelvin. Badan kurus milik sutisno memang tidak bisa mengalahkan badan berotot waria itu. Sungguh menyedihkan nasip Kelvin saat ini, setelah tubuhnya terpelanting ke arah waria itu ia langsung berada dalam dekapan lelaki setengah wanita itu. Bahkan bisa dilihat dari wajah pucat Kelvin, ia sedang tertekan.

"Ih! Mas guanteng sekarang punya eyke"

Dengan semangat waria itu langsung mengangkat Kelvin yang sudah ada dalam dekapan nya. Kelvin meronta-ronta dan menangis seperti bayi. Sekarang ia sama sekali tidak bisa memikirkan cara untuk melarikan diri lagi, otaknya mendadak berhenti bekerja. Jika ia memiliki untuk pura-pura pingsan ataupun mati, mungkin ia nanti akan berakhir habis di tangan waria itu. Wibawa nya sebagai seorang laki-laki akan hilang.

"O-om..lepasin gua"

"Ih mas guanteng jangan panggil eyke om dong, eyke kan w.a.n.i.t.a"

"Oke-oke, MBAK LEPASIN GUA!!"

Kelvin berteriak masih berusaha melepaskan diri.

"Ih jangan gerak-gerak dong mas guanteng"

"Aaaaa! Lepasin gua bencong gila!"

Waria itu seketika terdiam, lalu menatap tajam Kelvin. Menerima tatapan seperti itu Kelvin menegak, mungkin kan dia telah membuat waria ini marah?

"Udah yuk, kita kepojokan!" Katanya sambil berjalan kearah pojokan, tempat pohon rimbun dan gelap.

Kelvin melirik ke arah sutisno yang terpelanting lumayan jauh, sutisno kini mulai bangkit dari duduknya dan segera menahan kaki waria itu berharap agar ia melepaskan Kelvin. "Tuan! Lepaskan teman saya" ujar sutisno masih memegang erat kaki berbulu milik waria itu.

Kelvin mengangguk semangat meski masih menunjukkan wajah menyedihkan nya.

"Ih kok mas buruk rupa ini ikutan juga sih?" Protes waria itu kesal sambil menatap Sutisno.

"J-jangan bawa teman saya om" sutisno masih memegangi kaki waria itu.

Waria itu yang seperti nya kesabaran telah habis pun tanpa belas kasih langsung menendang badan sutisno hingga terpelanting jauh. Kelvin terpelongo, bisa-bisa om ini menendang sutisno dengan mudah seperti layaknya menendang seekor kucing. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan tenaga sesungguhnya dari waria itu.

"SAUDARA KELVIN?" suara cempreng itu tiba-tiba terdengar.

Kelvin, sutisno dan waria itupun langsung memusatkan pandangan nya ke sumber suara. "B-budi?" Kelvin bergumam, sambil menatap Budi yang tiba-tiba saja ada disini.

Kelvin menatap penuh harapan kepada Budi, bahkan sutisno yang baru saja terpelanting langsung bangkit dan berlari ke arah Budi yang baru datang. Ia sepertinya meminta bantuan Budi untuk menyelamatkan Kelvin dari serangan buas waria yang akan memperkosa Kelvin.

"BUDIII! tolongin gua?!"Kelvin melambaikan tangan, tanda meminta bantuan.

Kelvin bisa merasakan bahwa waria itu kini berhenti bergerak dan juga ikut menatap ke datang Budi dengan kaget. Entahlah yang terpenting sekarang dia bisa lepas dari om-om buas ini. "Saudara Kelvin kenapa?" Budi dan sutisno berjalan mendekati.

Lintas Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang