°~59~°

114 17 0
                                    

Tidak ada yang menyangka bahwa Dev akan menikah dengan Ayyara secepat ini, kesepakatan yang pernah mereka buat tertulis jika Dev akan menikahi nya saat pengadilan selesai. Keduanya dulu setuju tapi tidak ada yang tahu jika rencana itu dimajukan, Marina bahkan sangatlah syok saat mendengar nya tapi begitu bahagia karena setidaknya ada kebahagiaan yang muncul di tengah-tengah masalah yang sedang keruh ini.

"Aku mencintai mu, mari kita menikah" itulah yang dikatakan Dev,

"Bagaimana jika aku menolaknya?" Tanya gadis itu dengan canda tawa. Pria itu melanggar kesepakatan yang telah dia buat sendiri, dulu dia lah yang selalu mendapatkan penolakan. Hingga terbiasa sampai dia melakukan cara itu,

Dev tersenyum.
"Jika kau tolak aku akan tetap menikahi mu, aku tidak ingin kehilangan seseorang seperti mu"

Entahlah kenapa Ayyara selalu gemetar saat bersentuhan dengan Dev, pria itu memegang tangan nya tanpa dosa. "Baiklah tapi makanku banyak"

Dev mengangkat tubuh gadis itu, dia mencibir. "Kau yakin? Lihatlah betapa ringan tubuh mu ini, aku bahkan bisa membawa mu ke mars-"

Mereka tertawa,

Yanto tertawa melihat itu dari kejauhan. Yanti ada di sebelah nya, dia mengerutkan keningnya berfikir kenapa kakaknya tertawa.

"Orang se-kaku Dev tetap akan terlihat bodoh saat menemukan gadisnya" ucap Yanto.

Yanti memukul nya. "Kau saja belum berani berbicara pada Merlin! Dia itu istrimu kangmas.."

***

"Aku mencintai mu" ucap Yanto pada Merlin,

"Tidak"

"Sejak kapan?"

"Aku tidak mencintaimu lagi kangmas" ucap Merlin,

Yanto menatap sayup mata gadis itu. "Tidak masalah, aku mencintai mu"

"Terlambat"

Yanto tau, mau di lihat diri sudut manapun dialah yang salah karena telah memainkan gadis itu dan meninggalkan sembarang setelah puas di mainkan. Bahkan mungkin sama seperti perbuatan nya dengan adiknya, dia tidak pantas di maafkan. Yanto membuat gadis itu jatuh cinta hingga dengan mudah menjatuhkan sembarangan, ia genggam telapak tangannya. Ia tahu dia memang lancang, gadis itu bahkan tidak menatap nya sama sekali.

"Saya pikir, kau sekarang telah menyesel karena pernah mencintai pria yang salah. Dulu saya pernah bilang bahwa orang yang berani menyakiti mu tidak pantas untuk dimaafkan, dan kini ucapan itu berbalik. Saya sadar betul kalau saya tidak pantas di maafkan, tapi cukup ini saja yang harus kau tau. Saya mencintai mu, sampai saat ini bahkan nanti saat ajal menjemput saya" Yanto berniat pergi, dia memang pantas diperlakukan seperti ini setelah semua yang telah dia buat.

Merlin mengerutkan keningnya. "Salah?"

"Tidak ada lagi yang saya punya"

"Aku tidak pernah meminta apapun dari mu kangmas, aku tidak pernah benar-benar menginginkan itu. Waktu kau masih menjadi putra Raden mas Tarto, saya mencintai mu bukan karena uang atau harta" Merlin menatap Yanto. "Saya pikir adik kangmas juga begitu, kau pikir mudah menaruh rasa pada anak dari orang yang merusak hidup ku?"

Yanto menggertak giginya, dia tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang bahwa dia putra dari seorang Sugiono. Jika dia bisa minta dia tidak ingin terlahir dari darah nya, "maafkan saya-"

"Kenapa kau minta maaf kangmas?!"

"Saya minta maaf atas namanya"

Marlin menyingkirkan tangan Yanto. "Apa salah mu sebenarnya?! Kenapa kangmas selalu meminta maaf atas namanya?! Bukankah kau juga korban?"

Lintas Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang