19

291 44 0
                                    

“gimana sama katha?”

“masih.” laki laki itu meneguk kaleng birnya hingga habis.

“masih apaan?” tanya yang lain.

“masih sahabatan.” jay dan jake tertawa mengejek shaka yang beberapa saat lalu menghubungi mereka untuk datang ke madison setelah sekian lama.

confess aja anjir dari pada kaya gini.” shaka menghela napasnya perlahan. “takut asing gue.” ucap laki laki itu.

“yaudah ngga usah cemburu kalau katha deket sama ini itu.”

“nah ngga bisa jawab kan lo.”  jay memukul bahunya bercanda.

🕊

shaka :
“jadinya kena skors tiga hari.”

katharine :
“untung ngga dikeluarin.”

shaka :
“biar gue ada kerjaan lo besok gue anterin.”

katharine :
“ngga mau.”

shaka :
why?”

shaka :
“biasanya iya iya aja.”

katharine :
“nanti gue dikata beban.”

shaka :
“peduli bener sama omongan orang.”

katharine :
“peduli lah.”

shaka :
“besok gue jemput setengah tujuh pas ya bebanku.”

shaka :
“bebanku jangan tidur malem malem.”

katharine :
“ih apalah manusia ini.”

🕊

“kelasnya siapa sih itu yang di lapangan? rame banget.” kelasnya kini hanya terisi beberapa orang karena yang lain sengaja tidak berangkat; toh pembelajaran di semester ini sudah selesai.

“makay—”

“woy! makayla pingsan!” katha segera berdiri dan mengintip dari jendela kelasnya sedangkan seseorang sudah berlari kesetanan menuju lapangan.

makayla :
“kath, ini daniel.”

makayla :
“lo bisa tolong ke uks sekarang ngga?”

makayla :
“nemenin kayla.”

katharine :
otw.”

“katha..” gadis itu memeluknya erat.

“bayinya gimana..”

makayla menangis sembari memegangi perutnya yang terasa sangat sakit. “tunggu bentar ya? daniel lagi manggil dokter.”

adeline sudah tau lebih dulu. “kay?”

pelukan kayla melemas.

“makayla!” gadis itu mulai kehilangan kesadaran—lalu bersamaan dengan itu katha bisa melihat darah perlahan membasahi ranjang.

F.

friendshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang