12

328 45 0
                                    

few days later :

tok! tok! “kath?” mark mengetuk kamar katha beberapa kali karena sejak pulang sekolah kemarin gadis itu mengurung dirinya hingga pagi ini. “kakak masuk ya?”

pintu dibuka perlahan oleh mark yang langsung menemukan adiknya berbaring di atas ranjang. “hey,” laki laki itu menaruh telapak tangannya di dahi katha.

demam. “kak.” katha membuka matanya.

“iyaa? kemarin kehujanan?”

“kemarin aku ketemu mama di depan.” mark berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan katha. “she said sorry to me.”

“terus mama juga ngasih obat buat ngilangin bekas lukanya.”

mark mengusap rambutnya. “kakak minta mbak jum masakin bubur dulu, kamu tidur lagi aja gapapa.”

“kak.”

“hm?”

“i can’t hate her.” satu air matanya menetes.

“because she’s our mother.”

but a good mother will never abuse her daughter, katharine.”

🕊

TINN! “KATHARINE!” bruk! “akh..”

“lo gapapa?” gadis itu membuka matanya perlahan. “kalau mau nyebrang liat kanan kiri dulu.” laki laki itu membantunya untuk berdiri.

katha mendongakkan kepalanya perlahan menatap siapa yang menolongnya dari kecelakaan tadi.

“kak? lengan lo!” katha segera melihat ke sekitar untuk mencari setidaknya toko kecil yang menjual hansaplast dan obat merah. “hey, gapapa.”

“gapapa apanya sih! lengan lo lecet kak!” gadis itu menarik harsha menuju sebuah toko yang berada tepat di sebelah sekolahnya.

“ssh!” setelah membersihkan luka di lengan harsha, katha dengan perlahan mengoleskan obat merah di lukanya.

“ngelamunin apa sih sampai ngga liat ada mobil segede itu?”

“...”

“kurang kurangin ngelamun di jalannya katha.” katha terdiam selama beberapa saat. “maaf kak.” laki laki itu tersenyum kecil.

“iyaa sayang.” harsha mengusap pelan kepalanya.

🕊

shaka :
“ceritanya balikan?”

katharine :
“kok lo ngga berangkat sih.”

shaka :
“jawab dulu.”

katharine :
“engga.”

katharine :
“gue hampir ketabrak tadi.”

shaka :
“ngelamunin apa sih?”

katharine :
“ngga ngelamun.”

katharine :
“gue liat ada nenek nenek jualan sampai ketiduran.”

katharine :
“kasiannn.”

katharine :
“besok pulang sekolah kita samperin ya.”

shaka :
“astaga.”

shaka :
“besok gue temenin.”

🕊

“minggir anjing! lo kalau mau jualan di pasar jangan di pinggir jalan kaya gini.” sekumpulan laki laki itu menganggu si nenek yang tengah berjualan.

“aduh jangan di tendang tendang jualannya..” nenek itu berusaha melindungi dagangannya. “udah tua harusnya diem di rumah! atau ngga ke panti jompo aja dah.”

BUGH! nice!” tas sekolah katha berhasil mengenai salah satu anak laki laki itu. “bangsat!” dia hendak mengayunkan pukulan ke arah katha namun sebelum itu shaka datang dan menahan pukulannya.

“beraninya sama cewek doang apa gimana?”

mereka yang berada di sana langsung berlari meninggalkannya sendirian. “sorry bang.” shaka menendang tulang kering laki laki itu untuk membuatnya berlutut.

“minta maaf.”

“maaf nek! sumpah saya ngga bakal ganggu nenek lagi.”

laki laki itu segera bangun dan berlari tanpa melihat ke arah shaka yang berada di belakangnya.

“terima kasih ya nak..”

“nek harusnya tadi di pukul pakai ini anaknya.” katha mengangkat ulekan yang di gunakan si nenek untuk berjualan pecel.

“kath.” shaka menegurnya. “kesel banget gue.”

“nenek aja gapapa kok malah kamu yang nangis..” tangisannya semakin deras ketika katha melihat senyuman si nenek yang begitu lembut; persis seperti neneknya.

F.

friendshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang