Ketika istirahat pertama dikelas Jaemin.
"Lo berdua ngapain disini?"
Renjun dan Haechan mendengus kesal, sementara Jaemin menatap sepasang kekasih itu dengan tatapan bingung.
"Mau ngapain? Mau maksiat jangan disini." Sindir Jaemin.
"Apasih Jaem." Gerutu Renjun, lelaki itu lalu kembali fokus pada bacaannya.
"Mau ikut kemah kaga lo berdua?"
"Kaga." Sahut Renjun dan Haechan berbarengan.
"Lah kenapa?"
"Kalau gue emang gak pernah ikut kemah." Ini Haechan.
"Gua mager, kalau kemah itu makan 5 menit, mandi 5 menit, apa-apa 5 menit, makan mandi ae dikasih waktu, senior juga pada sok-sokan galak, begitu ada pembina langsung ciut, cih beraninya kalau ga ada guru." Ini Renjun yang jawab.
"Ren tapi tahun ini lo jadi DA."
[DA = Dewan Ambalan]
"Diem jncok!"
"Lo nyindir diri sendiri?"
"Bacot sumpah Jaem!"
Jaemin ber-peace, wajah main-mainnya berubah menjadi serius, "Gue yakin sih lo bilang engga sekalipun lo bakalan tetep ikut, ya gak? Secara kan lo ketua panitia dari acara ini, anggota DA lainnya juga males kaya elo, guru pada setres gegara mikirin siapa senior yang mau ngebimbing adek kelas."
"Gue tau kalau itu mah!"
"Ya makanya blegug!" Jaemin yang sudah habis kesabaran langsung menjitak kepala Renjun, "Karena lo ketuanya lo harus kasih contoh ke badan yang lain, lo itu otak dari acara ini, kalau lo gak dateng gimana bisa berjalan lancar anjir, apa perlu gue jelasin kalau otak itu bagian terpenting dari manusia?"
"Trus."
"Dan lo, ditunjuk jadi koordinator artinya lo dikasih kepercayaan, bodoh, ikut gak?" Diakhir kalimat Jaemin menatap Renjun dengan tatapan tajam.
"Baper amat lu bercanda doang gue."
"Pantesan muka lu mirip moomin babi."
"MOOMIN TUH PERI!"
"MANA ADA PERI BONTOT!"
"Ikut kan ren? Kalau lo ikut, gua juga ikut."
Renjun mengangguk-angguk, dia memang harus ikut sekalipun dia gak mau, yakali koordinator gak ikut kemah cuy?? "Bukannya sebelumnya lo kaga pernah ikut kemah?"
Haechan tersenyum malu, ia menggaruk tengkuknya yang gak gatal, "Soalnya mama over protektif sama gua, gua agak terbebani sih sebenarnya tapi yaudahlah, gua nurut aja, tapi kata dia kalau ada pawangnya, dia bakalan ngijinin."
Renjun memutar lehernya, menatap Haechan dengan tatapan kaget, "Tunggu dulu tunggu, lo kan belum ngenalin gua ke mama lo."
Haechan tersenyum, ia lalu menggenggam erat jemari kekasihnya, "Jadi sekarang mau dikenalin."
"Chan tunggu tunggu Chan, Chan!!!" Teriak Renjun ketika Haechan menarik tangannya.
"Ayo ren!!"
"GUA BELOM SIAP ANJENG!!"
Tapi sia-sia, Haechan mengabaikan teriakan Renjun.
"Jamet ngambek nih yee...." Haechan tertawa sambil mencubit hidung mancung Renjun, Renjun menyatukan alisnya dengan ekspresi kesal.
Omong-omong saat ini keduanya ada didepan pintu rumah Haechan, daritadi Renjun menolak untuk masuk kedalam dengan alasan belum siap.
Gak tau aja mamanya Haechan udah siap mewawancarai si ganteng Huang Renjun.
"Renn maaf dong, kan gua cuma mau ngenalin lu ke mama, gak mau?"
"Bukannya gak mau sayang, tapi belum siap."
Haechan tertawa, ia mengacak rambut Renjun, "Lebih cepat lebih baik, ayo dong katanya pacarnya Haechan, mama gua bukan macan kok."
"Kasih sogokan, gak kasih sogokan gua gak mau."
"Iyaa nanti! Lo boleh minta apa aja, sekarang ayo masuk." Haechan menarik lengan Renjun, dengan senyum masam Renjun mengikuti langkah kaki kekasihnya.
Krekk
"MAMA KAKAK BAWA MANTU!!!!"
Dan wajah Renjun menjadi merah padam.
TBC
PRenhyuck lagi, mau?
Or Hyuckren?
KAMU SEDANG MEMBACA
nge-gas , renhyuck
Romance[ follow dulu baru baca ya ] Bukan Renjun namanya kalau gak ngegas, apalagi soal Haechan ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©albusjr