INT. NEW BORN - Love Hate Relationship.

611 63 2
                                    

Renjun selalu menjadi orang emosional sepanjang hidupnya, terhitung 17 tahun dia belum bisa sepenuhnya mengontrol emosinya, kadang kala itu terlepas, dan dia gemar membanting sesuatu, misalnya asbak, atau barang-barang murah lain. Mengapa? Tentu karena dia masih memahami nilai barang yang dibantingnya, kalau mahal, gak akan dibanting olehnya.

Tapi sekarang dia punya hal lain yang bisa dia banting selain barang, yaitu Lee Haechan, pacarnya. Haechan betulan tipe kekasih yang iseng, ditambah dengan Renjun yang emosional, keduanya adalah kombo yang berbahaya, bahkan orang-orang bertanya-tanya mengapa keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan.

"Perut aku mules yang." Adu Renjun karena dia habis makan martabak basi.

"Mukamu lebih bikin aku mules dah." Balas Haechan yang langsung ditendang kakinya oleh Renjun, si rambut coklat itu malah ketawa cekikikan melihat bagaimana respon kekasihnya, itu lucu, pikirnya.

"Anjing kau."

"Lagian aku kan udah bilang itu basi, masih aja dimakan."

Renjun, masih dengan wajah cemberutnya mengakui kalau dia salah. "Sayang tahu."

"Aku juga sayang kamu." Kata Haechan sambil mengedipkan matanya.

"Aku gak bilang!" Renjun membalas dengan nada tinggi. "Tapi iya, aku juga sayang kamu."

Haechan terkikik melihat respon Renjun, dia cukup senang yang lebih pendek gak lagi gengsi untuk mengungkapkan perasaannya. "Mendingan kamu ke klinik deh."

"Mendingan kamu diem." Renjun berkata dengan tatapan sok tajam, tapi dia kesulitan menahan senyuman kecil yang terbentuk di wajahnya.

“Eh anjing?" Haechan melotot, jawaban Renjun sukses membuat pria itu kesal. "Giliran aku serius jawaban kamu kayak tai."

"Seenggaknya aku bisa mengendalikan emosiku."

Haechan memberikan wajah men-judge, merasa jijik. "Kata orang yang nendang kakiku."

"Kamu pantes ditendang."

"Itu bukti kalau kamu emosional."

"Aku gak." Renjun membantah.

"Jadi pergi ke klinik atau gak? Keburu aku balik bego."

Alis Renjun naik. "Kamu mau nganterin?"

"Gak sih." Haechan menggelengkan kepalanya, sementara Renjun menatapnya dengan wajah datar, tadi sebenarnya dia berharap kalau pergi berdua bersama Haechan.

"Kalau gitu aku gak mau ke klinik."

"Yaudah, itu urusanmu yang sakit kan kamu."

"Kok gitu dah!"

Haechan hanya diam, di duduk di sofa sementara Renjun berdiri, dia tahu Haechan lagi menunggu responnya. Karena tak tahan, remaja itu menyerah dan mengangguk, dia mengulurkan tangannya untuk meminta kunci motor Haechan.

Haechan hanya tersenyum, dia mengeluarkan kunci motor dari sakunya dan menyerahkan pada Renjun. "Nanti aku kembaliin."

"Titip sempol 10 ribu sama es kelapa muda ya." Kata Haechan saat Renjun berjalan menjauh darinya untuk bersiap-siap pergi ke klinik.

"Kepala lu yang gua jadiin es!" Teriak Renjun yang diiringi dengan gelak tawa.

Dua jam kemudian, Renjun kembali dengan kantong kresek berisi es kelapa muda dan sempol sesuai pesanan. Haechan dengan sumringah menerima jajanan yang dia pesan, plus kunci motor.

"Mau gak?" Haechan menyodorkan bungkus berisi sempol geprek favorit Haechan.

"Mau aku komplikasi apa gimana?" Balas Renjun dengan sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

nge-gas  , renhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang